Sabtu, 25 Juli 2020

RENCANA KERJA (PROPOSAL) TERAPI MODALITAS PADA KELOMPOK LANSIA DENGAN HIPERTENSI

RENCANA KERJA (PROPOSAL) TERAPI MODALITAS PADA KELOMPOK LANSIA DENGAN HIPERTENSI

 

Diajukan untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners angkatan XV

Stase Departemen Kep. Gerontik

 

 

 

 

Disusun Oleh :

Risnawati S.Kep

NPM : 4012200021

 

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERABANJAR

PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15

TAHUN AKADEMIK 2019-2020

 

Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar

Tlp (0265) 741100 Fax (0265) 744043

web: www.stikesbp.ac.id

 

 

FORMAT RENCANA KERJA (PROPOSAL) TERAPI MODALITAS PADA KELOMPOK LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN PSIKOGERIATRIK

 

JUDUL (TOPIK) : Pengaruh Terapi Rendam Kaki dengan Menggunakan Air Hangat Untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Lanjut Usia

PELAKSANAAN

1.         Hari / tanggal       : Rabu, 22 juli 2020

2.         Waktu                  : 15.00 WIB

3.         Tempat                 : Rumah Ny. A

SASARAN KLIEN         : Ny. A dengan penyakit hipertensi

 

I.       TUJUAN

1.  Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh rendam air hangat pada kaki terhadap Hipertensi pada Lansia.

2.  Tujuan Khusus

a)      Diketahui tekanan darah sebelum diberikan rendam air hangat pada kaki terhadap Hipertensi pada Lansia.

b)      Diketahui tekanan darah sesudah diberikan rendam air hangat pada kaki terhadap Hipertensi pada Lansia.

c)      Diketahui Pengaruh rendam air hangat pada kaki terhadap Hipertensi pada Lansia.

 

II.    TINJAUAN TEORI TERAPI MODALITAS

Hipertensi merupakan Silent Killer atau pembunuh diam-diam karena merupakan penyakit yang tidak menampakkan gejala yang khas.Gejalanya adalah sakit kepala, sesak napas, jantung berdebar-debar, mudah lelah,telinga berdenging (tinitus), mimisan, penglihatan kabur yang disebabkan oleh kerusakan ada otak, mata, jantung dan ginjal (Tilong, 2015).

Hipertensi dapat diobati secara farmakologi dan non farmokologi. Pengobatan secara farmakologis biasanya menggunakan obat-obatan yang mempunyai efek samping. Di Indonesia menunjukkan 60% menggunakan obat-obatan, 30% menggunakan herbal terapy, dan 10% fisikalterapy. Pengobatan secara non farmakologis dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat dan melakukan terapi dengan rendam kaki menggunakan air hangat yang bisa dilakukan setiap saat. Efek rendam kaki menggunakan air hangat sama dengan berjalan tanpa menggunakan alas kaki selama 30 menit (Santoso, 2015). Prinsip kerja dari terapi ini adalah dengan menggunakan air hangat yang bersuhu 38-40oC selama 20-30 menit secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan dapat menurunkan ketegangan otot. Terapi rendam kaki menggunakan air hangat ini memiliki banyak manfaat, namun pada beberapa kasus menjadi kontra indikasi, yaitu pada kasus penyakit jantung dengan kondisinya yang parah, orang yang memiliki tekanan darah rendah, serta penderita diabetes. Karena kulit pasien diabetes akan mudah rusak walaupun hanya dengan menggunakan air hangat (Damayan_, 2014). Penelitian yang telah dilakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan spygnomanometer . Klasifikasi tekanan darah yang dipilih yaitu (Sistolik >160 mmHg dan Diastolik >90 mmHg). Responden diberikan terapi rendam kaki menggunakan air hangat selama 20-25 menit dengan suhu 38-40 Cáµ’ sampai batas mata kaki, penelitian ini dilakukan pada jam yang sama selama tiga hari. Hasil pengukuran tekanan darah didapatkan adanya penurunan signifikan antara mean tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan rendam kaki menggunakan air hangat. Dapat disimpulkan bahwa rendam kaki menggunakan air hangat efektf dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Pada hipertensi biasanya terjadi peningkatan tekanan darah yang konstan sehingga diperlukan waktu untuk mengontrolnya dimana salah satu usaha yang sering dilakukan pasien hipertensi dengan mengkonsumsi obat hipertensi secara terus menerus. Oleh karena itu diberikan rendam kaki menggunakan air hangat untuk terapi non farmakologis dalam menurukan tekanan darah, yang mana terapi rendam kaki menggunakan air hangat ini mudah dilakukan dan dapat diberikan pada berbagai jenis golongan lanjut usia. Terapi ini tidak memiliki efek samping, dan efektif bila dilakukan secara rutin, karena prinsip dari terapi ini melancarkan peredaran darah. Pemberian terapi rendam kaki menggunakan air hangat dapat dimanfaatkan sebagai tindakan kemandirian untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi disamping pengobatan farmokologi. Terapi rendam kaki ini dianjurkan untuk pasien hipertensi atau hipertensi ringan untuk mencegah terjadinya hipertensi berat yang berakibatkan stroke. Terapi rendam kaki menggunakan air hangat dengan suhu 38-40°C di atas mata kaki yang dilakukan selama 25-30 menit selain dapat menurunkan tekanan darah, meringankan nyeri sendi, menurunkan ketegangan otot, melebarkan pembuluh darah, membunuh kuman, menghilangkan bau dan juga dapat meningkatkan kualitas hidup untuk lansia.

Secara ilmiah terapi rendam kaki air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh. Pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar, yang kedua adalah faktor pembebanan di dalam air yang menguntungkan otot-otot ligament yang mempengaruhi sendi tubuh. Menurut Peni (2008) penderita hipertensi dalam pengobatannya tidak hanya menggunakan obat-obatan, tetapi bisa menggunakan alternatif non-farmakologis dengan menggunakan metode yang lebih murah dan mudah yaitu dengan menggunakan terapi rendam kaki air hangat dapat digunakan sebagai salah satu terapi yang dapat memulihkan otot sendi yang kaku serta dapat menurunkan tekanan darah apabila dilakukan secara memalui kesadaran dan kedisiplinan (Madyastuti, 2011).

Terapi air salah satu cara pengobatan tubuh yang memanfaatkan air sebagai agen penyembuh. air dimanfaatkan sebagai pemicu untuk memperbaiki tingkat kekuatan dan ketahanan terhadap penyakit. Pengaruh sirkulasi tubuh dengan menggunakan terapi air dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti demam, radang paru-paru, sakit kepala, dan hipertensi. Terapi air adalah cara yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan peredaran darah dan memicu pembuangan racun (Wijayanti, 2009). Hidroterapi (hydrotherapy), yang sebelumnya dikenal sebagai hidropati (hydropathy), adalah metode pengobatan menggunakan air untuk mengobati atau meringankan kondisi yang menyakitkan dan merupakan metode terapi dengan pendekatan “lowtech” yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap air. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terapi air antara lain : untuk mencegah flu/demam, memperbaiki fertilitas, menyembuhkan kelelahan, meningkatkan fungsi imunitas, meningkatkan energi tubuh, dan membantu kelancaran sirkulasi darah. Pada abad ke-19, Pastor Sebastian Kneip, seorang biarawan dari Bavaria, merupakan orang yang berjasa menghidupkan kembali terapi air. Saat ini, terdapat berbagai metode yang digunakan dalam hidroterapi seperti mandi air hangat, mengompres, membilas, menggunakan uap air, sauna, dan sebagainya. Cara kerja hidroterapi ketika tubuh sedang stres atau Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat pada Penderita Hipertensi di Desa Kebondalem Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, perubahan kimia terjadi yang mengakibatkan denyut nadi dan tekanan darah meningkat. Telah diamati bahwa hidroterapi mampu meringankan kondisi tersebut dengan mengurangi tingkat stres dan memperbaiki pembengkakan sendi. Hidroterapi mengurangi rasa sakit dengan merangsang produksi endorphin, yang merupakan zat kimia saraf yang memiliki sifat analgesik. Terapi ini juga membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan memperlebar pembuluh darah sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan yang mengalami pembengkakan. Perbaikan sirkulasi darah juga memperlancar sirkulasi getah bening sehingga membersihkan tubuh dari racun. Oleh karena itu, orang-orang yang menderita berbagai penyakit seperti rematik, radang sendi, linu panggul, sakit punggung, insomnia, kelelahan, stress, sirkulasi darah yang buruk (hipertensi), nyeri otot, kram, kaku, terapi air (hidroterapi) bisa digunakan untuk meringankan masalah tersebut. Berjenis hidroterapi, metode yang umum digunakan dalam hidroterapi yaitu mandi rendam, sitzbath, pijat air, membungkus dengan kain basah, kompres, merendam kaki (Chaiton, 2002). Penelitian ini dilakukandi Dusun Depok Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta pada bulan Juni 2017. Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini adalah hidroterapi rendam kaki menggunakan air hangat selama 15 menit yang di lakukan pada bagian bawah lutut sampai mata kaki selama 7 hari. Pengukuran tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer jenis digital dan lembar catatan hasil tekanan darah.

 

III. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan adalah quasy experiment degan rancangan desain pre test post test. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami hipertensi.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling, dimana sampel dalam penelitian ini adalah lansia umur >60 tahun yang hipertensi baik laki-laki atau perempuan.

 

 

IV. SETTING TEMPAT

Di rumah Ny. A Dusun Cidawung RT05/10 Desa Margacinta Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran.

V.    MEDIA DAN ALAT

Menurut Nursalam (2008), instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pengukuran observasi dilakukan melalui lembar observasi.

1.      Tensimeter merk ABN

2.      Stetoskop

3.      Baskom / ember

4.      2 buah handuk ukuran dewasa

5.      Wadah

 

VI. LANGKAH KEGIATAN

1.  Persiapan

a.      Memilih klien sesuai dengan indikasi

Kriteria Inklusi dan Ekskulsi

1)      Kriteria Inklusi Adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu:

a.       Pasien yang terdiagnosa mengalami Hipertensi.

b.      Tekanan darah; Sistol > 140 mmHg, Diastol > 90 mmHg.

c.       Pasien yang tidak mengkonsumsi obat- obatan anti hipertensi dalam seminggu terakhir

d.      Pasien yang berusia 60 tahun ke atas

e.       Pasien yang tidak merokok

f.       Bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedur penelitian sampai tahap akhir.

2)      Kriteria Eksklusi Adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, yaitu:

a.       Pasien yang drop out

b.      Pasien yang mengkonsumsi obat hipertensi

c.       Pasien hipertensi yang memiliki komplikasi penyakit

d.      Mengundurkan diri ketika penelitian berlangsung

b.     Membuat kontrak dengan klien

c.      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

 

2.  Orientasi

a.      Memberi salam terapeutik

1.      Salam dari terapis kepada klien

2.      Perkenalkan nama

3.      Menanyakan nama panggilan klien

4.      Menyampaikan tujuan terapi

5.      Membaca tata tertib

6.      Menjelaskan prosedur

b.     Evaluasi / validasi

1.      Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi

2.      Menanyakan masalah yang dirasakan

3.      Memberikan tugas rencana tindak lanjut

4.      Membuat kontrak untuk kegiatan yang akan datang

c.      Kontrak

1.      Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu agarlansia tidak jenuh.

2.      Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin pada terapis

3.      Lama kegiatan

4.      Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3.  Kerja

1.      Menjaga privasi klien

2.      Berikan klien posisi duduk

3.      Mengukur tekanan darah klien 10 menit sebelum dilakukan rendam kaki menggunakan sphygmomanometer, stetoskop dan catat dalam lembar observasi

4.      Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air panas samapi setengah penuh

5.      Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci kaki dahulu

6.      Celupkan dan rendam kaki sampai betis(10 menit)

7.      Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun maka tambahkan air panas

8.      Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu

9.      Setelah selesai (10 menit), angkat kaki dan keringkan dengan handuk

10.  Rapihkan alat

4.  Terminasi

a.      Evaluasi

Menanyakan  perasaan klien setelah melakukan terapi rendam kaki dengan air hangat

b.     Rencana tindak lanjut

Menganjurkan klien untuk memperaktekan terapi rendam kaki dengan air hangat secara mandiri

c.      Kontak yang akan datang

VII.   EVALUASI DAN DOKUMENTASI

a.       Evaluasi

1.      Respon klien

2.      Pelaksanaan terapi dengan benar

3.      Tekanan darah menurun

b.      Dokumentasi

1.      Waktu pelaksanaan

Rabu , 22 juli 2020 pukul 15.00 WIB

2.      Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan dan dievaluasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Sukiyat, dkk. 2010. Journals Of Ners Community. Pengaruh terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Diakses tanggal 22 JULI 2020. www.Searchdocument. com/Pdf/9/5/seledripdf.html

Santoso, Agung D. (2015). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi. Pon_anak: Universitas Tanjung Pura.

Umah k, Madyas__lina R, Chris_na P.L. (2012) Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Surabaya: Universitas Gresik.

Damayan_ D, Aniroh U, Priyanto. (2014). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat pada Penderita Hipertensi.

Semarang: S_kes Nhudi Waluyo Lalage, Zerlina. (2015). Hidup Sehat Dengan Terapi Air.Yogyakarta: Abata Press.

 

 

 

 

 

 

 

SOP TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT

1.      Menjaga privasi klien

2.      Berikan klien posisi duduk

3.      Mengukur tekanan darah klien 10 menit sebelum dilakukan rendam kaki menggunakan sphygmomanometer, stetoskop dan catat dalam lembar observasi

4.      Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air panas samapi setengah penuh

5.      Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci kaki dahulu

6.      Celupkan dan rendam kaki sampai betis(10 menit)

7.      Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun maka tambahkan air panas

8.      Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu

9.      Setelah selesai (10 menit), angkat kaki dan keringkan dengan handuk

10.  Rapihkan alat

HASIL DOKUMENTASI :

Klien tampak kooperatif dalam mengikuti prosedur pemberian terapi rendam kaki dengan air hangat, klien mengatkan merasa rileks dan nyaman setelah diberikan terapi.

EVALUASI

Menanyakan perasaan klien setelah melakukan terapi rendam kaki dengan air hangat.

 

DOKUMENTASI KEGIATAN

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN PENDAHULUAN SYOK

  LAPORAN PENDAHULUAN SYOK       Diajukan untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners angkatan XV DepartemenGawatDarurat&Kri...