LAPORAN
PENDAHULUAN
ETIKA KEPERAWATAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Profesi Ners
Disusun Oleh :
Risnawati, S.Kep
4012200021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Jl. Mayjen
Lili Kusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar
Tlp (0265)
741100 Fax (0265) 744043
web:
www.stikesbp.ac.id
A.
Pengertian
etika keperawatan
PengertianEtika
berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David(1978) berarti
” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Penggunaan istilah
etika sekarang ini banyak
diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. Etika
biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa latin,yaitu mos dan dalam bentuk jamaknya mores, yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal atau tindakan-tindakan yang buruk. ( Dra.
Hj. Mimin Emi Suhaemi.2002 :7 ).
Etika
sebagai filsafat moral/cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia
(bagaimana manusia bertindak sesuai dengan norma-norma) nilai dan ajaran moral.
Istilah
lain yang identik dengan etika adalah sebagai berikut:
·
Susila (sansekerta), lebih menunjukkan
kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih naik (su).
·
Akhlak (arab),yang berarti moral dan
etika berarti ilmu akhlak.
Filsuf
Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan
etika, sebagai berikut:
·
Terminus techi2qnus, pengertian etika
dalam hal ini adalah etika dipelajari untuki ilmu pengetahuan yang mempelajari
masalah perbuatan atau tindakan manusia.
·
Manner dan custom, membahas etika yang
berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat
manusia (inherent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan
buruk”suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. (Efendi,2009;25)
Menurut
Virginia Henderson (1978) Keperawatan adalah upaya membantu individu baik yang
sehat maupun sakit untuk menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang
dimilikinya sehingga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas
sehari-hari, sembuh dari penyakit atau meninggal dunia dengan tenang. Tenaga
perawat berperan menolong individu agar tidak menggantungkan diri pada bantuan
orang lain dalam waktu secepat mungkin.
Jadi
Etika keperawatan adalah norma yang dianut kita sebagai perawat agar kita bisa
berperilaku baik terhadap pasien, keluarga pasien, kolega dan masyarakat. Dan
norma yang disertakan harus kita lakukan dengan baik sesuai SOP.
B.
Pentingnya
Etika
Pentingnya
Etika dalam profesi keperawatan merupakan alat pengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini, keputusan diambil berdasarkan
pada kode etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku perawat
dengan menggunakan kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat
meletakkan kerangka berpikir perawat untuk mengambil keputusan dan bertanggung
jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan lain, dan kepada profesi.
Untuk
itu, etika keperawatan saat ini penting sekali untuk dilakukan agar perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan berperilaku sesuai dengan kode etik keperawatan
sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pasien. Kerugian yang dialami pasien
akan menyebabkan ketidakpuasan pasien yang berdampak pada citra perawat dan
profesi keperawatan. Etika keperawatan tersebut diatur didalam kode etik
keperawatan.Di beberapa Negara dimana perawat tidak mempunyai kode etik dalam
penggunannya. Namun tidak ada jaminan bahwa perawat yang dinegaranya terdapat
kode etik atau tidak ada kode etik akan memberikan perawatan pasien dengan
etika (Leino,2006).
Menurut
Lin et al, (2013) menyatakan bahwa salah satu cara melaksanakan etika profesi
keperawatan adalah dengan menjaga privasi klien dan meningkatkan kepuasan klien
terhadap layanan asuhan keperawatan. Pendekatan lingkungan yang dilakukan
adalah dengan memberikan privasi dan kenyamanan klien pada saat dirumah sakit.
Dalam
berkomunikasi kita sebagai perawat etika juga sangat penting karena dengan kita
beretika yang baik komunikasi kepada pasien, keluarga pasien,Kolega, dan
masyarakat akan lancar terjalin dengan baik.
C.
Prinsip-prinsip
etik
1. Otonomi
(Autonomy) otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti
sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada
keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis dan mampu membuat keputusan
sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri,
memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh
orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek professional merefleksikan anatomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Contoh tindakan yang
tidak memperhatikan otonomi adalah :
a. Melakukan
sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu sebelumnya.
b. Melakukan
sesuatu tanpa member informasi relevan yang penting diketahui klien dalam
membuat suatu pilihan.
c. Memberitahukan
klien bahwa keadaannya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.
d. Tidak
memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghentikan informasi
tersebut.
e. Memaksa
klien member informasi tentang hal-hal yang mereka susah tidak bersedia
menjelaskannya.
2. Berbuat
baik ( Beneficience ) berarti hanya melalukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh
diri dan orang lain. Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi
konflik antara prinsip ini dan otonomi.
Contoh perawatan yang
menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara
umum, tetapi tidak seharusnya melakukannya apabila klien dalam keadaan resiko
serangan jantung.
3. Keadilan
( justice ), prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hokum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh : seorang perawat sedang bertugas sendirian
disuatu unit RS kemudian ada seorang klien yang baru masuk bersaman dengan
klien yang memerlukan bantuan perawat tersebut.Agar perawat tidak menghindar
dari satu klien, klien yang lainnya maka perawat seharusnya dapat
mempertimbangkan faktor-faktor dalam situasi tersebut, kemudian bertindak
berdasarkan pada prinsip keadilan.
4. Tidak merugikan ( Nonmaleficience ) prinsip ini
berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera fisik dan psikologis pada klien.
Johnson (1989) menyatakan bahwa prinsip untuk tidak melukai orang lain berbeda
dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukan yang baik.
Contoh : seorang klien
yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian transfuse darah bertentangan dengan
keyakinannya, mengalami pendarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis.
Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan
tertulis kepada dokter bahwa ia tak mau dilakukan transfuse darah. Pada suatu
saat, ketika kondisi klien bertambah buruk dan terjadilah pendarahan hebat,
dokter seharusnya mengintruksikan untuk memberikan transfuse darah. Dalam hal
ini, akhirnya transfuse darah tidak diberikan karena prinsip Beneficience
walaupun sebenarnya pada saat bersamaan terjadi penyalahgunaan prinsip
maleficience.
5. Kejujuran
( veracity ), prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaian kebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi
harus ada agar menjadi akurat, kompresensif, dan objektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada
klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama
menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan
adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan proknosis
klien untuk pemulihan atau adanya hubungan parternalistik bahwa “ doctors knows
best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.
Contoh : Ny. M seorang
wanita lansia dengan usia 68 tahun, dirawat dir s dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil. Suaminya yang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk
kerumah sakit yang sama dan meninggal. Ny. M bertanya berkali-kali kepada
perawat tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya
untuk tidak mengatakan kematian suami Ny. M kepada Ny. M perawat tidak diberi
alas an apapun untuk petunjuk tersebut dan mengatakan keprihatinannyan kepada
perawat kepala ruangan, yang mengatakan bahwa intruksi harus diikuti.Perawat
dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6. Menepati
janji ( fidelity ), prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji
dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalaha
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa
tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehattan dan meminimalkan penderitaan.
7. Kerahasiaan
( confidentiality ) aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang
klien harus dijaga prifasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak
ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan klien
dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan
klien harus dihindari.
8. Akuntabilitas
( accountability ) akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali.
Contoh perawat
bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, klien, sesame karyawan dan
masyarakat. Jika salah member dosis obat pada klien perawat tersebut dapat
digugat oleh klien yang menerima obat, oleh dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.( Potter &
perry ,2005)
D.
Prinsip
moral dasar keperawatan
Setelah
memahami etika secara keseluruhan, maka kita lebih mengerti bahwa etika
merupakan bagian moral. Sebagai mana kita pahami ajaran moral itu berisi
tentang nilai dan norma yang menjelaskan sifat baik dan buruk, benar dan
salah.Ajaran moral harus di pahami oleh setiap manusia yang ingin menjadi baik.
Meskipun kita meyakini bahwa manusia itu pada dasarnya baik, tetapi karena
lingkungan social membentuk manusia itu bagaimana dan menjadi apa.Karena etika
mengajarkan filsafat moral, berarti yang mempelajari etika tentunya ingin pula
menjadi manusia bermoral.Pengertian bermoral disini sering di artikan dengan
baik. Oleh karena itu kalau kita menyebut orang itu sangat bermoral, sama
halnya dengan menyebut orang itu dengan baik. Setidaknya ada tiga prinsip moral
yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menjadi manusia baik(magni suseno,
1987). tiga prinsip tersebut adalah:
1. Prinsip
sikap baik
Berangkat dari aliran
utilitarisme (aliran kegunaan), yang menyatakan bahwa pada dasarnya seseorang
tidak ingin merugikan orang lain. Jadi sikap hidup yang dituntut oleh seseorang
adalah sikap positif dan baik.Prinsip ini mempunyai arti yang amat besar bagi
kehidupan manusia.Hanya karena prinsip itui kita resapi dan rupa-rupanya
mempunyai dasar dalam struktur psikis manusia, kita dapat bertemu dengan orang
yang belum kita kenal tanpa kita takut. Karena sikap dasar itu kita dapat
mengandaikan bahwa orang lain, kecuali mempunyai alasan khusus, tidak langsung
mengancam atau merugikan kita. Karena sikap dasar itu kita selalu mengandaikan
bahwa yang memerlukan alasan bukan sikap yang baik,melainkan sikap yang buruk.
Jadi prinsip sikap baik
bukan hanya sebuah prinsip yang kita pahami secara rasional,melainkan juga
mengungkapkan syukur Alhamdulillah suatu kecondongan yang memang sudah ada
dalam watak manusia. Sebagai prinsip dasar etika, prinsip sikap baik termasuk
sikap dasar manusia yang harus diserapi
dengan segala sikap kongkret, tindakan dan kelakuannya.
Bagaimana sikap baik
itu harus dinyatakan secara kongret tergantung dari pada apa yang terbaik dalam
situasi kongkret itu. Maka prinsip ini menuntut suatu pengetahuan tepat tentang
realitas supaya dapat diketahui apa yang masing-masing baik bagi yang
bersangkutan. Kalau itu sudah kita ketahui kita tau juga bagaimana prinsip
sikap baik harus kita terapkan dalam situasi itu.
2. Prinsip
keadilan
Prinsip sikap baik
perlu diikuti dengan prinsip keadilan. Hal ini dapat kita pahami dengan contoh
sebagai berikut: untuk memberikan makanan kepada seseorang ibu gelandangan yang
menggendong anak, apakah saya boleh mengambil sebuah blek susu dari super
market tanpa membayar, dengan pertimbangan bahwa kerugian bagi supermarket amat
kecil (dan adanya pencurian bahkan sudah termasuk kalkulasi untung rugi)
sedangkan bagi ibu itu sebuah blek susu dapat berarti banyak .hal yang sama
dirumuskan dengan lebih kualitis: prinsip kebaikan hanya menegaskan agar kita
bersikap baik terhadap siapa saja. Tetapi kemampuan manusia untuk besikap baik
secara hakiki terbatas. Itu tidak hanya berlaku bagi benda-benda materil yang
dibutuhkan orang: uang yang telah diberikannya kepada seorang pengemis tidak
dapat dibelanjakan bagi anak-anaknya sendiri: melainkan juga dalam hal
perhatian dan cita kasih: kemampuan untuk memberikan hati kita juga terbatas!
Maka secara logis dibutuhkan prinsip tambahan yang menentukan bagaimana
kebaikan yang merupakan barang langka itu harus dibagi.Prinsip itu adalah
prinsip keadilan. Adil pada hakikatnya berarti bahwa kita memberikan kepada
siapa saja apa yang menjadi haknya, dan karena semua orang sama nilainya
sebagai manusia, maka tuntutan paling dasar tentang keadilan itu adalah
perlakuan yang sama terhadap semua orang, tentu dalam situasi yang sama (kalau
pemerintah membagikan beras didaerah yang kurang pangan, semua kepala keluarga
berhak atas bagian beras yang sama, dengan memperhitungkan jumlah warga
keluarga, tetapi penduduk yang cukup berada, jadi yang tidak membutuhkan
bantuan, tidak berhak untuk dibantu juga).
3. Prinsip
hormat terhadap diri sendiri.
Prinsip inipun bukan
prinsip baru, melainkan sudah kita temukan dalam pembahasan etika pengembengan
diri. Meskipun kita mengatakan bahwa pengembangan diri jangan sampai menjadi
prinsip dasar moral satu satunya karena akan menggagalkan tujuan sendiri. Namun
kita secara moral wajib untuk mengembangkan diri, kita terima sebagai unsur
hakiki dalam suatu etika yang utuh.
a. Prinsip
hormat terdapat diri sendiri mengatakan bahwa manusia wajib untuk selalu
memperlakukan diri sebagai suatu yang bernilai pada dirinya sendiri. Prinsip
ini berdasarkan paham bahwa manusia adalah person, pusat pengertian berkehendak
yang memiliki kebebasan dan suara hati, makhluk berakal budi.
b. Prinsip
ini menghormati diri sendiri mengandung dua arah. Pertama dituntut agar kita
tidak memberikan diri diperas, diperalat, diperkosa atau diperbudak. Perlakuan
semacam itu tidak wajar untuk kedua belah pihak maka yang diperlukan demikian
jangan memberkannya berlangsung begitu saja. Apabila ia dapat melawan kita
mempunyai harga diri, jika dipaksa untuk melakukan atau menyerahkan suatu tidak
pernah wajar, karena berarti bahwa kehendak kebebasan eksistensial kita dianggap sepi. Kita diperlukan sama
seperti batu atau binatang. Dan itu juga berlaku apabila hubungan-hubungan
pemerasaan dan perbudakan dilakukan atas nama cinta kasih.oleh orang yang dekat dengan kita,seperti oleh orang
atau suami.kita berhak untuk menolak hubungan pemerasan,paksaan,pemerkosaan
yang tidak pantas,misalnya ada seseorang didatangi orang yang mengancam bahwa
ia akan membunuh diri apabila dia itu tidak mau kawin dengannya,maka lebih
baik.
E.
Nilai-
nilai dasar dalam praktek klinis keperawatan
Nilai-
nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap
suatu standart atau pegangan yang mengarah pada sikap perilaku seseorang sistem
nilai-nilai yang di anggap penting dan sering di srtikan sebagai perilaku
personal. Pembentukan nilai, perkembangan q nilai di mulain sejak masa
kanak-kanak, di bentuk oleh pengalaman dalam keluarga, variasai dalam pola
pengasuhan anak menimbulkan variasi pada nilai dan perilaku saat anak-anak
sedang tumbuh.Dorongan dasar untuk mencintai, merawat, melindungi anakmemiliki
berbagai bentuk ekspresi pada berbagai budaya di dunia.
Aplikasi
dalam praktek klinis bagi perawat di perlukan untuk menempatkan nilai-nilai
kesehatan pada pisisinya, pertama-tama yang dilakukan oleh perawat adalah
berusaha membantu pasien untuk mengidentifikasiakan nilai-nilai dasar
kehidupannya sendiri.
F.
Nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan professional
Pada
tahun 1985,deamerikan association cplleges nursing”melaksanankan suatu peroyek
termasuk di dalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial keperawatan
professional.perkumpulan ini mengidentifikasikan tujuh nilai-nilai esensial
dalam kehidupan professional,yaitu
1. Keyakinan
bahwa penghormatan,terhadap martabat seseorang akan merupakan konsekuengsi
terbaik bagi semua masyarakat.
2. Penghargaan
(1)merasa bangga dan kebahagia dengan pilihanya sendiri (ada merasa senang bila
menegtahui bahwa asuhan yang ada berikan dihargai pasien atau klien serta
sejawat atau superfesior memberikan pujian atas keterampilan hubungan
interpersonal yang dilakukan ).(2)dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut
bila ada seseorang yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia
sebagaimana mestinya.
3. Tindakan
(1)gabungan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau perkerjaan
sehari-hari;(2)upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia
dalam kehidupan peribadi professional,sehingga timbul rasa sensitif atas
tidakan yang dilalukan.
4. Semakin
disadari nilai-nilai profesional maka semkain timbul nilai-nilai moral yang
dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankanya .bila dibicarakan atau
pasien dan ternyarta tidak sejalan,maka sesorang merasa terjadi sesuatu yang
kontradiktif dengan pringsip-pringsip yang dianutnya:penghargaan terhadap
martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidaklagi
merasa nyaman.oleh karena itu klarifikasi nilai-nilai merupakan martabat suatu
keputusan yang diambil secara khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati
martabat manusia.hal ini merupakan nilai positif yang sangat berguna dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat luas.
5. Membimbing
atau memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai dan
perilaku kesehatan yang sangat rendah.hal ini disebabkan karena pasien kurang
memperhatikan status kesehatanya.pertama-tama yang dilakukan oleh perawat
.adalah berusa membantu pasien untuk mengidetifikasi.nilai-nilai dasar
kehidupanya sendiri.
6. Sebagai
ilustasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut:seorang pengusaha yang sangat
sukses dan mempunyai akses diluar dan dalam negeri sehingga dia menjadi sibuk
sekali dalam mengelolah usahanya. Akibat kesibukannya dia sering lupa makan
sehingga sering terjadi epndarahan lambung yang menyebabkan dia peril di rawat
di rumah sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya
mulai pulih perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya
pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada
keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis. Kendati demikian umpaya tersebut
harus selalu di lakukan dan kali ini perawat menyusun list pertanyaan dan
mengajukannya kepada pasien tersebut.
7. Langkah
berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas yang di buat
berdasarkan nilai nilai yang di anutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai
nilai sebagai berikut:
a. Memilih:
setelah menggali aspek aspek berdampak terhadap kesehatan pasien, misalnya
setres yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu
aktivitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai nilai kunci
yang di anutnya. Bila ia memilih masalah kesehatannya, maka hal ini menunjukan
tada positif.
b. Penghargaan:
berikan hukuman untuk memperkuat keinginan pasien dan promosikan nilai nilai
tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya.
G.
Perbedaan
etika,etiket,moral dan hokum
1. Etika
Merupakan aplikasi atau
penerapan teori tentang flosofi moral kedalam situasi nyata dan terfokus pada
prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berfikir dan bertindak dalam
kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang di anutnya.
2. Etiket
Merupakan suatu yang
dikenal,diketahui,diulang serta menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata
atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.
3. Moral
Perilaku yang di
harapkan oleh masyarakat yang merupakan standart perilaku dan nilai-nilai yang
harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat (prinsip-prinsip
yang berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk ).
4. Hukum
Hukum adalah sekumpulan
peraturan-peraturan yang berisi mengenai perintah dan larangan untuk dapat
menertiban adanya kehidupan bermasyarakat dan mesti bisa ditaati oleh seluruh
anggot masyarakat.
H.
Hubungan
etika dengan moral,norma dan nilai
Nilai
adalah sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia,baik lahir maupun batin.Bagi manusia,nilai di jadikan
landasan,alasan,atau motifasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik di sadari
nya maupun tidak.nilai tersebut di jelaskan pulah macam-macamnya.berbeda dengan
fakta yang dapat di oferfasi secara empirik,tidak demikian halnya dengan
nilai,karena nilai berkaitan sifat subjektif. Nilai yang serta subjektif
tersebut, agar dapat lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku
manusia perlu lebih dikonkretkan lagi.Untuk itu nilai harus dirumuskan kedalam
simbol-simbol tertentu yang tujuannya agar lebih mudah dipahami secara
interpersonal.wujud yang lebih konkret dari nilai ini adalah norma. Dari
norma-norma yang ada norma hukum adalah
norma yang paling kuat karena dapat dipaksakan pelaksanaannya oleh
kekuasaan eksternal(penguasa).
Nilai
dan norma ini selanjutnya berkaitan erat dengan moral dan etika.istilah moral
mengandung integritas dan martabat pribadi manusia.Derajat kepribadiaan
seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.makna moral yang
terkandung dalam kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang
dimilikinya.maka moral yang terkandung dalam dalam kepribadian seseorang sangat
ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.makna moral yang tergantung dalam
kepridadian seseorang itu tercermi dari sikap dan tingkah lakunya.Di sini lalu kita memasuki wilayahnya
norma sebagai penuntut sikap dan tingkah laku manusia.setelah diketahui
terkaitan antara nilai,norma,dan moral,berikut ini secara khusus akan diuraikan
lebih lanjut keterkaitan,sekaligus perbedaan antara etika dan
moral.(darmodiharjo,dkk,2006)
I.
Manfaat
nilai dalam bidang keperawatan
Manfaat
nilai dalam bidang keperawatan
1. Menjadi
pedoman bagi perawat dalam berperilaku dan menjalin hubungan keprofesian
sebagai landasan dalam penerapan praktik etikal
2. Menerapkan
hubungan-hubungan professional yang harus dipatuhi , yaitu hubungan perawat
dengan pasien/klien sebagai
advokator,perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman
sejawat, dengan profesi keperwatan sebagai seorang kontributor dan dengan
masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan keperawatan.
3. Memberikan
sarana pengaturan diri sebagai profesi. Perawat membutuhkan kemampuan untuk
menghubungkan dan mempertimbangkan peran prinsip moralitas, yaitu keyakinannya
terhadap tindakan yang dihubungkan dengan kaidah-kaidah yang telah diterapkan
organisasi profesi.
J.
Tata
Nilai
Nilai
merupakan suatu keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide, tingkah laku,
kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah
laku.
Nilai-nilai
berhubungan satu sama lain serta membentuk sistem nilai. Perawat juga telah
menetapkan nilai dan harus mengembangkan kesadaran tentang bagaimanan sistem
nilai mereka sendiri akan mempengaruhi perawatan klien. Pemahaman sistem nilai
akan membantu perawat bertindak secara professional.
Tata
nilai merupakan rambu rambu atau aturan yang dapat membatasi perilaku, peran
dan etika internal perawat. Tata nilai keperawatan adalah nilai yang terkandung
didalam proses caring yang dilakukan oleh perawat, serta sangat mempengaruhi
berbagai tindakan keperawatan.
Gambaran
nilai-nilai keperawatan adalah bagaimana pengetahuan, penafsiran, pemahaman,
pemberian makna, serta sikap perawat mengenai nilai-nilai keperawatan, yang
meliputi tujuh nilai esensial keperawatan yang tersebar dalam beberapa
pernyataan, yakni altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat manusia,
keadilan, dan kebenaran. Dari tujuh nilai esensial keperawatan tersebut, maka
seorang perawat harus memiliki tata nilai dan sikap yang berupa care,
altruisme, dan empati.
1. Care
Care adalah semangat,
tindakan penting dari inti keperawatan, kekuatan yang menyatakan, proses
dnamika dan intisari struktural,Care adalah nilai, caring adalah sebuah
kebaikan.
Dalam membangun pribadi
caring perawat dapat melalui pengembangan indicator 10 caratif caring
(Waton1979) sebagai berikut:
a. Sistem
nilai humanistik-altruistik
b. Kepercayaan-harapan
c. Sensitif
terhadap diri sendiri dan orang lain
d. Pertolongan-Hubungan
saling percaya
e. Pengembangan
dan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif dan negative
f. Penggunaan
metode ilmiah, problem solving dalam pengambilan keputusan
g. Peningkatan
proses belajar-mengajar dalam interpersonal
h. Supportif,
korektif dan protektif terhadap mental, fisik, sosiokultural dan spiritual
i.
Membantu memenuhi kebutuhan dasar
manusia
j.
Dikembangkan faktor eksternal phenomenological
2. Empati
Empati adalah berusaha
menempatkan diri pada seseorang yang bersangkutan sehingga dapat merasakan apa
yang dirasakan oleh orang yang besangkutan tersebut. Empati berbeda dengan
simpati, sikap melibatkan perasaan terhadap sesuatu hal, sehingga tidak dapat
lagi berfikir objektif merupakan sikap simpati yang tidak seharusnya dimiliki
oleh perawat.
Senyum dan rasa empati
yang ditimbulkan setidaknya akan menjadi multivitamin dosage tinggi yang tanpa
antibiotik atau obat yang super keras akan menyembuhkan rasa terpelentirnya
hati seorang pasien yang sedang menderita penyakit sekeras apapun. Ada hal yang
tidak bisa di teliti secara ilmiah dan juga tidak harus dengan percobaan yang
mahal, ada yang timbul dari hati yaitu keikhlasan untuk menolong sesama.
Florence Nightiangel,
tokoh dunia yang mengubah persepsi dunia bahwa perawat itu merupakan pekerjaan
yang sangat mulia dan terhormat. Sebagai perawat dibutuhkan kemampuan khusus
yang tidak semua orang memilikinya, yaitu kemampuan empati. Perilaku yang
muncul dari tiap perawat terhadap pasien berbeda-beda, hal ini terkait dengan
kemampuan empati perawat itu sendiri, adapun yang mempengaruhi kemampuan
empati, yaitu: pikiran yang optimis, tingkat pendidikan, keadaan psikis,
pengalaman, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, status sosial,
dan beban hidup. Faktor-faktor tersebut diperlukan untuk menunjang perawat
dalam meningkatkan kemampuan empati.
Kemampuan empati
terkadang memang tidak dapat langsung muncul dari diri seorang perawat begitu
saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati, yaitu:
·
Peduli
·
Berguru
·
Berlatih.
Dengan
begitu maka perawat dapat meningkatkan kemampuan empatinya agar dapat lebih
mengerti, memahami, dan menghayati tidak hanya kondisi fisik namun juga kondisi
psikis klien.
Dengan
kemampuan empati maka perawat memiliki kemampuan untuk menghayati perasaan
pasien.Kemampuan empati seorang perawat dipengaruhi oleh kondisi perawat itu
sendiri. Perawat perlu menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis karena
keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.
Untuk
dapat memiliki kemampuan empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi.
Kebanyakan perawat memiliki sifat extovert (terbuka), maka akan lebih mudah
dalam menangani pasien, karena pasien merasa nyaman dengan keberadaannya.
3. Altruisme
Altruisme adalah
merupakan perilaku yang menggambarkan kepedulian dan kesejahteraan orang lain.
Sikap dari nilai altruisme yang ditampilkan perawat meliputi pemberian
perhatian, komitmen/ prinsip yang dipegang teguh oleh perawat untuk
mempertahankan janji, rasa iba, kemurahan hati, serta ketekunan.
Pada altruisme salah
satu yang penting adalah sifat empati atau merasakan perasaan orang lain di
sekitar kita. Hanya altruisme timbal balik yang mempunyai dasar biologis.
Kerugian potensial dari altruisme yang dialami individu diimbangi dengan
kemungkinan menerima pertolongan dari individu lain. Beberapa ahli mengatakan
bahwa altruisme merupakan bagian “sifat manusia” yang ditentukan secara
genetika, karena keputusan untuk memberikan pertolongan melibatkan proses
kongnisi sosial komplek dalam mengambil keputusan yang rasional.
(Latane&Darley, Schwartz, dalam Sears, 1991).
Perawat yang memiliki nilai yang
baik pasti akan menggali metode dan keterampilan yang diperlukan untuk
memberdayakan asuhan yang efektif (Bishof & Scudder, 1990). Mereka
menunjukkan kepedulian terhadap klien dengan mendukung dan menguatkan klien,
sehingga klien dapat sembuh dari sakitnya, dapat mengatasi kelemahannya, dan
hidup lebih sehat.Mereka peduli dengan kesejahteraan klien. Kehadiran
kepedulian seringkali membantu proses penyembuhan (Bishof & Scudder,
1990).( Potter & Perry, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Bertens,
K.2007. Etika . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Dalami,
Ermawati .2002 . Etika Keperawatan . Trans Info Media : Jakarta
Drmodiharjo
.2006 . Pokok-pokok Filsafah Hukum . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Effendi,
ferry dan Makhfudli .2009 . Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan . Sambela Medika : Jakarta
Kosnanto
.2004 . Pengantar Profesi dan Praktik .EGC : Jakarta
Leino-Kilpi.H
.2006 . In the professional code still the cornerstone of clinical partice. J
Adv Nurs .23 : 25-31
Lin,
Yen Ko, dkk.2013 . Building an Ethical environment improves patient privacy and
satisfaction in the crowded emergency department .BMC Medical Ethics. 14 (1),
1-8
Sudarto,
Totok .2006 . Moral Manusia suatu Pengantar Etika Umum . Sambela Medika :
Jakarta
Sumijatun
.2012 . Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan . Sambela Medika : Jakarta
Potter
dan Perry .2005 . Fundamental Keperawatan konsep, Proses dan Praktek Edisi$
.EGC : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar