RENCANA KERJA (PROPOSAL) TERAPI MODALITAS PADA
KELOMPOK LANSIA DENGAN
HIPERTENSI
Diajukan
untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners angkatan XV
Stase
Departemen Kep. Gerontik
Disusun Oleh :
Risnawati
S.Kep
NPM
: 4012200021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA
PUTERABANJAR
PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar
Tlp
(0265) 741100 Fax (0265) 744043
web:
www.stikesbp.ac.id
FORMAT RENCANA KERJA (PROPOSAL)
TERAPI MODALITAS PADA KELOMPOK LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN PSIKOGERIATRIK
JUDUL (TOPIK) : Pengaruh Terapi Rendam
Kaki dengan Menggunakan Air Hangat Untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Lanjut Usia
PELAKSANAAN
1.
Hari / tanggal : Rabu, 22 juli
2020
2.
Waktu : 15.00 WIB
3.
Tempat : Rumah Ny. A
SASARAN KLIEN : Ny. A dengan penyakit
hipertensi
I.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh rendam air hangat
pada kaki terhadap Hipertensi pada Lansia.
2. Tujuan Khusus
a)
Diketahui tekanan darah sebelum diberikan rendam air hangat pada kaki
terhadap Hipertensi pada Lansia.
b)
Diketahui tekanan darah sesudah diberikan rendam air hangat pada kaki
terhadap Hipertensi pada Lansia.
c)
Diketahui Pengaruh rendam air hangat pada kaki terhadap Hipertensi pada
Lansia.
II. TINJAUAN TEORI TERAPI MODALITAS
Hipertensi merupakan Silent Killer atau pembunuh
diam-diam karena merupakan penyakit yang tidak menampakkan gejala yang
khas.Gejalanya adalah sakit kepala, sesak napas, jantung berdebar-debar, mudah
lelah,telinga berdenging (tinitus), mimisan, penglihatan kabur yang disebabkan
oleh kerusakan ada otak, mata, jantung dan ginjal (Tilong, 2015).
Hipertensi dapat diobati secara farmakologi dan non farmokologi.
Pengobatan secara farmakologis biasanya menggunakan obat-obatan yang mempunyai
efek samping. Di Indonesia menunjukkan 60% menggunakan obat-obatan, 30% menggunakan
herbal terapy, dan 10% fisikalterapy. Pengobatan secara non farmakologis dapat
dilakukan dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat dan melakukan terapi
dengan rendam kaki menggunakan air hangat yang bisa dilakukan setiap saat. Efek
rendam kaki menggunakan air hangat sama dengan berjalan tanpa menggunakan alas
kaki selama 30 menit (Santoso, 2015). Prinsip kerja dari terapi ini adalah
dengan menggunakan air hangat yang bersuhu 38-40oC selama 20-30 menit secara konduksi
dimana terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan
menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan dapat menurunkan ketegangan otot.
Terapi rendam kaki menggunakan air hangat ini memiliki banyak manfaat, namun pada
beberapa kasus menjadi kontra indikasi, yaitu pada kasus penyakit jantung
dengan kondisinya yang parah, orang yang memiliki tekanan darah rendah, serta penderita
diabetes. Karena kulit pasien diabetes akan mudah rusak walaupun hanya dengan menggunakan
air hangat (Damayan_, 2014). Penelitian yang telah dilakukan pengukuran tekanan
darah dengan menggunakan spygnomanometer . Klasifikasi tekanan darah yang dipilih
yaitu (Sistolik >160 mmHg dan Diastolik >90 mmHg). Responden diberikan
terapi rendam kaki menggunakan air hangat selama 20-25 menit dengan suhu 38-40
Cᵒ sampai batas mata kaki, penelitian ini dilakukan pada jam yang sama selama
tiga hari. Hasil pengukuran tekanan darah didapatkan adanya penurunan
signifikan antara mean tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan rendam kaki
menggunakan air hangat. Dapat disimpulkan bahwa rendam kaki menggunakan air hangat
efektf dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Pada hipertensi biasanya terjadi
peningkatan tekanan darah yang konstan sehingga diperlukan waktu untuk
mengontrolnya dimana salah satu usaha yang sering dilakukan pasien hipertensi dengan
mengkonsumsi obat hipertensi secara terus menerus. Oleh karena itu diberikan
rendam kaki menggunakan air hangat untuk terapi non farmakologis dalam
menurukan tekanan darah, yang mana terapi rendam kaki menggunakan air hangat
ini mudah dilakukan dan dapat diberikan pada berbagai jenis golongan lanjut usia.
Terapi ini tidak memiliki efek samping, dan efektif bila dilakukan secara rutin,
karena prinsip dari terapi ini melancarkan peredaran darah. Pemberian terapi
rendam kaki menggunakan air hangat dapat dimanfaatkan sebagai tindakan
kemandirian untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi disamping
pengobatan farmokologi. Terapi rendam kaki ini dianjurkan untuk pasien
hipertensi atau hipertensi ringan untuk mencegah terjadinya hipertensi berat
yang berakibatkan stroke. Terapi rendam kaki menggunakan air hangat dengan suhu
38-40°C di atas mata kaki yang dilakukan selama 25-30 menit selain dapat
menurunkan tekanan darah, meringankan nyeri sendi, menurunkan ketegangan otot,
melebarkan pembuluh darah, membunuh kuman, menghilangkan bau dan juga dapat meningkatkan
kualitas hidup untuk lansia.
Secara ilmiah terapi rendam kaki air hangat mempunyai
dampak fisiologis bagi tubuh. Pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya
air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, yang kedua adalah faktor pembebanan
di dalam air yang menguntungkan otot-otot ligament yang mempengaruhi sendi
tubuh. Menurut Peni (2008) penderita hipertensi dalam pengobatannya tidak hanya
menggunakan obat-obatan, tetapi bisa menggunakan alternatif non-farmakologis
dengan menggunakan metode yang lebih murah dan mudah yaitu dengan menggunakan
terapi rendam kaki air hangat dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang
dapat memulihkan otot sendi yang kaku serta dapat menurunkan tekanan darah
apabila dilakukan secara memalui kesadaran dan kedisiplinan (Madyastuti, 2011).
Terapi air salah satu cara pengobatan tubuh yang
memanfaatkan air sebagai agen penyembuh. air dimanfaatkan sebagai pemicu untuk
memperbaiki tingkat kekuatan dan ketahanan terhadap penyakit. Pengaruh
sirkulasi tubuh dengan menggunakan terapi air dapat menyembuhkan berbagai
penyakit seperti demam, radang paru-paru, sakit kepala, dan hipertensi. Terapi
air adalah cara yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan
peredaran darah dan memicu pembuangan racun (Wijayanti, 2009). Hidroterapi (hydrotherapy),
yang sebelumnya dikenal sebagai hidropati (hydropathy), adalah metode
pengobatan menggunakan air untuk mengobati atau meringankan kondisi yang
menyakitkan dan merupakan metode terapi dengan pendekatan “lowtech” yang
mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap air. Beberapa keuntungan yang
diperoleh dari terapi air antara lain : untuk mencegah flu/demam, memperbaiki
fertilitas, menyembuhkan kelelahan, meningkatkan fungsi imunitas, meningkatkan
energi tubuh, dan membantu kelancaran sirkulasi darah. Pada abad ke-19, Pastor
Sebastian Kneip, seorang biarawan dari Bavaria, merupakan orang yang
berjasa menghidupkan kembali terapi air. Saat ini, terdapat berbagai metode
yang digunakan dalam hidroterapi seperti mandi air hangat, mengompres,
membilas, menggunakan uap air, sauna, dan sebagainya. Cara kerja hidroterapi
ketika tubuh sedang stres atau Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat pada Penderita Hipertensi di Desa
Kebondalem Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, perubahan kimia terjadi yang
mengakibatkan denyut nadi dan tekanan darah meningkat. Telah diamati bahwa
hidroterapi mampu meringankan kondisi tersebut dengan mengurangi tingkat stres
dan memperbaiki pembengkakan sendi. Hidroterapi mengurangi rasa sakit dengan
merangsang produksi endorphin, yang merupakan zat kimia saraf yang memiliki
sifat analgesik. Terapi ini juga membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan memperlebar
pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan yang mengalami
pembengkakan. Perbaikan sirkulasi darah juga memperlancar sirkulasi getah
bening sehingga membersihkan tubuh dari racun. Oleh karena itu, orang-orang
yang menderita berbagai penyakit seperti rematik, radang sendi, linu panggul,
sakit punggung, insomnia, kelelahan, stress, sirkulasi darah yang buruk
(hipertensi), nyeri otot, kram, kaku, terapi air (hidroterapi) bisa digunakan
untuk meringankan masalah tersebut. Berjenis hidroterapi, metode yang umum
digunakan dalam hidroterapi yaitu mandi rendam, sitzbath, pijat air,
membungkus dengan kain basah, kompres, merendam kaki (Chaiton, 2002). Penelitian ini dilakukandi
Dusun Depok Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta pada bulan Juni 2017.
Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini adalah hidroterapi rendam kaki
menggunakan air hangat selama 15 menit yang di lakukan pada bagian bawah lutut
sampai mata kaki selama 7 hari. Pengukuran tekanan darah diukur dengan
menggunakan sphygmomanometer jenis digital dan lembar catatan hasil
tekanan darah.
III. METODE
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan
adalah quasy experiment degan rancangan desain pre test post test. Populasi
dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami hipertensi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total
sampling, dimana sampel dalam penelitian ini adalah lansia umur >60
tahun yang hipertensi baik laki-laki atau perempuan.
IV. SETTING TEMPAT
Di rumah Ny. A Dusun Cidawung
RT05/10 Desa Margacinta Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran.
V.
MEDIA DAN ALAT
Menurut
Nursalam (2008), instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
pengukuran observasi dilakukan melalui lembar observasi.
1.
Tensimeter merk ABN
2.
Stetoskop
3.
Baskom / ember
4.
2 buah handuk ukuran dewasa
5.
Wadah
VI. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a.
Memilih klien sesuai dengan indikasi
Kriteria
Inklusi dan Ekskulsi
1) Kriteria Inklusi Adalah
kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang
memenuhi syarat sebagai sampel yaitu:
a. Pasien yang terdiagnosa
mengalami Hipertensi.
b. Tekanan darah; Sistol
> 140 mmHg, Diastol > 90 mmHg.
c. Pasien yang tidak
mengkonsumsi obat- obatan anti hipertensi dalam seminggu terakhir
d. Pasien yang berusia 60
tahun ke atas
e. Pasien yang tidak
merokok
f. Bersedia menjadi responden
dan mengikuti prosedur penelitian sampai tahap akhir.
2) Kriteria Eksklusi Adalah
kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak
memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, yaitu:
a. Pasien yang drop out
b. Pasien yang mengkonsumsi
obat hipertensi
c. Pasien hipertensi yang
memiliki komplikasi penyakit
d. Mengundurkan diri
ketika penelitian berlangsung
b.
Membuat kontrak dengan klien
c.
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a.
Memberi salam terapeutik
1.
Salam dari terapis kepada klien
2.
Perkenalkan nama
3.
Menanyakan nama panggilan klien
4.
Menyampaikan tujuan terapi
5.
Membaca tata tertib
6.
Menjelaskan prosedur
b.
Evaluasi / validasi
1.
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi
2.
Menanyakan masalah yang dirasakan
3.
Memberikan tugas rencana tindak lanjut
4.
Membuat kontrak untuk kegiatan yang akan datang
c.
Kontrak
1.
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu agarlansia tidak
jenuh.
2.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus
minta izin pada terapis
3.
Lama kegiatan
4.
Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Kerja
1.
Menjaga privasi klien
2.
Berikan klien posisi duduk
3.
Mengukur tekanan darah klien 10 menit sebelum dilakukan
rendam kaki menggunakan sphygmomanometer, stetoskop dan catat dalam lembar
observasi
4.
Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air panas
samapi setengah penuh
5.
Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci
kaki dahulu
6.
Celupkan dan rendam kaki sampai betis(10 menit)
7.
Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun
maka tambahkan air panas
8.
Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu
9.
Setelah selesai (10 menit), angkat kaki dan keringkan
dengan handuk
10.
Rapihkan alat
4. Terminasi
a.
Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah
melakukan terapi rendam kaki dengan air hangat
b.
Rencana tindak lanjut
Menganjurkan klien untuk memperaktekan terapi rendam kaki dengan air hangat
secara mandiri
c.
Kontak yang akan datang
VII.
EVALUASI DAN DOKUMENTASI
a.
Evaluasi
1.
Respon klien
2.
Pelaksanaan terapi dengan benar
3.
Tekanan darah menurun
b.
Dokumentasi
1.
Waktu pelaksanaan
Rabu
, 22 juli 2020 pukul 15.00 WIB
2.
Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang
dilakukan dan dievaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Sukiyat,
dkk. 2010. Journals Of Ners Community. Pengaruh terapi rendam kaki air hangat
terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diakses tanggal 22
JULI 2020. www.Searchdocument. com/Pdf/9/5/seledripdf.html
Santoso, Agung D.
(2015). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Lansia Penderita Hipertensi. Pon_anak: Universitas Tanjung Pura.
Umah k,
Madyas__lina R, Chris_na P.L. (2012) Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Surabaya:
Universitas Gresik.
Damayan_ D,
Aniroh U, Priyanto. (2014). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat pada Penderita Hipertensi.
Semarang:
S_kes Nhudi Waluyo Lalage, Zerlina. (2015). Hidup Sehat Dengan Terapi Air.Yogyakarta:
Abata Press.
SOP TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT
1.
Menjaga privasi klien
2.
Berikan klien posisi duduk
3.
Mengukur tekanan darah klien 10 menit sebelum dilakukan
rendam kaki menggunakan sphygmomanometer, stetoskop dan catat dalam lembar
observasi
4.
Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air panas
samapi setengah penuh
5.
Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci
kaki dahulu
6.
Celupkan dan rendam kaki sampai betis(10 menit)
7.
Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun
maka tambahkan air panas
8.
Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu
9.
Setelah selesai (10 menit), angkat kaki dan keringkan
dengan handuk
10.
Rapihkan alat
HASIL DOKUMENTASI :
Klien tampak kooperatif dalam mengikuti prosedur
pemberian terapi rendam kaki dengan air hangat, klien mengatkan merasa rileks
dan nyaman setelah diberikan terapi.
EVALUASI
Menanyakan perasaan klien setelah melakukan terapi rendam
kaki dengan air hangat.
DOKUMENTASI KEGIATAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar