Kamis, 08 Oktober 2020

LAPORANPENDAHULUAN MENEJEMENKEPERAWATANTENTANGMETODE PENUGASAN ASUHAN KEPERAWATAN

 

LAPORANPENDAHULUAN

MENEJEMENKEPERAWATANTENTANGMETODE PENUGASAN

ASUHAN KEPERAWATAN

 

DiajukanUntukMemenuhiSalahSatuTugas

DepartemenMenejemenKeperawatan

ProgramProfesiNersA.XV

 

 

 

 

 

DisusunOleh:

Risnawati, S.Kep

NIM:4012200021

 

 

 

SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANBINAPUTERABANJAR

PROGRAMSTUDINERSANGKATANKE-15

TAHUNAKADEMIK2019-2020

 

 

 

 

 

Jl.MayjenLiliKusumah-SumandingWetanNo.33KotaBanjar

Tlp(0265)741100Fax(0265)744043

web:www.stikesbp.ac.id

 

1.      Metode pemberian asuhan keperawatan

Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan pemberian asuhan keperawatan secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien. Setiap metoda memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.

Terdapat 3 pola yang sering digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan, yaitu penugasan fungsional, penugasan tim , penugasan primer.

1.      Penugasan Metode  Fungsional:

Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dinama fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap perawat pelaksana, misalnya seorang perawat ditugaskan khusus untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk mengganti verband, penyuntikan, observasi tanda-tanda vital, dan sebagainya. Tindakan ini didistribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat pelaksana. Oleh karena itu kepala Ruangan terlebih dahulu mengidentifikasi tingkat kesulitan tindakan tersebut, selanjutnya ditetapkan perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang dimaksudkan. Setiap perawat pelaksana bertanggung jawab langsung kepada kepala Ruangan. Tidak ada perawat pelaksana yang bertanggung jawab penuh untuk asuhan keperawatan pada seorang pasien.

 

Keuntungan:

1)      Menyelesaikan banyak pekerjaaan dalam waktu singkat.

2)      Tepat metoda ini bila ruang rawat memiliki keterbatasan/kurang tenaga keperawatan professional.

3)      Perawat lebih terampil, karena orientasi pada tindakan langsung dan selalu berulang-ulang dikerjakan.     

 

Kerugian:

1)      Memilah-milah asuhan keperawatan oleh masing-masing perawat.

2)      Menurunkan tanggung gugat dan tanggung jawab.

3)      Hubungan perawat-pasien sulit terbentuk.

4)      Pelayanan tidak professional.

5)      Pekerjaan monoton, kurang tantangan.

 

2.      Penugasan Metode Tim:

Adalah suatu bentuk sistem/metoda penugasan pemberian asuhan keperawatan, dimana Kepala Ruangan membagi perawat pelaksana dalam beberapa kelompok atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat professional/berpengalaman. Metoda ini digunaklan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan kemampuannya.

Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim. Tujuan metoda penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan yang berpusat kepada pasien. Ketua Tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana keperawatan pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat.

Oleh karena kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim seringkali melakukan pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim) guna membahas kejadian-kejadian yang dihadapi dalam pemberian asuhan keperawatan.

 

Keuntungan:

1)      Melibatkan semua anggota tim dalam asuhan keperawatan pasien.

2)      Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapaty dipertanggung jawabkan.

3)      Membutuhkan biaya lebih sedikit/murah, dibanding sistem penugasan lain.

4)      Pelayanan yang diperoleh pasien adalah bentuk pelayanan professional.

 

Kerugian :

1.      Dapat menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan.

2.      Sulit untuk menentukan kapan dapat diadakan pertemuan/konferensi, karena anggotanya terbagi-bagi dalam shift.

3.      Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas, dibandingkan dengan anggota tim.

 

 

 

3. Penugasan Metode  Primer

Keperawatan primer adalah suatu metoda pemberian asuhan keperawatan dimana perawat perofesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan , implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.

Keperawatan primer ini akan menciptakan kesepakatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien.

Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien di bawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat asosiet yang akan mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dalam timdakan keperawatan.

Keuntungan:

1)      Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan tanggung gugat meningkat.

2)      Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan.

3)      Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.

4)      Terciptanya kolaborasi yang baik.

5)      Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan.

6)      Metoda ini mendukung pelayanan professional.

7)      Penguasaan pasien oleh seorang perawat primer.

 

Kerugian:

1)      Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harus perawat professional.

2)      Biaya yang diperlukan banyak.

 

 

 

4. Penugasan Metode Modular

Metodeiniadalahsuatuvariasidanmetodekeperawatanprimer.Metodekeperawatanmodularmemilikikesamaanbaikdenganmetodekeperawatantimaupunmetodekeperawatanprimer(Gillies,1994).Metodeinisamadenganmetodekeperawatantimkarenabaikperawatprofessionalmaupunnonprofessionalbekerjasamadalammemberikanasuhankeperawatandibawahkepemimpinanseorangperawatprofessional.Disampingini,dikatakanmemilikikesamaandenganmetodekeperawatanprimerkarenaduaatautigaorangperawatbertanggungjawabatassekelompokkecilpasiensejakmasukdalamperawatanhinggapulang,bahkansampaidenganwaktufollowupcare.

Dalammemberikanasuhankeperawatandenganmenggunakanmetodekeperawatanmodular,satutimyangterdiridariduahinggatigaperawatmemilikitanggungjawabpenuhpadasekelompokpasienberkisar8sampai12orang(Magargal,1987).Halinitentusajadengansuatupersyaratanperalatanyangdibutuhkandalamperawatancukupmemadai.

Sekalipundalammemberikanasuhankeperawatandenganmenggunakanmetodeinidilakukanolehduahinggatigaperawat,tanggungjawabpalingbesartetapadapadaperawatprofessional.Perawatprofessionalmemilikikewajibanuntukmemimbingdanmelatihnonprofessional.Apabilaperawatprofessionalsebagaiketuatimdalamkeperawatanmodularinitidakmasuk,tugasdantanggungjawabdapatdigantikanolehperawatprofessionallainnyayangberperansebagaiketuatim.

Peranperawatkepalaruangan(nurseunitmanager)diarahkandalamhalmembuatjadwaldinasdenganmempertimbangkankecocokananggotadalambekerjasama,danberperansebagaifasilitator,pembimbingsecaramotivator

 

5. Penugasan Metode kasus

1. Definisi metode kasus

Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatanuntuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di ruang isolasi dan ICU.

Metode kasus merupakan metode yang berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu.Rasio pasien perawat adalah1:1. Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.

Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien untuk satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti: isolasi, intesive care.

 

Keuntungan metode kasus

a. Perawat lebih memahami kasus per kasus

b. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih muda

 

Kelemahan metode kasus

a. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab

b. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama

c. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh

d. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah pasien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan (Nursalam, 2012).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

https://www.academia.edu/9399239/Metode_Proses_Keperawatan_Profesional_MPKP_. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2020 jam 10.30 wib.

fdokumen.com_lp-manajemen.docx.Diaksespadatanggal08Oktober2020jam09.20wib.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN PENDAHULUAN SYOK

  LAPORAN PENDAHULUAN SYOK       Diajukan untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners angkatan XV DepartemenGawatDarurat&Kri...