LAPORAN PENDAHULUAN
PERUBAHAN GERONTIK DENGAN GANGGUAN BIOLOGIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Departemen Keperawatan Komunitas
Keluarga dan Gerontik
Program Profesi Ners A.XV
![Description: logo STIKes.jpg](file:///C:\Users\acer\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Disusun Oleh :
RISNAWATI, S.Kep
NIM : 4012200021
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BINA PUTERABANJAR
PROGRAM STUDI NERS
ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK
2019-2020
Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar
Tlp (0265)
741100 Fax (0265) 744043
web:
www.stikesbp.ac.id
1.
Pengertian
Lansia
Lansia
adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses
kehidupanyang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada
tahap ini individumengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah
dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagiandari proses penuaan normal,
seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan diwajah, berkurangnya
ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakanacaman bagi
integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus berhadapan
dengankehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan
dengan orang-orang yangdicintai. Semua hal tersebut menuntut kemampuan
beradaptasi yang cukup besar untuk dapatmenyikapi secara bijak (Soejono, 2000).
Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,
sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tuaadalah fase
akhir dari rentang kehidupan.
Pengertian
lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yangdi
mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,
ketikamanusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak.Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasukiselanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi
manusia yang normal, siapa orangnya, tentutelah siap menerima keadaan baru
dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diridengan kondisi
lingkunganya (Darmojo, 2004).
Sedangkan
menurut World Health Organization (WHO)
pengertian lansia digolongkan menjadi 4 yaitu :
1. Usia
pertengahan (middle age) 45-59 tahun
2. Lanjut
usia (elderly) 60-74 tahun
3. Lanjut
usia tua (old) 75-90 tahun
4. Lansia
sangat tua (very old) diatas 90 tahun
2.
Ciri-ciri
Lansia
a. Usia
lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada
lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemundurandapat
berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting
dalamkemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila
memiliki motivasi yangrendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka
kemunduran itu akan lama terjadi.
b. Orang
lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki
status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang
tidakmenyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelekterhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu
seperti: lansia lebih senangmempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan
pendapat orang lain.
c.
Menua membutuhkan
perubahan peran
Perubahan peran
tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segalahal.
Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
d. Penyesuaian
yang buruk pada lansia
Perlakuan yang
buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep
diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk karena
perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
3.
Teori
Proses Menua
Proses menua
bersifat individual:
1. Tahap proses
menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.
2. Setiap lanjut
usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.
3. Tidak ada
satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.
1. Teori
Biologis
1) Teori
genetic clock
Teori ini
merupakan teori intrinsic yang menjelaskan bahwa di dalam tubuh terdapat jam
biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan
bahwa menua itu telah terprogram secara genetic untuk spesies tertentu. Setiap
spesies di dalam inti selnya memiliki suatu jam genetik/jam biologis sendiri
dan setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah diputar
menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis ini berhenti berputar, ia
akan mati.
2) Teori
mutasi somatic
Menurut teori
ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatic akibat pengaruh lingkungan
yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA atauRNA dan dalam
proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini terjadi terus menerussehingga
akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi kanker
atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai
contoh yang khas adalahmutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuan
fungsional sel (Suhana, 1994;Constantinides, 1994).
3) Teori
Nongenetik
Teori penurunan
sistem imun tubuh (auto-immune theory ). Mutasi yang berulangdapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya
sendiri.Jika mutasi yang merusak membran sel, akan menyebabkan sistem imun
tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari peningkatan
penyakit auto-imun pada lanjut usia (Goldstein, 1989). Dalam proses metabolisme
tubuh diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai
contoh tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan sejak itu
terjadi kelainan auto-imun.
4) Teori
kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)
Teori radikal
bebas dapatterbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh karena adanya proses
metabolisme atau prosespernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas merupakan
suatu atom atau molekul yang tidakstabil karena mempunyai electron yang tidak
berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atomatau molekul lain yang
menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan dalam tubuh. Tidakstabilnya
radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan
organik,misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini menyebabkan sel
tidak dapat beregenerasi(Halliwel, 1994).
Radikal bebas
dianggap sebagai penyebab penting terjadinya kerusakan fungsisel. Radikal bebas
yang terdapat di lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok,
zat pengawet makanan, radiasi, sinar ultraviolet yang mengakibatkan
terjadinya perubahan pigmendan kolagen pada proses menua.Teori menua akibat
metabolisme. Telah dibuktikan dalam berbagai percobaan hewan,bahwa pengurangan
asupan kalori ternyata bisa menghambat pertumbuhan dan memperpanjangumur,
sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan kegemukan dapat
memperpendekumur (Bahri dan Alem, 1989; Boedhi Darmojo, 1999).
5) Teori
rantai silang (cross link theory )
Teori ini
menjelaskan bahwa menua disebabkanoleh lemak, protein, karbohidrat, dan asam
nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimiadan radiasi, mengubah fungsi
jaringan yang menyebabkan perubahan pada membrane plasma,yang mengakibatkan
terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi padaproses
menua.
2. Teori
Fisiologis
Teori ini
merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik. Terdiri atas teorioksidasi stress,
dan teori dipakai-aus (wear and tear theory). Di sini terjadi kelebihan usaha
danstress menyebabkan sel tubuh lelah dipakai (regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankankestabilan lingkungan eksternal).
4.
Perubahan
Biologis Pada Lansia
Banyak
kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung rambut
sampaiujung kaki mengalami perubahan dengan makin bertambahnya umur. Menurut
Nugroho (2000) perubahan fisik yang terjadi pada lansia adalah sebagai
berikut:
a. Sel
1.
Jumlah sel menurun/menjadi sedikit.
2.
Ukuran sel lebih besar.
3.
Berkurangnya cairan tubuh dan cairan intra seluler.
4.
Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati.
5.
Jumlah sel otak menurun.
6.
Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
7.
Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
8.
Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar.
b. Sistem
Respirasi
1. Otot
pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan kekuatan, dan menjadi
kaku.
2. Aktivitas
silia menurun.
3. Paru
kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat,
kapasitaspernafasan maksimum menurun dengan kedalaman bernafas menurun.
4. Ukuran
alveoli melebar (membesar secara progresif) dan jumlah berkurang.
5. Berkurangnya
elastisitas bronkus.
6. Oksigen
pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
7. Karbondioksida
pada arteri tidak berganti. Pertukaran gas terganggu.
8. Refleks
dan kemampuan untuk batuk berkurang.
9. Sensitivitas
terhadap hipoksia dan hiperkarbia menurun.
10. Sering
terjadi emfisema senilis.
11. Kemampuan
pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan menurun seiring pertambahanusia.
3. Sistem
Kardiovaskuler
1. Katup
jantung menebal dan menjadi kaku.
2. Elastisitas
dinding aorta menurun
3. Kemampuan
jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Halini
menyebabkan kontraksi dan volume menurun (frekuensi denyut jantung maksimal=
200umur)
4. Curah
jantung menurun.
5. Kehilangan
sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah, efektivitas pembuluh darah perifer
untukoksigenasi berkurang, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke
berdiri) bisa menyebabkantekanan darah menurun menjadi 65mmHg (mengakibatkan
pusing mendadak).
6. Kinerja
jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan.
7. Tekanan
darah meninggi akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer,
sistolnormal ±170 mmHg, diastol normal ± 95 mmHg.
d. Sistem Persarafan
1. Respon
menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun.
2. Berat
otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang setiap harinya).
3. Mengecilnya
saraf panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan
danpendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap
suhu, ketahanantubuh terhadap dingin rendah.
4. Kurang
sensitif terhadap sentuhan.
5.
Defisit memori.
e. Sistem Pencernaan
1. Kehilangan
gigi, penyebab utama periodontal disease yang biasa terjadi setelah
umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi dan gizi yang buruk.
2. Indra
pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis, atrofi indra
pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saraf pengecap di lidah, terutama rasa
manis dan asin, hilangnya sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam,
dan pahit.
3. Esofagus
melebar.
Rasa lapar
menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun, motilitas dan
waktupengosongan lambung menurun.
4. Peristaltik
lemah dan biasanya timbul konstipasi.
5. Fungsi
absorbsi melemah (daya absorbsi terganggu, terutama karbohidrat).
6. Hati
semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, aliran darah berkurang
f. Sistem
Genitourinaria
1. Ginjal
merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah
yangmasuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang
disebut nefron (tepatnya digromerulus). Mengecilnya nefron akibat atrofi,
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%sehingga fungsi tubulus berkurang.
Akibatnya, kemampuan mengonsentrasi urine menurun, beratjenis urine menurun,
proteinuria (biasanya +1), BUN (blood urea nitrogen) meningkat sampai 21mg%,
nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. Keseimbangan elektrolit dan asam
lebihmudah terganggu bila dibandingkan dengan usia muda. Renal plasma flow
(RPF) dan glomerularfiltration rate (GFR) atau klirens kreatinin menurun
secara linier sejak usia 30 tahun. Jumlahdarah yang difiltrasi oleh ginjal
berkurang.
2. Vesika
urinaria. Otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkanfrekuensi buang air kecil meningkat. Pada pria lanjut usia, vesika
urinaria sulit dikosongkansehingga mengakibatkan retensi urine meningkat.
3. Pembesaran
prostat. Kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.
g. Sistem
Muskuloskeletal
1. Tulang
kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh.
2. Gangguan
tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi.
3. Kekuatan
dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebrata, pergelangan, dan paha. Insidenosteoporosis
dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut.
4. Kartilago
yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak dan aus.
5. Kifosis.
6. Gerakan
pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
7. Gangguan
gaya berjalan.
8. Kekakuan
jaringan penghubung.
9. Diskus
intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).
10. Persensian
membesar dan menjadi kaku.
11. Tendon
mengerut dan mengalami sklerosis.
12. Atrofi
serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi lamban, otot kram
dan menjadi tremor (perubahan pada otot cukup rumit dan sulit dipahami)
13. Komposisi
otot berubah sepanjang waktu (myofibril digantikan oleh lemak, kolagen dan
jaringan perut)
14. Aliran
darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.
15. Otot
polos tidak begitu berpengaruh.
h. Sistem
Penglihatan
1. Sfingter
pupil timbul sklerosis dan respons terhadap sinar menghilang.
2. Kornea
lebih berbentuk sferis (bola).
3. Lensa
lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan
penglihatan.
4. Meningkatnya
ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,
susahmelihat dalam gelap.
5. Penurunan/hilangnya
daya akomodasi, dengan manifestasi presbiopia, seseorang sulit melihatdekat
yang dipengaruhi berkurangnya elastisitas lensa.
6. Lapang
pandang menurun: luas pandangan berkurang.
7. Daya
membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau pada skala.
i. Sistem Pendengaran
1. Gangguan
pendengaran. Hilangnya daya pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadapbunyi suara atau nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
mengerti kata-kata, 50% terjadipada usia di atas umur 65 tahun.
2. Membran
timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
3. Terjadi
pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
4. Fungsi
pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan/stress.
5. Tinitus
(bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah, bisa terus
menerusatau intermitten).
6. Vertigo
(perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau berputar).
7. Sistem
pengaturan suhu tubuh, pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja
sebagai suatu thermostat yaitu menetapkansuatu suhu tertentu. Kemunduran
terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya yangsering ditemukan antara
lain:
a) Temperature
tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis ±35°C ini akibat metabolisme yang
menurun.
b) Pada
kondisi ini lanjut usia akan merasa kedinginan dan dapat pula menggigil, pucat
dan gelisah
c) Keterbatasan
reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
penurunan aktivitas otot.
j. Sistem
Reproduksi
Wanita
1. Vagina
mengalami kontraktur dan mengecil.
2. Ovarium
menciut, uterus mengalami atrofi.
3. Atrofi
payudara.
4. Atrofi
vulva.
5. Selaput
lender vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang, sifatnya menjadialkali
dan terjadi perubahan warna.
Pria
1. Testis
masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada penurunan secara
berangsurangsur.
2. Dorongan
seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun, asal kondisi kesehatannya baik.
k. Sistem
Endokrin
Kelenjar endokrin
adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksi hormon.Hormon
pertumbuhan berperan sangat penting dalam pertumbuhan, pematangan,
pemeliharaan,dan metabolisme organ tubuh. Yang termasuk hormon kelamin adalah:
1. Estrogen,
progesterone, dan testosterone yang memelihara alat reproduksi dan gairah
seks.Hormon ini mengalami penurunan.
2. Kelenjar
pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting dalam pengaturan gula
darah).
3. Kelenjar
adrenal/anak ginjal yang memproduksi adrenalin. Kelenjar yang berkaitan
denganhormon pria/wanita. Salah satu kelenjar endokrin dalam tubuh yang
mengatur agar arus darah keorgan tertentu berjalan dengan baik, dengan jalan
mengatur vasokontriksi pembuluh darah.Kegiatan kelenjar adrenal ini berkurang
pada lanjut usia.
4. Produksi
hampir semua hormon menurun.
5. Fungsi
paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
6. Hipofisis
: pertumbuhan hormone ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah
; berkurangnya produksi ACTH, TSH, FSH dan LH.
7. Aktivitas
tiroid, BMR (basal metabolic rate)
dan daya pertukaran zat menurun
8. Produksi
aldosterone menurun.
9. Sekresi
hormone kelamin, misalnya progesterone, estrogen dan testosterone menurun.
l. Sistem
Integumen
1. Kulit
menjadi keriput dan mengkerut akibat kehilangan jaringan lemak.
2. Permukaan
kulit cenderung kusam, kasar, dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi
sertaperubahan ukuran dan bentuk sel epidermis).
3. Timbul
bercak pigmentasi akibat proses melanogenesis yang tidak merata pada permukaan
kulitsehingga tampak berbintik-bintik atau noda cokelat.
4. Terjadi
perubahan pada daerah sekitar mata, tumbuhnya kerut-kerut halus di ujung mata
akibatlapisan kulit menipis.
5. Respons
terhadap trauma menurun.
6. Mekanisme
proteksi kulit menurun: produksi serum menurun, produksi vitamin D
menurun,pigmentasi kulit terganggu.
7. Kulit
kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu.
8. Rambut
dalam hidung dan telinga menebal.
9. Berkurangnya
elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi.
10. Pertumbuhan
kuku lebih lambat
11. Kuku
jari menjadi keras dan rapuh.
12. Kuku
menjadi pudar, kurang bercahaya.
13. Kuku
kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
14. Jumlah
dan fungsi kelenjar keringat berkurang.
5. Penyakit-Penyakit Pada Lansia
1. Sistem Pernapasan
a. Emfisema
Emfisema dapat
didefinisikan sebagai suatu perubahan struktur paru-paru dalam bentuk pelebaran
saluran napas di ujung akhir bronkus disertai dengan kerusakan dinding
alveolus.penyakit ini termasuk dalam penyakit paru obstruktif kronik yang
menimbulkan kesulitan pengeluaran udara pernapasan. Penyakit ini bersifat progresif
dan biasanya diawali dengan sesak napas. Gejala emfisema dapat berupa batuk
yang disertai dahak berwarna putih atau mucoid dan jika terdapat infeksi,
sputum tersebut menjadi purulen. Badan terlihat lelah, nafsu makan berkurang
dan berat badan pasien menurun.
b. Asma
Asma adalah
penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan yang menyebabkanhiperresponsivitas
jalan napas. Penyakit asma ditandai dengan 3 hal, antara lain
penyempitansaluran napas, pembengkakan, dan sekresi lendir yang berlebih di
saluran napas. Secara umumgejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak, dan
suara napas yang berbunyi wheezing , yang biasanya timbul secara
episodic pada pagi hari menjelang waktu subuh karena pengaruhkeseimbangan
hormone kortisol yang kadarnya rendah saat pagi hari dan berbagai faktor
lainnya.
c. Pneumonia
Pneumonia
merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia. Penyakit
inimenduduki peringkat keempat penyebab kematian dan infeksi paru dan sering
merupakan penyakit terminal yang dialami lansia. Pneumonia pada lansia
dapat bersifat akut atau kronis.Gejala pneumonia bermacam-macam bergantung pada
kondisi tubuh dan jenis kuman penyebabinfeksi. Beberapa tanda dan gejala
pneumonia meliputi demam, batuk, napas pendek,berkeringat, menggigil, dada terasa
berat dan nyeri saat bernapas (pleuritis), nyeri kepala, nyeriotot dan lesu.
Pada lansia, gejala dan tanda-tanda ini lebih ringan, bahkan suhu tubuh dapat
lebihrendah dari nilai normal.
d. Bronkitis
Bronkitis
merupakan peradangan membran mukosa yang melapisi bronkus dan/atau
bronkiolus,yaitu jalan napas dari trakea ke paru-paru. Bronkitis dapat dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu akutdan kronis. Bronkitis akut ditandai dengan batuk
dengan atau tanpa sputum, terdiri atas mucusyang diproduksi di saluran napas. Sedangkan
bronkitis kronis merupakan satu dari penyakit paruobstruktif kronis dengan
batuk produktif yang berlangsung sampai 3 bulan atau lebih setiaptahunnya
selama 2 tahun.
2.
Sistem Kardiovaskuler
a. Hipertensi
Hipertensi
merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara
lambat atau mendadak (akut). Hipertensi menetap (tekanan darah yang tinggi yang
tidak menurun) merupakan faktor risiko terjadinya stroke, penyakit jantung
koroner, gagal jantung, gagal ginjal, dan aneurisma. Meskipun peningkatan
tekanan darah relative kecil, hal tersebut dapat menurunkan angka harapan
hidup. Biasanya penyakit ini tidak memperlihatkan gejala meskipun beberapa
pasien melaporkan nyeri kepala, lesu, pusing, pandangan kabur, muka yang terasa
panas atau telinga mendenging.
b. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Serangan jantung
biasanya terjadi jika bekuan darah menutup aliran darah di arteri
coronaria,yaitu pembuluh darah yang menyalurkan makanan ke otot jantung.
Penghentian suplai darah ke jantung akan merusak atau mematikan sebagian
jaringan otot jantung. Gejala yang sering munculpada serangan jantung dapat
berupa rasa tertekan, rasa penuh atau nyeri yang menusuk di dadadan berlangsung
selama beberapa menit. Nyeri tersebut juga dapat menjalar dari dada ke
bahu,lengan, punggung dan bahkan dapat juga ke gigi dan rahang. Episode ini
dapat semakin seringdan semakin lama. Kadang-kadang, gejala yang timbul berupa
sesak napas, berkeringat (dingin),rasa cemas, pusing, atau mual sampai muntah.
Pada perempuan, gejala-gejala tersebut dirasakurang menonjol. Namun, gejala
tambahan dapat timbul, berupa nyeri perut seperti terbakar,kulit dingin,
pusing, rasa ringan di kepala, dan terkadang disertai rasa lesu yang luar biasa
tanpasebab yang jelas.
c. Gagal Jantung
Gagal jantung
sering terjadi pada umur 65 tahun atau lebih, dan insiden meningkat pada
lansiayang berumur lebih dari 70 tahun. Keadaan ini merupakan ketidakmampuan
jantung memompadarah sesuai kebutuhan fisiologis. Angka rawat inap gagal
jantung pada pasien lansia semakinbertambah dalam 20 tahun terakhir. Gagal
jantung pada usia tua biasanya disebabkan hipertensiarterial yang memengaruhi
pemompaan darah yang akhirnya menyebabkan gagal jantung atauterjadi akibat PJK.
Hipertensi dan PJK juga mengganggu curah jantung. Kelainan katupmenyebabkan
gangguan ejeksi, pengisisan dan preload kronis yang diakhiri dengan gagal
jantung.
3.
Sistem Persarafan
a. Penyakit Alzheimer
Penyakit ini
merupakan bagian dari demensia. 50-60% demensia ditimbulkan penyakit Alzheimer.
Istilah demensia digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis dengan gejala
penurunan daya ingat dan kemunduran fungsi intelektual lainnya. Pasien
mengalami kemunduran fungsi intelektual yang bersifat menetap, yakni adanya
gangguan pada sedikitnya 3 dari 5 komponen fungsi neurologis, yang mencakup
fungsi berbahasa, mengingat, melihat, emosi dan memahami.
b. Stroke
Stroke terjadi
bila aliran darah ke otak mendadak terganggu atau jika pembuluh darah di
otak pecah sehingga darah mengalir keluar ke jaringan otak disekitarnya.
Sel-sel otak akan mati jikatidak mendapatkan oksigen dan makanan atau akan mati
akibat perdarahan yang menekan jaringan otak sekitar. Stroke dapat dibagi
atas 2 kategori besar, yaitu stroke iskemik dan strokehemoragik. Yang pertama
terjadi akibat penyumbatan aliran darah sedangkan yang kedua
karena pecahnya pembuluh darah. Delapan puluh persen kasus stroke
disebabkan oleh iskemia dansisanya akibat perdarahan.
c. Penyakit Parkinson
Penyakit
Parkinson merupakan suatu penyakit saraf dengan gejala utama berupa
tremor,kekakuan otot, dan postur tubuh yang tidak stabil. Penyakit ini terjadi
akibat sel saraf (neuron)yang mengatur gerakan mengalami kematian. Ciri
penyakit Parkinson merupakan kelompokgejala yang tergabung dalam kelainan
gerakan. Empat gejala utama Parkinson adalah tremor ataugemetar di tangan,
lengan, rahang, atau kepala; kekakuan di otot atau ekstremitas;
bradikinesia,atau perlambatan gerakan; postur tubuh yang tidak stabil atau
gangguan keseimbangan. Gejalabiasanya timbul secara perlahan dan semakin lama
semakin parah. Pada taraf gejala maksimal, pasien tidak dapat berjalan,
berbicara, atau bahkan melakukan suatu pekerjaan yang sederhana.Penyakit ini
bersifat menahun, progresif, tidak menular, dan tidak diturunkan.
4. Sistem Pencernaan
a. Inkontinensia Alvi
Keadaan ketika
seseorang kehilangan kontrolnya dalam mengeluarkan tinja, yaitu
pasienmengeluarkan tinja tidak pada waktunya, tidak dapat menahannya atau
terjadi kebocoran produkekskresi tersebut. Mereka dengan keluhan ini dalam
pergaulan merasa tersisihkan dan rendah diri
yang akhirnya
dapat menimbulkan gangguan jiwa.
b. Diare
Keadaan ketika
seseorang mengalami peningkatan frekuensi BAB lebih dari 3 kali dalam sehari
dengan konsistensi feses yang cair, terkadang terdapat ampas dan lender. Hal
ini terjadi karena fungsi fisiologis sistem pencernaan lansia yang sudah mulai
menurun dan juga disebabkan oleh bakteri dan faktor psikologis.
5. Sistem
Perkemihan
a. Gagal
ginjal akut
Terjadi
penurunan mendadak fungsi ginjal dalam membuang cairan dan ampas darah ke
luartubuh. Jika ginjal tidak mampu menyaring darah, cairan dan ampas tersebut
akan menumpukdalam tubuh. Keadaan ini dapat pulih kembali dan jika kondisi
pasien cukup baik fungsi ginjaldapat kembali normal dalam beberapa minggu,
misalnya akibat penyakit kronis seperti PJK,stroke, infeksi berat ataupun
penyakit penyerta lainnya. Tanda dan gejalanya dapat berupapenurunan jumlah
pengeluaran urine meskipun sesekali pengeluaran masih dapat terjadi, retensiair
yang dapat menimbulkan edema tungkai, mengantuk, sesak napas, lesu, bingung,
kejang ataukoma pada kasus berat, dan nyeri dada akibat perikarditis. Biasanya
pasien tidak memperhatikantanda/gejala awal ini tetapi lebih terfokus pada
keluhan penyakit penyerta.
b. Gagal
Ginjal Kronis
Terjadi
penurunan fungsi ginjal yang lambat dengan tanda/gejala yang minimal. Banyak
pasienyang tidak menyadari timbulnya keadaan tersebut sampai fungsi ginjal
hanya tinggal 25%.Penyebabnya adalah diabetes dan hipertensi. Beberapa tanda
dan gejala yang mungkin dapatdiketahui adalah hipertensi, penurunan berat badan
tanpa sebab yang jelas, anemia, mual danmuntah, lesu dan gelisah, kelelahan,
nyeri kepala tanpa sebab yang jelas, penurunan daya ingat,kedutan dan kram
otot, BAB berdarah, kulit kekuningan, dan rasa gatal.
c. BPH
(Benign Prostat Hiperplasia/Hipertropi)
BPH adalah
pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasia beberapa
atausemua komponen prostat, meliputi antara lain: jaringan kelenjar dan
jaringan fibromuskular yangmenyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika.
Gejala klinik terjadi oleh karena 2 hal, yaitu penyempitan uretra yang menyebabkan
kesulitan berkemih dan retensi air kemih dalamkandung kemih yang menyebabkan
dilatasi kandung kemih, hipertrofi kandung kemih dancystitis. Gejala klinik
dapat berupa frekuensi berkemih bertambah, berkemih pada malam hari,
kesulitan dalam
hal memulai dan menghentikan berkemih, air kemih masih tetap menetes setelah selesai
berkemih, rasa nyeri pada waktu berkemih.
d. Inkontinensia
Urine
Terjadinya
pengeluaran urine secara spontan pada sembarang waktu di luar kehendak. Keadaan
ini umum dijumpai pada lansia. Dari segi medis, inkontinensia mempermudah
timbulnya ulkus decubitus, infeksi saluran kemih sepsis, gagal ginjal dan
peningkatan angka kematian.
6. Sistem
Muskuloskeletal
a. Osteoarthritis
Pada penyakit
ini, rasa kaku biasanya timbul pada pagi hari setelah tidur, dan sendi terasa
nyeri jika digerakkan, tetapi dapat menghilang beberapa saat setelah
digerak-gerakan. Rasa nyeri dankaku dapat timbul secara bergantian selama
beberapa bulan atau tahun. Peradangan ini paling bersifat asimetris.
Osteoartritis terjadi akibat ausnya sendi, yang merusak tulang rawan
padalapisan terluar sendi karena penggunaan sendi yang berulang-ulang. Tulang
yang berdekatanakan saling bergeser sehingga menimbulkan rasa nyeri. Penyakit
ini biasanya mengenai daerahlutut dan punggung.
b. Artritis
rheumatoid (arthritis simetris)
Pada penyakit
ini, kaku pada pagi hari tidak mereda setelah 1 atau 2 jam. Kadang-kadang
kakumerupakan tanda awal penyakit ini. Peradangan sendi lain dapat berupa nyeri
dan keletihan yangsemakin berat. Pembengkakan sendi pada beberapa bagian tubuh
seperti tangan, kaki, siku,pergelangan kanan-kiri yang terpapar secara simetris
juga dimasukkan dalam criteria arthritisrheumatoid.
c. Ankylosing
spondylitis
Penyakit ini
paling sering mengenai tulang belakang atau bagian lain, seperti bahu, tangan,
dankaki, biasanya secara asimetris.
d. Psoriatic
arthritis
Hingga 30%
pengidap psoriasis juga akan mengalami psoriatic arthritis. Kelainan ini
biasanyabersifat asimetris, tetapi juga dapat timbul secara simetris,
menyerupai arthritis rheumatoid.
e. Pirai
( gout )
Jenis arthritis
ini menimbulkan nyeri yang cukup hebat dengan terjadinya penumpukan asam uratdi
sendi-sendi. Keadaan ini biasanya pertama kali mengenai ibu jari kaki sampai
berwarnakemerahan dan bengkak, tetapi juga dapat mengenai sendi lainnya. Rasa
nyeri tersebut dapatcepat berkembang.
f. Artritis
pada lupus
Artritis dapat
terjadi pada lupus eritematosus, yaitu penyakit peradangan kronis jaringan ikat
yang terjadi karena sistem imunitas tubuh menyerang jaringan atau organ pasien
sendiri,. Inflamasi erlihat pada berbagai sistem tubuh yang berbeda, mencakup
sendi, kulit, ginjal, sel, darah, jantung dan paru.
g. Peradangan
Sendi
Keparahan
penyakit ini dinilai berdasarkan derajat ketidakmampuan pergerakan yang ditimbulkannya.
Bagi seseorang dengan fisik yang aktif, gangguan arthritis ringan sudahdianggap
sebagai suatu bencana.
h. Osteoporosis
Keadaan ini
merupakan kondisi tulang yang keropos, rapuh, atau mudah patah. Penyebabnya adalah
perubahan kadar hormon, kekurangan kalsium dan vitamin D, dan/atau
kurangnyaaktivitas fisik. Osteoporosis merupakan penyebab utama fraktur orang
dewasa terutama padakaum perempuan.
7. Sistem Penglihatan
a. Katarak
Katarak
merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa mata. Katarak yang
tidakmendapatkan penanganan dapat menyebabkan glaucoma fakomorfik. Lensa mata
yang menuapada katarak dengan zonula siliaris yang lemah dapat tergeser ke depan
atau ke belakangsehingga persepsi cahaya yang memasuki mata menjadi terganggu
dan mengaburkan penglihatanseseorang. Katarak pada lansia ditandai dengan
kekeruhan lensa mata, pembengkakan lensa yang berakhir dengan pengerutan
dan kehilangan sifat transparansinya. Pada keadaan lain katarakakibat usia
lanjut ini, kapsul lensa akan mencair membentuk cairan kental putih
yangmenimbulkan peradangan hebat jika kapsul lensa mengalami rupture dan cairan
tersebut keluar,yang disebut katarak Morgagni.
8. Sistem Pendengaran
a. Presbiakusis
Presbiakusis
merupakan istilah kedokteran untuk gangguan pendengaran pada lansia. Keadaan ini
biasanya terjadi pada usia 55 tahun atau lebih. Penyebab gangguan pendengaran
lainnya padaorang berusia tua antara lain karena infeksi atau kerusakan di
telinga dalam. Kemunduranpendengaran ini muncul bertahap dalam beberapa tahun,
yang mungkin tidak disadari padaawalnya. Gangguan tersebut baru diketahui
ketika pasien mengalami kesulitan mendengar suara orang menelepon atau
mengikuti pembicaraan pada kumpulan orang ramai. Teman atau anggota keluarga
dapat terkejut karena pasien menyetel televise terlalu keras atau meminta
pengulangan pertanyaan berkali-kali. Gangguan pendengaran ini dapat menimbulkan
keterasingan dan ketidakmampuan mendengar tanda bahaya.
9. Sistem
Endokrin
a. Diabetes
Seseorang
disebut mengidap diabetes jika terdapat kenaikan kadar gula darah yang
menetap.Penyakit ini terjadi pada segala umur, walaupun umumnya lebih sering
dijumpai pada lansiasebagai suatu penyakit kronis, yaitu sekitar 18% pada
kelompok individu berumur 65 tahun dan25% di atas 85 tahun. Umumnya terdapat 5
tanda gejala awal, yaitu peningkatan frekuensiberkemih, rasa haus, bertambahnya
nafsu makan, infeksi atau luka yang sukar sembuh, dan lesu.Kadang-kadang gejala
terawal berupa penglihatan yang kabur.
10. Sistem Reproduksi
a. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi
berarti kegagalan terjadinya dan ketidakmampuan mempertahankan ereksi pada50%
usaha penetrasi pada persetubuhan. Disfungsi ereksi dapat terjadi dari waktu ke
waktu pada berbagai tingkat umur setelah dewasa. Walaupun insiden
disfungsi ereksi meningkat seiring pertambahan usia, prevalensinya
mencapai sekitar 52% pada umur antara 40-70 tahun danmeningkat pada orang yang
lebih tua, yaitu hampir mencapai 95% pada pria berumur >70 tahun,terutama
dengan penyakit penyerta seperti diabetes. Disfungsi ereksi dapat timbul
akibatgangguan vascular, neurogenik, endokrin, kelainan struktur penis, efek
samping obat, dan stresspsikologis.
DAFTAR
PUSTAKA
Nugroho, Wahjudi. 2010. Keperawatan
Gerontik & Geriatrik, Ed. 3 . Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar