LAPORAN PENDAHULUAN
RONDE KEPERAWATAN
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Departemen
Keperawatan Manajemen
Program
Profesi Ners A.XV
Disusun
Oleh :
Risnawati,
S.Kep
NIM :
4012200021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERABANJAR
PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar
Tlp (0265) 741100 Fax (0265) 744043
web: www.stikesbp.ac.id
A. Pengertian Ronde Keperawatan
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari
ronde keperawatan. Chambliss (1996), ronde keperawatan adalah pertemuan antara
staff yang usai kerja melaporkan pada staf yang mulai kerja tentang kondisi
pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan dan mengapa dilakukan
yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara
sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani masalah medis.
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat
disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan /atau perawat
konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011).
Didalam ronde keperawatan terjadi proses
interaksi antara perawat dengan perawat, perawat dengan pasien. Kozier et
al. (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua
atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan
pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi
antara pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses
pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head
nursdengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang
penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk
mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan
pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan
oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana,
serta melibatkan seluruh anggota tim.
B. Karakteristik
ronde keperawatan
Ronde keperawatan mempunyai beberapa
karakteristik sebagai berikut ini:
1.
Klien dilibatkan secara langsung
2.
Klien merupakan fokus kegiatan
3.
Perawat aosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4.
Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5.
Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengatasi masalah.
C. Tujuan
Ronde Keperawatan
Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan
terbagi menjadi 2 yaitu: tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien. Tujuan
ronde keperawatan bagi perawat menurut Armola et al. (2010) adalah:
1.
Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
2.
Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3.
Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus
4.
Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian
keterampilan klinis
5.
Membangun kerjasama dan rasa hormat
6.
Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam
profesi keperawatan
Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat
juga berguna bagi pasien. Hal ini dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai
tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien, yaitu:
1.
Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2.
Untuk mengamati pekerjaan staff
3.
Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan kepada
dokter mengenai, missal: luka,drainasi, perdarahan, dsb.
4.
Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5.
Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6.
Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7.
Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada pasien
8.
Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb
9.
Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik
10.
Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan
D. Manfaat
Ronde Keperawatan
Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde
keperawatan oleh perawat, diantaranya:
1.
Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat.
Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu
mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al.
(2008) denga adanya ronede keperawatan akan menguji pengetahuan perawat.
Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan pengetahuan keperawatan saja,
tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et
al. (2008) peninkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan
keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan
berkembang secara profisonal.
2.
Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang
telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde
keperawatan, evaluasi kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau
keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan
oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter
penilaian atau teknik intervensi.
3.
Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan mahasiswa perawat.
Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk
menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al,
2008). Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat
pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2011)
4.
Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu mengorientasikan perawat
baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak mengetahui mengenai
pasien yang dirawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah,
ronde keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement,
2011).
5.
Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009)
ronde keperwatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan
ronde keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde
keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.
E. Tipe-tipe
Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal
dalam studi kepustakaan. Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005)
ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse management
rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.
1.
Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal
rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan,
kebersihan dan kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam
memberikan pelayanan pada pasien.
2.
Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde
ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi
pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan
serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini
tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat danhead nurse.
3.
Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde
disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah
sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua
kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan
tempat tidur untuk pasien tidur.
4.
Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan
antara teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi
proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau
mahasiswa perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat
langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Daniel (2004) walking round yang
terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds atau interdisciplinary
rounds. Nursing roundsadalah ronde yang dilakukan antara
perawat dengan perawat.Physician-nurse adalah ronde pada pasien
yang dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary
rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga
kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.
F. Langkah-langkah Ronde
Keperawatan
Ramani (2003) menjelaskan rahapan ronde keperawatan
adalah (1) Pre-rounds: Preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientasion (orientasi)
(2) Rounds:Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan), instruction(pengajaran), summarizing (kesimpulan)
(3) Post-Rounds : debriefing (Tanya jawab),feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde
keperawatan yaitu:
1. Before
rounds meliputi: (1) persiapan, terdiri dari membuat tujuan kegiatan
ronde keperawatan dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan
ronde keperawatan (2) orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan
: demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku
professional (3) orientasi pasien.
2. During
rounds meliputi : (1) menetapkan lingkungan: membuat lingkungan yang
nyaman serta dorong untuk mengajukan pertanyaan (2) menghormati: perawat:
hormati mereka sebagai pemberi layanan pada pasien dan pasien : perlakukan
sebagai manusia, bukan hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap
bagaimana penyakit mempengaruhi kehidupan pasien (3) libatkan semua perawat,
bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta didik dan mendorong semua untuk
berpartisipasi (4) libatkan pasien: dorong pasien untuk berkontribusi mengenai
masalah penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan tentang
masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien, dsb.
3. After
rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.
Menurut Nursalam (2009)
langkah – langkah ronde keperawatan dibagi menjadi:
1. Pra Ronde
a. Menentukan
kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka)
b. Menentukan
tim ronde
c. Mencari
sumber atau literatur
d. Membuat
proposal
e. Mempersiapkan
pasien: informed consent dan pengkajian
f. Diskusi:
Apa diagnosis keperawatan? Data apa yang mendukung? Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan? Dan hambatan apa yang ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan
Ronde
a. Penjelasan
tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan
rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta
memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi
antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian
justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang
masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca
Ronde
a. Evaluasi,
revisi, dan perbaikan
b. Kesimpulan
dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan selanjutnya.
G. Hal Yang
Dipersiapkan Dalam Ronde Keperawatan
Supaya ronde keperawatan yang dilakukan
berhasil, maka bisa dilakukan persiapan sebagai berikut:
1.
Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka).
2.
Menentukan tim ronde keperawatan.
3.
Mencari sumber atau literatur.
4.
Membuat proposal.
5.
Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
6.
Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?; Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?
H. Komponen
Terlibat Dalam Ronde Keperawatan
Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde
keperawatan ini adalah perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan,
perawat associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
lainnya.
1.
Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
a.
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b.
Menjelaskan masalah keperawata utama.
c.
Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d.
Menjelaskan tindakan selanjutnya.
e.
Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2.
Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
a.
Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya
sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan
antara lain :
1)
Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
2)
Menjelaskan masalah keperawatan utama
3)
Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4)
Menjelaskan tindakan selanjtunya
5)
Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b.
Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
1)
Memberikan justifikasi
2)
Memberikan reinforcement
3)
Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional
4)
Mengarahkan dan koreksi
5)
Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam
kegiatan ronde keperawatan ini untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan.
Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan
ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
·
Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan
·
Pasien dengan kasus baru atau langka.
Daftar Pustaka
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan:
Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Sitorus R. & Yulia. 2005. Model praktek
Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit Panduan Implementasi. Jakarta: EGC
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek
Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit. Jakarta:EGC
Nursalam Dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan
Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
http://Www.Scribd.Com/Doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN
Sitorus Ratna, Yulia, 2010, Model Praktek
Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi,. EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2010, Model Praktek
Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,. EGC, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar