LAPORAN
PENDAHULUAN
ANALISIS SWOT
Diajukan
untuk memenuhi tugas stase Manajemen Keperawatan
![](https://www.blogger.com/img/transparent.gif)
Oleh:
Risnawati, S.Kep
NPM : 4012200021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA
PUTERA
BANJAR
PROGRAM PROFESI NERS
2020
Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar
Tlp (0265) 741100 Fax (0265) 744043
web: www.stikesbp.ac.id
A. Pengertian
Rencana strategis mempersiapkan arah rencana jangka panjang yang
berkembang atas dasar 3 landasan, yaitu:
1.
Kepentingan
sosio-ekonomik organisasi
2. Nilai-nilai dan filosofi dari manajer puncak
3. Penilaian mengenai kekuatan maupun kelemahan dalam
lingkungan internal dan eksternal organisasi. Disinilah letaknya analisis SWOT
SWOT singkatan dari Strength, Weakness, Opportunity dan Threats; atau
Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman. Analisis SWOT berupaya menentukan
metoda untuk memanfaatkan secara maksimal semua kekuatan yang ada serta
peluang-peluang yang terbuka, sekaligus meminimalkan semua kelemahan dan ancaman
yang dihadapi.Analisis SWOT dilandasi oleh suatu logika bahwa keberhasilan
suatu usaha/organisasi ditentukan oleh kondisi internal dan eksternal
usaha/organisasi yang bersangkutan.Analisis SWOT (SWOT Analysis) merupakan
metode perencanaan strategis yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
faktor-faktor Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang
(Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang mungkin dihadapi dalam mencapai
tujuan kegiatan usaha dalam skala yang lebih luas. Untuk keperluan tersebut
diperlukan kajian mengenai aspek-aspek lingkungan usaha , baik yang berasal
dari lingkungan internal maupun lingkungan eskternal yang mempengaruhi strategi
“pengelola usaha” untuk mencapai tujuan usahanya.Analisis SWOT merupakan bagian
dari proses perencanaan / pengembangan usaha. Dalam proses perencanaan /
pengembangan usahanya, dibutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan
gambaran ke depan yang mempengaruhi proses pencapaian tujuan usaha
tersebut.Dengan analisis SWOT dapat diketahui karakteristik dari kekuatan
utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan kelemahan
tambahan, berdasarkan analisis lingkungan-usaha internal dan eksternal.Potensi
suatu “usaha” untuk dapat berkembang dipengaruhi oleh : bagaimana “usaha” dapat
memanfaatkan pengaruh luar sebagai kekuatan tambahan, dan pengaruh lokal dari
dalam yang dapat lebih dimaksimalkan.
B. SWOT
1. Strengths (faktor kekuatan)
Kekuatan internal
organisasi menyangkut situasi dan kondisi, yaitu potensi yang dimiliki,
seperti:
a. Cita-cita,
kebijakan
b. Tugas
pokok, fungsi dan sasaran
c. Filosofi
dan tata nilai
d. Jumlah
personel, keterampilan dan pengalaman
e. Tingkat
kesetiakawanan personel
f. Teknologi
yang dimiliki
2. Weaknesses (faktor kelemahan)
Berbagai kondisi internal yang melemahkan atau kurang kondusifnya upaya
mengejar visi/misi organisasi, seperti:
a. Buruknya birokrasi organisasi
b. Lemahnya disiplin pegawai
c. Adanya jabatan rangkap
d. Rendahnya kesejahteraan pegawai
e. Lemahnya etos kerja
f. Lemahnya infrastruktur
3. Opportunities (faktor peluang)
Merupakan faktor eksternal
yaitu tersedia pada lingkungan yang harus dimanfaatkan oleh organisasi, seperti
a. Ketersediaan
sumber tenaga kerja
b. Kesadaran
dan ketaatan masyarakat terhadap hokum
c. Kesadaran
politik masyarakat
d. Jaminan
keamanan
Peluang dapat dikatagorikan dalam tiga tingkatan :
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil
dan peluang pencapaiannya juga kecil
b. Moderate : jika memiliki daya tarik dan manfaat yang
besar namun peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang
tinggi serta peluang tercapainya juga besar.
4. Threats (faktor ancaman)
Ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat kecenderungan
perkembangan (persaingan) dan tidak dapat dihindari.Ancaman juga dapat dilihat dari
tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya (probability
of occurence).Ancaman dapat dikatagorikan :
1. Ancaman utama (major threats), adalah ancaman
yang kemungkinan terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,
diperlukan beberapa contingency planning yang harus dilakukan institusi untuk
mengantisipasi.
2. Ancaman tidak-utama (minor threats), adalah
ancaman yang dampaknya kecil dan kemungkinan terjadinya kecil
3. Ancaman moderat, berupa kombinasi tingkat keparahan yang
tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya
Matriks
SWOT
|
S (Strength) Tentukan
faktor2 kekuatan internal |
W (Weakness) Tentukan
faktor2 kelemahan internal |
O (Opportunity) Tentukan
faktor2 peluang eksternal |
Strategi SO: Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang |
Strategi WO: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang |
T (Threat) Tentukan
faktor2 ancaman eksternal |
Strategi ST: Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman |
Strategi WT: Ciptakan strategi yang meminimalkan kelamahan dan
menghindari ancaman |
Analisis
SWOT
sd internal peningkatan kerja sd eksternal |
kekuatan (strengths) 1. 2. |
kelemahan (weaknesses) 1. 2. |
peluang (opportunities) 1. 2. |
strategi so: mengandung
berbagai alternatif strategi yg bersifat memanfaatkan peluang dgn mendaya
gunakan keluaran/ kelebihan yg diminta perusahaan |
strategi wo: bersifat memanfaatkan peluang eksternal untuk mengatasi kelemahan
perusahaan |
tantangan (threats) 1. 2. |
strategi st: katagori alternatif strategi yg memanfaatkan atau mendayagunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman |
strategi wt: katagori alternatif strategi sbg solusi dari assessment atas
kelemahan perusahaan dan ancaman yg dihadapi atau usaha menghindari ancaman
utk mengatasi kelemahan perusahaan |
C. Langkah-langkah
SWOT
Dalam penyusunan SWOT terdapat empat langkah utama :
1. Mengidentifikasi strategi yang telah ada sebelumnya.
Strategi ini mungkin tidak disusun berdasarkan kebutuhan “usaha” menghadapi
gejala perubahan lingkungan eskternal yang ada, melainkan merupakan strategi
“warisan” yang telah ada sejak lama.
2. Mengidentifikasi perubahan-perubahan lingkungan yang
dihadapi oleh “usaha” dan masih mungkin terjadi di masa mendatang.
3. Membuat cross tabulation antara strategi yang ada
saat ini dengan perubahan lingkungan-usaha yang ada.
4. Menentukan katagorisasi kekuatan dan kelemahan
berdasarkan penilaian apakah strategi yang saat ini ada masih sesuai dengan
perubahan lingkungan-bisnis di masa mendatang : Jika masih sesuai strategi
tersebut menjadi kekuatan/peluang; kalau sudah tidak sesuai , maka strategi itu
merupakan kelemahan.
D. Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi suatu
aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Dalam strategi yang baik terdapat
koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung
yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien
dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara
efektif.Strategi dibedakan dengan “taktik”. Lazimnya “taktik” memiliki ruang lingkup yang
lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun seringkali orang
mencampur-adukkan ke dua kata tersebut.
Ada empat tingkatan Strategi
1. Enterprise Strategy. Strategi ini berkaitan dengan
respons masyarakat. Dalam strategi
enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh
interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi
itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha
untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
2. Strategi Korporat. Strategi ini berkaitan dengan
misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang
yang digeluti oleh suatu organisasi.
3. Strategi Bisnis. Strategi pada tingkat ini
menjabarkan bagaimana merebut pasar di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan
organisasi di hati para penguasa, para donor dan sebagainya. Semua itu
dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang
sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
4. Strategi Fungsional.
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya
strategi lain. Strategi fungsional dibagi menjadi 3 :
a. Strategi
fungtional ekonomi, yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan
organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang
berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
b. Strategi fungtional manajemen, mencakup
fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating,
controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making,
representing, dan integrating.
c. Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah
mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun
situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah.
Jenis-jenis
strategi :
1. Strategi Integrasi. Integrasi ke depan, integrasi ke
belakang, integrasi horizontal, semuanya disebut sebagai integrasi vertikal.
Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para
distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
2. Strategi Intensif. Penetrasi pasar, dan pengembangan
produk kadang disebut sebagai strategi intensif karena semuanya memerlukan
usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada
hendak ditingkatkan.
3. Strategi Diversifikasi. Ada tiga jenis strategi
diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan konglomerat.
Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya disebut
diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait
untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal. Menambah
produk atau jasa baru yang tidak seperti di atas, disebut diversifikasi
konglomerat.
4. Strategi Defensif. Organisasi juga dapat menjalankan
strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi Biaya,
terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan
biaya dan aset untuk meningkatkan kinerja yang sedang menurun. Divestasi adalah
menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan
untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau
investasi strategis lebih lanjut.
Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah
perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut.Likuidasi merupakan
pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional
sulit dilakukan.Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus
menderita kerugian dalam jumlah besar.
5.
Strategi Umum
Michael Porter. Menurut Porter, ada tiga
landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan
kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan
ketiganya strategi umum.
E. menentukan
strategi berdasarkan analisis SWOT
Setelah hasil analisis SWOT dilakukan yang menghasilkan faktor-faktor internal (Kekuatan / Strengths
dan Kelamahan / Weaknesses ) dan eksternal ( Peluang / Opportunities
dan Ancaman / Threats ), hasil tersebut digunakan untuk menentukan
strategi-strategi, yaitu:
1. Startegi SO dengan mengembangkan suatu strategi
dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang
ada.
2. Strategi WO yaitu mengembangkan suatu strategi dalam
memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada.
3. Strategi ST yaitu dengan mengembangkan suatu
strategi dalam memanfaatkana kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T)
4. Strategi WT yaitu dengan mengembangkan suatu
strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).
faktor-faktor internal faktor-faktor eksternal |
(S) (
Strengths/ Kekuatan. |
(W) Weaknesses / Kelemahan |
(O) Opportunities/ Peluang |
Strategi SO: mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk
mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada. |
Strategi WO: mengembangkan suatu strategi dalam
memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada. |
(T) Threats/Ancaman |
Strategi ST: mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkana kekuatan (S) untuk
menghindari ancaman (T). |
Strategi SO: mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi
kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T). |
F. Metode Survei untuk Analisis SWOT
Untuk mendapatkan
informasi dari berbagai narasumber melalui analisis SWOT di atas digunakan
metode survey dengan frame sample pihak-pihak (stakeholders) yang bias
memberikan penilaian aspek internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja
suatu institusi atau lembaga. Untuk itu, dibutuhkan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Melakukan
Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan gambaran awal dari peta permasalahan
yang dihadapi oleh “usaha” atau “institusi”. FGD harus dilakukan dengan
komprehensif artinya melibatkan seluruh stakeholders sehingga peta permasalhaan
yang terbentuk telah mewakili seluruh kepentingan stakeholders. Karena sifatnya
yang bersumber dari informasi kualitatif , maka pemilihan peserta (nara sumber)
yang credible sangat mempengaruhi hasil akhir dari FGD sehingga harus dilakukan
dengan beberapa kualifikasi khusus.
2. Pembuatan
kuesioner SWOT berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan dalam FGD. Secara umum kuesioner ini memiliki
katagorisasi penilaian sebagai berkut:
a. Penilaian faktor internal dan eksternal. Responden
memberikan preferensi opininya terhadap faktor-faktor internal dan eksternal
dari “usaha” atau institusi pada saat ini dan perkiraan di masa mendatang.
b. Penilaian urgensi. Responden diminta untuk menilai
tingkat urgensi faktor tersebut untuk ditangani. Penilaian ini berhubungan
dengan skala prioritas dalam menyelesaikan persoalan-persoalan pembangunan yang
tercermin melalui faktor-faktor yang dinilai.
Setelah kuesioner terisi dan terkumpul semua, penilaian faktor dilakukan
dengan meranking bobot penilaian pada ”penilaian responden” yang memiliki nilai
maksimal 6 dan minimal 1. Faktor-faktor yang memiliki nilai di atas median
(atau rata-rata dilihat dari persebaran distribusi probabilitasnya) disebut
dengan ”kekuatan” pada analisis internal dan disebut ”peluang” pada analisis
eskternal. Sebaliknya faktor-faktor yang memiliki nilai penilaian di bawah
median disebut dengan ”kelemahan” pada analisis internal dan disebut ”ancaman”
pada analisis eksternal.
Suatu kuadran faktor pembangunan dapat dibentuk, yaitu suatu blok yang
menjelaskan posisi dari kombinasi faktor internal dan eksternal pembangunan,
dengan kombinasi :
a. Kekuatan-peluang (S-O),
b. Kekuatan-ancaman (S-T),
c. Kelemahan-peluang (W-O) dan
d. Kelemahan-ancaman (W-T).
Sebelum menentukan kuadran, harus dilihat terlebih dahulu uji konsistensi
dari pengolahan kuesioner SWOT.Uji konsistensi pengisian kuesioner mensyaratkan
dua asumsi utama, yaitu :
a. Untuk Prioritas, rata-rata nilai prioritas seluruh
faktor dominan (S/O) > faktor non-dominan (W/T)
b. Untuk Urgensi, rata-rata nilai urgensi faktor
non-dominan (W/T) > faktor dominan (S/O)
Menjumlahkan seluruh bobot prioritas dan urgensi sehingga di dapatkan
kombinasi nilai dari faktor internal dan eksternal.
G. Pendekatan dalam analisis SWOT
1. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui
perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998)
agar diketahui secara pasti posisi “usaha” atau institusi yang
sesungguhnya.Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point
faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap
faktor S-W-O-T;
Menghitung skor :
1) Masing-masing point faktor dilakukan secara saling
bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau
mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran
skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari
1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10
berarti skor yang peling tinggi.
2) Perhitungan bobot (b) masing-masing faktor dilaksanakan
secara saling ketergantungan. Penilaian
terhadap satu faktor dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingannya
dengan faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang
telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi
dengan banyaknya jumlah point faktor).
3) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S
dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y)
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y
4) Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh
titik (x,y) pada kuadran SWOT.
2. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal
(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal
(Kekuatan dan Kelamahan).Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan
eksternal.
3. Analisis
kuadran dalam SWOT
Keterangan :
a. Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah “usaha” atau organisasi yang kuat dan
berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah “Progresif”, artinya
usaha atau organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat mungkin
untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
b. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi
Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah
tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh
karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
c. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan
untuk mengubah strategi sebelumnya.Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan
sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja
organisasi.
d. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi
ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya
kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis.Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok.Strategi ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi diri.
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/profit/article/viewFile/467/886
http://digilib.uinsby.ac.id/1757/5/Bab%202.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar