Rabu, 07 Oktober 2020

LAPORAN PENDAHULUAN ETIKA KEPERAWATAN

 

LAPORAN PENDAHULUAN

ETIKA KEPERAWATAN

 

 

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Profesi Ners

 

 

 



 

 

Disusun Oleh :

Risnawati, S.Kep

4012200021

 

 

 

 

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR

PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15

TAHUN AKADEMIK 2019-2020

 

Jl. Mayjen Lili Kusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar

Tlp (0265) 741100 Fax (0265) 744043

web: www.stikesbp.ac.id

A.    Pengertian etika keperawatan

PengertianEtika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David(1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan  dan  kriteria tertentu  untuk  suatu  tindakan.  Penggunaan  istilah  etika sekarang  ini  banyak  diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa latin,yaitu mos dan dalam bentuk jamaknya mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal atau tindakan-tindakan yang buruk. ( Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi.2002 :7 ).

Etika sebagai filsafat moral/cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia (bagaimana manusia bertindak sesuai dengan norma-norma) nilai dan ajaran moral.

Istilah lain yang identik dengan etika adalah sebagai berikut:

·         Susila (sansekerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih naik (su).

·         Akhlak (arab),yang berarti moral dan etika berarti ilmu akhlak.

Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan etika, sebagai berikut:

·         Terminus techi2qnus, pengertian etika dalam hal ini adalah etika dipelajari untuki ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.

·         Manner dan custom, membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (inherent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk”suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. (Efendi,2009;25)

Menurut Virginia Henderson (1978) Keperawatan adalah upaya membantu individu baik yang sehat maupun sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari, sembuh dari penyakit atau meninggal dunia dengan tenang. Tenaga perawat berperan menolong individu agar tidak menggantungkan diri pada bantuan orang lain dalam waktu secepat mungkin.

Jadi Etika keperawatan adalah norma yang dianut kita sebagai perawat agar kita bisa berperilaku baik terhadap pasien, keluarga pasien, kolega dan masyarakat. Dan norma yang disertakan harus kita lakukan dengan baik sesuai SOP.

B.     Pentingnya Etika

Pentingnya Etika dalam profesi keperawatan merupakan alat pengukur perilaku moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini, keputusan diambil berdasarkan pada kode etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku perawat dengan menggunakan kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat meletakkan kerangka berpikir perawat untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan lain, dan kepada profesi.

Untuk itu, etika keperawatan saat ini penting sekali untuk dilakukan agar perawat dalam melakukan asuhan keperawatan berperilaku sesuai dengan kode etik keperawatan sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pasien. Kerugian yang dialami pasien akan menyebabkan ketidakpuasan pasien yang berdampak pada citra perawat dan profesi keperawatan. Etika keperawatan tersebut diatur didalam kode etik keperawatan.Di beberapa Negara dimana perawat tidak mempunyai kode etik dalam penggunannya. Namun tidak ada jaminan bahwa perawat yang dinegaranya terdapat kode etik atau tidak ada kode etik akan memberikan perawatan pasien dengan etika (Leino,2006).

Menurut Lin et al, (2013) menyatakan bahwa salah satu cara melaksanakan etika profesi keperawatan adalah dengan menjaga privasi klien dan meningkatkan kepuasan klien terhadap layanan asuhan keperawatan. Pendekatan lingkungan yang dilakukan adalah dengan memberikan privasi dan kenyamanan klien pada saat dirumah sakit.

Dalam berkomunikasi kita sebagai perawat etika juga sangat penting karena dengan kita beretika yang baik komunikasi kepada pasien, keluarga pasien,Kolega, dan masyarakat akan lancar terjalin dengan baik.

 

C.    Prinsip-prinsip etik

1.      Otonomi (Autonomy) otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek professional merefleksikan anatomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

Contoh tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah :

a.       Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu sebelumnya.

b.      Melakukan sesuatu tanpa member informasi relevan yang penting diketahui klien dalam membuat suatu pilihan.

c.       Memberitahukan klien bahwa keadaannya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.

d.      Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghentikan informasi tersebut.

e.       Memaksa klien member informasi tentang hal-hal yang mereka susah tidak bersedia menjelaskannya.

2.      Berbuat baik ( Beneficience ) berarti hanya melalukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan  dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dan otonomi.

Contoh perawatan yang menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnya melakukannya apabila klien dalam keadaan resiko serangan jantung.

3.      Keadilan ( justice ), prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang  sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hokum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

Contoh  : seorang perawat sedang bertugas sendirian disuatu unit RS kemudian ada seorang klien yang baru masuk bersaman dengan klien yang memerlukan bantuan perawat tersebut.Agar perawat tidak menghindar dari satu klien, klien yang lainnya maka perawat seharusnya dapat mempertimbangkan faktor-faktor dalam situasi tersebut, kemudian bertindak berdasarkan pada prinsip keadilan.

4.      Tidak  merugikan ( Nonmaleficience ) prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera fisik dan psikologis pada klien. Johnson (1989) menyatakan bahwa prinsip untuk tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukan yang baik.

Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfuse darah bertentangan dengan keyakinannya, mengalami pendarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis. Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis kepada dokter bahwa ia tak mau dilakukan transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk dan terjadilah pendarahan hebat, dokter seharusnya mengintruksikan untuk memberikan transfuse darah. Dalam hal ini, akhirnya transfuse darah tidak diberikan karena prinsip Beneficience walaupun sebenarnya pada saat bersamaan terjadi penyalahgunaan prinsip maleficience.

5.      Kejujuran ( veracity ), prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaian kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, kompresensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan proknosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan parternalistik bahwa “ doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

Contoh : Ny. M seorang wanita lansia dengan usia 68 tahun, dirawat dir s dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil. Suaminya yang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk kerumah sakit yang sama dan meninggal. Ny. M bertanya berkali-kali kepada perawat tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami Ny. M kepada Ny. M perawat tidak diberi alas an apapun untuk petunjuk tersebut dan mengatakan keprihatinannyan kepada perawat kepala ruangan, yang mengatakan bahwa intruksi harus diikuti.Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6.      Menepati janji ( fidelity ), prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalaha kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehattan dan meminimalkan penderitaan.

7.      Kerahasiaan ( confidentiality ) aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga prifasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan klien harus dihindari.

8.      Akuntabilitas ( accountability ) akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

Contoh perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, klien, sesame karyawan dan masyarakat. Jika salah member dosis obat pada klien perawat tersebut dapat digugat oleh klien yang menerima obat, oleh dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.( Potter & perry ,2005)

 

D.    Prinsip moral dasar keperawatan

Setelah memahami etika secara keseluruhan, maka kita lebih mengerti bahwa etika merupakan bagian moral. Sebagai mana kita pahami ajaran moral itu berisi tentang nilai dan norma yang menjelaskan sifat baik dan buruk, benar dan salah.Ajaran moral harus di pahami oleh setiap manusia yang ingin menjadi baik. Meskipun kita meyakini bahwa manusia itu pada dasarnya baik, tetapi karena lingkungan social membentuk manusia itu bagaimana dan menjadi apa.Karena etika mengajarkan filsafat moral, berarti yang mempelajari etika tentunya ingin pula menjadi manusia bermoral.Pengertian bermoral disini sering di artikan dengan baik. Oleh karena itu kalau kita menyebut orang itu sangat bermoral, sama halnya dengan menyebut orang itu dengan baik. Setidaknya ada tiga prinsip moral yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menjadi manusia baik(magni suseno, 1987). tiga prinsip tersebut adalah:

1.      Prinsip sikap baik

Berangkat dari aliran utilitarisme (aliran kegunaan), yang menyatakan bahwa pada dasarnya seseorang tidak ingin merugikan orang lain. Jadi sikap hidup yang dituntut oleh seseorang adalah sikap positif dan baik.Prinsip ini mempunyai arti yang amat besar bagi kehidupan manusia.Hanya karena prinsip itui kita resapi dan rupa-rupanya mempunyai dasar dalam struktur psikis manusia, kita dapat bertemu dengan orang yang belum kita kenal tanpa kita takut. Karena sikap dasar itu kita dapat mengandaikan bahwa orang lain, kecuali mempunyai alasan khusus, tidak langsung mengancam atau merugikan kita. Karena sikap dasar itu kita selalu mengandaikan bahwa yang memerlukan alasan bukan sikap yang baik,melainkan sikap yang buruk.

Jadi prinsip sikap baik bukan hanya sebuah prinsip yang kita pahami secara rasional,melainkan juga mengungkapkan syukur Alhamdulillah suatu kecondongan yang memang sudah ada dalam watak manusia. Sebagai prinsip dasar etika, prinsip sikap baik termasuk sikap dasar manusia yang harus diserapi  dengan segala sikap kongkret, tindakan dan kelakuannya.

Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakan secara kongret tergantung dari pada apa yang terbaik dalam situasi kongkret itu. Maka prinsip ini menuntut suatu pengetahuan tepat tentang realitas supaya dapat diketahui apa yang masing-masing baik bagi yang bersangkutan. Kalau itu sudah kita ketahui kita tau juga bagaimana prinsip sikap baik harus kita terapkan dalam situasi itu.

2.      Prinsip keadilan

Prinsip sikap baik perlu diikuti dengan prinsip keadilan. Hal ini dapat kita pahami dengan contoh sebagai berikut: untuk memberikan makanan kepada seseorang ibu gelandangan yang menggendong anak, apakah saya boleh mengambil sebuah blek susu dari super market tanpa membayar, dengan pertimbangan bahwa kerugian bagi supermarket amat kecil (dan adanya pencurian bahkan sudah termasuk kalkulasi untung rugi) sedangkan bagi ibu itu sebuah blek susu dapat berarti banyak .hal yang sama dirumuskan dengan lebih kualitis: prinsip kebaikan hanya menegaskan agar kita bersikap baik terhadap siapa saja. Tetapi kemampuan manusia untuk besikap baik secara hakiki terbatas. Itu tidak hanya berlaku bagi benda-benda materil yang dibutuhkan orang: uang yang telah diberikannya kepada seorang pengemis tidak dapat dibelanjakan bagi anak-anaknya sendiri: melainkan juga dalam hal perhatian dan cita kasih: kemampuan untuk memberikan hati kita juga terbatas! Maka secara logis dibutuhkan prinsip tambahan yang menentukan bagaimana kebaikan yang merupakan barang langka itu harus dibagi.Prinsip itu adalah prinsip keadilan. Adil pada hakikatnya berarti bahwa kita memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya, dan karena semua orang sama nilainya sebagai manusia, maka tuntutan paling dasar tentang keadilan itu adalah perlakuan yang sama terhadap semua orang, tentu dalam situasi yang sama (kalau pemerintah membagikan beras didaerah yang kurang pangan, semua kepala keluarga berhak atas bagian beras yang sama, dengan memperhitungkan jumlah warga keluarga, tetapi penduduk yang cukup berada, jadi yang tidak membutuhkan bantuan, tidak berhak untuk dibantu juga).

3.      Prinsip hormat terhadap diri sendiri.

Prinsip inipun bukan prinsip baru, melainkan sudah kita temukan dalam pembahasan etika pengembengan diri. Meskipun kita mengatakan bahwa pengembangan diri jangan sampai menjadi prinsip dasar moral satu satunya karena akan menggagalkan tujuan sendiri. Namun kita secara moral wajib untuk mengembangkan diri, kita terima sebagai unsur hakiki dalam suatu etika yang utuh.

a.       Prinsip hormat terdapat diri sendiri mengatakan bahwa manusia wajib untuk selalu memperlakukan diri sebagai suatu yang bernilai pada dirinya sendiri. Prinsip ini berdasarkan paham bahwa manusia adalah person, pusat pengertian berkehendak yang memiliki kebebasan dan suara hati, makhluk berakal budi.

b.      Prinsip ini menghormati diri sendiri mengandung dua arah. Pertama dituntut agar kita tidak memberikan diri diperas, diperalat, diperkosa atau diperbudak. Perlakuan semacam itu tidak wajar untuk kedua belah pihak maka yang diperlukan demikian jangan memberkannya berlangsung begitu saja. Apabila ia dapat melawan kita mempunyai harga diri, jika dipaksa untuk melakukan atau menyerahkan suatu tidak pernah wajar, karena berarti bahwa kehendak kebebasan eksistensial  kita dianggap sepi. Kita diperlukan sama seperti batu atau binatang. Dan itu juga berlaku apabila hubungan-hubungan pemerasaan dan perbudakan dilakukan atas nama cinta kasih.oleh orang  yang dekat dengan kita,seperti oleh orang atau suami.kita berhak untuk menolak hubungan pemerasan,paksaan,pemerkosaan yang tidak pantas,misalnya ada seseorang didatangi orang yang mengancam bahwa ia akan membunuh diri apabila dia itu tidak mau kawin dengannya,maka lebih baik.

 

E.     Nilai- nilai dasar dalam praktek klinis keperawatan

Nilai- nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standart atau pegangan yang mengarah pada sikap perilaku seseorang sistem nilai-nilai yang di anggap penting dan sering di srtikan sebagai perilaku personal. Pembentukan nilai, perkembangan q nilai di mulain sejak masa kanak-kanak, di bentuk oleh pengalaman dalam keluarga, variasai dalam pola pengasuhan anak menimbulkan variasi pada nilai dan perilaku saat anak-anak sedang tumbuh.Dorongan dasar untuk mencintai, merawat, melindungi anakmemiliki berbagai bentuk ekspresi pada berbagai budaya di dunia.

Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat di perlukan untuk menempatkan nilai-nilai kesehatan pada pisisinya, pertama-tama yang dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasien untuk mengidentifikasiakan nilai-nilai dasar kehidupannya sendiri.

 

F.     Nilai-nilai esensial dalam praktek keperawatan  professional

Pada tahun 1985,deamerikan association cplleges nursing”melaksanankan suatu peroyek termasuk di dalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial keperawatan professional.perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai esensial dalam kehidupan professional,yaitu

1.      Keyakinan bahwa penghormatan,terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuengsi terbaik bagi semua masyarakat.

2.      Penghargaan (1)merasa bangga dan kebahagia dengan pilihanya sendiri (ada merasa senang bila menegtahui bahwa asuhan yang ada berikan dihargai pasien atau klien serta sejawat atau superfesior memberikan pujian atas keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan ).(2)dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.

3.      Tindakan (1)gabungan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau perkerjaan sehari-hari;(2)upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan peribadi professional,sehingga timbul rasa sensitif atas tidakan yang dilalukan.

4.      Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semkain timbul nilai-nilai moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankanya .bila dibicarakan atau pasien dan ternyarta tidak sejalan,maka sesorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif dengan pringsip-pringsip yang dianutnya:penghargaan terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidaklagi merasa nyaman.oleh karena itu klarifikasi nilai-nilai merupakan martabat suatu keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia.hal ini merupakan nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.

5.      Membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah.hal ini disebabkan karena pasien kurang memperhatikan status kesehatanya.pertama-tama yang dilakukan oleh perawat .adalah berusa membantu pasien untuk mengidetifikasi.nilai-nilai dasar kehidupanya sendiri.

6.      Sebagai ilustasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut:seorang pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses diluar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelolah usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga sering terjadi epndarahan lambung yang menyebabkan dia peril di rawat di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian umpaya tersebut harus selalu di lakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya  kepada pasien tersebut.

7.      Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang di buat berdasarkan nilai nilai yang di anutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai nilai sebagai berikut:

a.       Memilih: setelah menggali aspek aspek berdampak terhadap kesehatan pasien, misalnya setres yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktivitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai nilai kunci yang di anutnya. Bila ia memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukan tada positif.

b.      Penghargaan: berikan hukuman untuk memperkuat keinginan pasien dan promosikan nilai nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya.

 

G.    Perbedaan etika,etiket,moral dan hokum

1.      Etika

Merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang flosofi moral kedalam situasi nyata dan terfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang di anutnya.

2.      Etiket

Merupakan suatu yang dikenal,diketahui,diulang serta menjadi suatu kebiasaan di  dalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.

 

 

3.      Moral

Perilaku yang di harapkan oleh masyarakat yang merupakan standart perilaku dan nilai-nilai yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat (prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk ).

4.      Hukum

Hukum adalah sekumpulan peraturan-peraturan yang berisi mengenai perintah dan larangan untuk dapat menertiban adanya kehidupan bermasyarakat dan mesti bisa ditaati oleh seluruh anggot masyarakat.

 

H.    Hubungan etika dengan moral,norma dan nilai

Nilai adalah sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,baik lahir maupun batin.Bagi manusia,nilai di jadikan landasan,alasan,atau motifasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik di sadari nya maupun tidak.nilai tersebut di jelaskan pulah macam-macamnya.berbeda dengan fakta yang dapat di oferfasi secara empirik,tidak demikian halnya dengan nilai,karena nilai berkaitan sifat subjektif. Nilai yang serta subjektif tersebut, agar dapat lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia perlu lebih dikonkretkan lagi.Untuk itu nilai harus dirumuskan kedalam simbol-simbol tertentu yang tujuannya agar lebih mudah dipahami secara interpersonal.wujud yang lebih konkret dari nilai ini adalah norma. Dari norma-norma yang ada norma hukum adalah  norma yang paling kuat karena dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh kekuasaan eksternal(penguasa).

Nilai dan norma ini selanjutnya berkaitan erat dengan moral dan etika.istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia.Derajat kepribadiaan seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.maka moral yang terkandung dalam dalam kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.makna moral yang tergantung dalam kepridadian seseorang itu tercermi dari sikap dan tingkah  lakunya.Di sini lalu kita memasuki wilayahnya norma sebagai penuntut sikap dan tingkah laku manusia.setelah diketahui terkaitan antara nilai,norma,dan moral,berikut ini secara khusus akan diuraikan lebih lanjut keterkaitan,sekaligus perbedaan antara etika dan moral.(darmodiharjo,dkk,2006)

 

I.       Manfaat nilai dalam bidang keperawatan

Manfaat nilai dalam bidang keperawatan

1.      Menjadi pedoman bagi perawat dalam berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktik etikal

2.      Menerapkan hubungan-hubungan professional yang harus dipatuhi , yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai  advokator,perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperwatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan keperawatan.

3.      Memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi. Perawat membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan mempertimbangkan peran prinsip moralitas, yaitu keyakinannya terhadap tindakan yang dihubungkan dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan organisasi profesi.

 

J.      Tata Nilai

Nilai merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide, tingkah laku, kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah laku.

Nilai-nilai berhubungan satu sama lain serta membentuk sistem nilai. Perawat juga telah menetapkan nilai dan harus mengembangkan kesadaran tentang bagaimanan sistem nilai mereka sendiri akan mempengaruhi perawatan klien. Pemahaman sistem nilai akan membantu perawat bertindak secara professional.

Tata nilai merupakan rambu rambu atau aturan yang dapat membatasi perilaku, peran dan etika internal perawat. Tata nilai keperawatan adalah nilai yang terkandung didalam proses caring yang dilakukan oleh perawat, serta sangat mempengaruhi berbagai tindakan keperawatan.

Gambaran nilai-nilai keperawatan adalah bagaimana pengetahuan, penafsiran, pemahaman, pemberian makna, serta sikap perawat mengenai nilai-nilai keperawatan, yang meliputi tujuh nilai esensial keperawatan yang tersebar dalam beberapa pernyataan, yakni altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat manusia, keadilan, dan kebenaran. Dari tujuh nilai esensial keperawatan tersebut, maka seorang perawat harus memiliki tata nilai dan sikap yang berupa care, altruisme, dan empati.

1.      Care

Care adalah semangat, tindakan penting dari inti keperawatan, kekuatan yang menyatakan, proses dnamika dan intisari struktural,Care adalah nilai, caring adalah sebuah kebaikan.

Dalam membangun pribadi caring perawat dapat melalui pengembangan indicator 10 caratif caring (Waton1979) sebagai berikut:

a.       Sistem nilai humanistik-altruistik

b.      Kepercayaan-harapan

c.       Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain

d.      Pertolongan-Hubungan saling percaya

e.       Pengembangan dan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif dan negative

f.       Penggunaan metode ilmiah, problem solving dalam pengambilan keputusan

g.      Peningkatan proses belajar-mengajar dalam interpersonal

h.      Supportif, korektif dan protektif terhadap mental, fisik, sosiokultural dan spiritual

i.        Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia

j.        Dikembangkan faktor eksternal phenomenological

2.      Empati

Empati adalah berusaha menempatkan diri pada seseorang yang bersangkutan sehingga dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang besangkutan tersebut. Empati berbeda dengan simpati, sikap melibatkan perasaan terhadap sesuatu hal, sehingga tidak dapat lagi berfikir objektif merupakan sikap simpati yang tidak seharusnya dimiliki oleh perawat.

Senyum dan rasa empati yang ditimbulkan setidaknya akan menjadi multivitamin dosage tinggi yang tanpa antibiotik atau obat yang super keras akan menyembuhkan rasa terpelentirnya hati seorang pasien yang sedang menderita penyakit sekeras apapun. Ada hal yang tidak bisa di teliti secara ilmiah dan juga tidak harus dengan percobaan yang mahal, ada yang timbul dari hati yaitu keikhlasan untuk menolong sesama.

Florence Nightiangel, tokoh dunia yang mengubah persepsi dunia bahwa perawat itu merupakan pekerjaan yang sangat mulia dan terhormat. Sebagai perawat dibutuhkan kemampuan khusus yang tidak semua orang memilikinya, yaitu kemampuan empati. Perilaku yang muncul dari tiap perawat terhadap pasien berbeda-beda, hal ini terkait dengan kemampuan empati perawat itu sendiri, adapun yang mempengaruhi kemampuan empati, yaitu: pikiran yang optimis, tingkat pendidikan, keadaan psikis, pengalaman, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, status sosial, dan beban hidup. Faktor-faktor tersebut diperlukan untuk menunjang perawat dalam meningkatkan kemampuan empati.

Kemampuan empati terkadang memang tidak dapat langsung muncul dari diri seorang perawat begitu saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati, yaitu:

·         Peduli

·         Berguru

·         Berlatih.

Dengan begitu maka perawat dapat meningkatkan kemampuan empatinya agar dapat lebih mengerti, memahami, dan menghayati tidak hanya kondisi fisik namun juga kondisi psikis klien.

Dengan kemampuan empati maka perawat memiliki kemampuan untuk menghayati perasaan pasien.Kemampuan empati seorang perawat dipengaruhi oleh kondisi perawat itu sendiri. Perawat perlu menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis karena keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.

Untuk dapat memiliki kemampuan empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi. Kebanyakan perawat memiliki sifat extovert (terbuka), maka akan lebih mudah dalam menangani pasien, karena pasien merasa nyaman dengan keberadaannya.

3.      Altruisme

Altruisme adalah merupakan perilaku yang menggambarkan kepedulian dan kesejahteraan orang lain. Sikap dari nilai altruisme yang ditampilkan perawat meliputi pemberian perhatian, komitmen/ prinsip yang dipegang teguh oleh perawat untuk mempertahankan janji, rasa iba, kemurahan hati, serta ketekunan.

Pada altruisme salah satu yang penting adalah sifat empati atau merasakan perasaan orang lain di sekitar kita. Hanya altruisme timbal balik yang mempunyai dasar biologis. Kerugian potensial dari altruisme yang dialami individu diimbangi dengan kemungkinan menerima pertolongan dari individu lain. Beberapa ahli mengatakan bahwa altruisme merupakan bagian “sifat manusia” yang ditentukan secara genetika, karena keputusan untuk memberikan pertolongan melibatkan proses kongnisi sosial komplek dalam mengambil keputusan yang rasional. (Latane&Darley, Schwartz, dalam Sears, 1991).

Perawat yang memiliki nilai yang baik pasti akan menggali metode dan keterampilan yang diperlukan untuk memberdayakan asuhan yang efektif (Bishof & Scudder, 1990). Mereka menunjukkan kepedulian terhadap klien dengan mendukung dan menguatkan klien, sehingga klien dapat sembuh dari sakitnya, dapat mengatasi kelemahannya, dan hidup lebih sehat.Mereka peduli dengan kesejahteraan klien. Kehadiran kepedulian seringkali membantu proses penyembuhan (Bishof & Scudder, 1990).( Potter & Perry, 2005).


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Bertens, K.2007. Etika . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Dalami, Ermawati .2002 . Etika Keperawatan . Trans Info Media : Jakarta

Drmodiharjo .2006 . Pokok-pokok Filsafah Hukum . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Effendi, ferry dan Makhfudli .2009 . Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan . Sambela Medika : Jakarta

Kosnanto .2004 . Pengantar Profesi dan Praktik .EGC : Jakarta

Leino-Kilpi.H .2006 . In the professional code still the cornerstone of clinical partice. J Adv Nurs .23 : 25-31

Lin, Yen Ko, dkk.2013 . Building an Ethical environment improves patient privacy and satisfaction in the crowded emergency department .BMC Medical Ethics. 14 (1), 1-8

Sudarto, Totok .2006 . Moral Manusia suatu Pengantar Etika Umum . Sambela Medika : Jakarta  

Sumijatun .2012 . Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan . Sambela Medika : Jakarta

Potter dan Perry .2005 . Fundamental Keperawatan konsep, Proses dan Praktek Edisi$ .EGC : Jakarta

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN PENDAHULUAN SYOK

  LAPORAN PENDAHULUAN SYOK       Diajukan untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners angkatan XV DepartemenGawatDarurat&Kri...