LAPORAN
PENDAHULUAN
KLASIFIKASI
JENJANG KARIR PERAWAT
DiajukanUntukMemenuhi
Salah Satu Tugas
DepartemenKeperawatanManajemenKeperawatan
Program
ProfesiNers A.XV
DisusunOleh :
Risnawati, S.Kep
NIM : 4012200021
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERABANJAR
PROGRAM
STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN
AKADEMIK 2019-2020
Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding
Wetan No. 33
Kota Banjar
Tlp (0265) 741100 Fax (0265)
744043
web: www.stikesbp.ac.id
A. Karir
Kariradalahsuatupekerjaan (jabatan) yang ditangani
dan dipegangselamakehidupankerjaseseorang. Menurut Mathis dan J.H. Jackson,
2006 : 342) kariradalahrangkaianposisi yang berkaitandengankerja yang
ditempatiseseorangsepanjanghidupnya.
Career is the pattern of
work-realetwxperiences (e.g position, job duties, decisions, and subjective
interpretations about work-releated events) and activities over the span of
person’s work life.(Kariradalahpolapekerjaanterkaitpengalaman
(sepertijabatanpekerjaan, tugaspekerjaan, keputusan, dan
interprestasisubyektifmengenaipekerjaanterkaitdenganperistiwa)
sertaaktivitassepanjangperjalananhiduppekerjaanseseorang).
B. Manajemenkarir
Pemberikerjamengenalibahwamanajemenkariermemainakanperanpentingdalammelibatkan
dan mempertahankankaryawan. Penawarandukukankarirumumnyaadalah win-win
.karyawandengandibekaliwawasan yang lebihbaikmengenaikekuatanpekerjaanmereka,
akanlebihsiapuntukmelayaniperusahaan dan lebihtidakberkemungkinanpergi.
Pemberikerjaakanmendapatkanmanfaatdariketerlibatan yang lebihtinggi dan
perputaran yang lebihrendah.
Manajemenkariradalah proses yang
memungkinkankaryawanuntuklebihamemahami dan mengembangkanketerampilankarir dan
minatmereka dan untukmengguanakanketerampilan dan minatinisecara paling
efektifbaikdalamperusahaanmaupusetelahmerekameninggalkanperusahaan.
C. Perencanaan
dan pengembangankarir
a. Perencanaankarir
Perencanaankarierdapatdidefinisikansebagaisuatu
proses yang digunakanseseoranguntukmemilihtujuankarier dan
jalurkarieruntukmencapaitujuan-tujuantersebut. Sebagaisuatu proses yang
bertujuanuntukmenyesuaikantujuankarier dan
kemampuanindividudengankesempatanuntukmengisinyasecarasistematis
Proses atau
langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menyusun rencana karier terdiri atas hal-hal berikut ini.
1.
Menilai Diri
Sendiri
Hal utama dalam memulai perencanaan karier adalah
bertanya atau memahami diri sendiri. Misalnya, orang seperti apakah saya? Keterampilan apa yang saya miliki? Bagaimana dengan bakat dan
nilai yang saya miliki? Apakah saya menyukainya? Apa yang
menjadi kekuatan atau kelebihan dan kelemahan atau kekurangan saya? Mengenali kesempatan-kesempatan, keterampilan, bakat, dan nilai berhubungan
pada kesempatan karier. Kesempatan dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh
pertumbuhan atau kepadatan dari bisnis, kebijakan organisasi tentang pengembangan dan promosi karyawan dari dalam dan kebijakan dari internal kantor.
2. Menetapkan
Tujuan Karier
Setelah
seseorang dapat menilai kekuatan, kelemahan, bakat, dan setelah mendapat pengetahuan tentang arah dari kesempatan kerja, maka tujuan karier dapat dibentuk.
3.
Menyiapkan Rencana-rencana
Rencana tersebut mungkin dibuat dari berbagai macam
desain kegiatan untuk mencapai tujuan karier.
4.
Melaksanakan Rencana-rencana
Untuk
mengimplementasikan satu rencana kebanyakan diperlukan iklim organisasi yang
mendukung. Artinya bahwa manajemen tingkat atas harus mengajak semua tingkatan
dari manajemen untuk membantu bawahan
mereka dalam meningkatkan karier mereka.
Perencanaankarierdapatdilakukandengantigacara,
yaitu:
1.
pendidikankarier,
2.
penyediaaninformasi,
dan
3.
bimbingankarier.
b. PengembanganKarir
Pengembangan karier merupakan implementasi dari
perencanaan karier.
Untuk itu pengembangan karier dapat
didefinisikan sebagai semua usaha pribadi karyawan yang ditujukan untuk
melaksanakan rencana kariernya melalui
pendidikan, pelatihan, pencarian dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja.
Titik awal pengembangan karier dimulai dari diri karyawan
sendiri, di mana setiap orang bertanggungjawab atas pengembangan atau
kemajuan kariernya. Setelah komitmen dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan
karier dapat dilakukan. Untuk mengarahkan pengembangan karier agar menguntungkan karyawan dan organisasi, departemen
SDM mekakukan pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan.
Pihak-pihak yang
berperandalanpengembangankarir:
1.
Karyawan
Seorangkaryawanberperandalammelakukanperencanaankarirpribadinya.
Diabertanggungjawabuntukterusmeningkatkanketerampilan yang
diamilikiuntukmemastikanbahwadirinyamempunyaikompetensi yang
sesuaidengankebutuhanperusahaan dan pasar tenagakerja. Dia juga
sebaiknyabertindakproaktifuntukmelihatkesempatan yang ada, dan
kemungkinanmunculnyamasalahdengankarirnyasaatini. Untukitulah,
adabaiknyaseorangkaryawansenantiasadapatmelakukanpenilaiandiriuntukmengenalaspirasikarir
yang diainginkan, mengukurkekuatan yang iamiliki dan hal-hal yang
perluditingkatkanlebihbaiklagi. Denganperencanaankarirpribadiini,
seorangkaryawandapatmenilaitingkatkesesuaianantaraaspirasikarirnya dan karir
yang dipegangnyasaatini.
Dengandemikiandapatmengarahkandirinyauntukmemilihpenugasanataupekerjaan-pekerjaan
yang lebihsesuaidenganaspirasikarirnya.
Seorangkaryawanmembutuhkanseorang mentor
untukmembantupengembangankariernya. Mentor adalahseorang yang mempunyaiposisi
senior di perusahaan yang dapatmenjadisemacamnarasumberataupenasehat yang
dapatmemberikanbimbinganataujawabanataspertanyaan-pertanyaan yang
berkaitandengankarirkaryawan.
2. Pengusaha
(Organisasi)
Para pengusahacukupberperandalam proses
pengembangankarier, sepertimembantukaryawandenganmemberikan:
1)
Pendidikan
Formal,
2)
PenilaianPrestasiKaryawandalamkariernya,
3)
oleh para menajer,
4)
Gerakan
lateral yang bersifatberkembang,
5)
Konseling
oleh SDM,
6)
PersiapanPensiun,
dan
7)
PerencanaanSukses.
Sebelummempekerjakanseseorang,
pengusahabisamembantucalonkaryawanuntukmengukurapakahpekerjaanitumemanguntukmereka,
dan apakahjenispekerjaantersebutsesuaidenganketerampilan dan minatdari para
kandidatitu. Disinilahperusahaandapatberperanuntukmendorong para senior
manajernya agar bersediameluangkanwaktunyamenjadi mentor, dan
memberikanpenghargaankepadamerekaataskesediaannyatersebut. Namundemikian, pada
akhirnyakaryawansendirilah yang paling
berperandalampengembangankariernyadenganmendapatkanseorang mentor dan
membangunhubungan yang produktifdengannya.
D. JenjangKarirPerawat
Perawatmerupakanbagianterbanyakdalamprofesikesehatan
di seluruh dunia, yaitu 2,6 juta RN dan banyakdibutuhkan di masa datang. Juga
menjadipopulasiterbanyak di rumahsakit dan home care.
Pertumbuhanpopulasi yang terusmenerus,
membuatperawattidakpernahkekuranganpekerjaan. Di berbagai negara termasuk
Maryland, rata-rata usiaperawatmeningkat, artinyaakanbanyakperawatberhenti dan
selanjutnyakekuranganperawat.
Perawatsebagai
salah satutenagakesehatan di
rumahsakitmemegangperananpentingdalamupayamencapaitujuanpembangunankesehatan.
Keberhasilanpelayanankesehatanbergantung pada
partisipasiperawatdalammemberikanperawatan yang berkualitasbagipasien (Potter
& Perry, 2005).
Hal initerkaitdengankeberadaanperawat yang
bertugasselama 24 jam melayanipasien, sertajumlahperawat yang
mendominasitenagakesehatan di rumahsakit, yaituberkisar 40 – 60 % (Swansburg,
2000). Dengandemikian, rumahsakitperlumelakukanpengelolaansumberdayamanusia
(SDM) perawat, antara lain denganmemperhatikansistempengembangankarirperawat.
Pengembangankarirperawatmerupakansuatuperencanaan
dan penerapanrencanakarir yang dapatdigunakanuntukpenempatanperawat pada
jenjang yang sesuaidengankeahliannya, sertamenyediakankesempatan yang
lebihbaiksesuaidengankemampuan dan potensiperawat (Marquis & Huston, 2010).
Karirmerupakansuatuderetanposisi yang yangdiduduki
oleh seseorangselamaperjalananusianya (Robins, 2006).
Karirdiartikansebagaisemuapekerjaan yang
dipegangseseorangselamakehidupandalampekerjaannya (Davis & Werther, 96
dalamMeldona 2009). Sistempengembangankarirmenurut Bernardin dan Russel (1993,
dalamSulistiyani&Rosidah 2003) adalahusahasecara formal dan
terorganisirsertaterecanauntukmencapaikeseimbanganantarakepentingankaririndividudenganorganisasisecarakeseluruhan.
SedangkankarirperawatmenurutDepkes (2006)
merupakansistemuntukmeningkatkankinerja dan
profesionalismesesuaidenganbidangpekerjaanmelaluipeningkatankompetensi.
Sistemjenjangkarirprofesionalmemuattigaaspek yang
salingberhubungan, yaitukinerja, orientasiprofesional dan kepribadianperawat,
sertakompetensi yang menghasilkankinerjaprofesional (Depkes, 2006).
Komponenutamakarirterdiridarialurkarir, tujuankarir, perencanaankarir dan
pengembangankarir. Alur kariradalahpolapekerjaan yang berurutan yang
membentukkarirseseorang. Tujuankarirmerupakanpernyataantentangposisi masa
depandimanaseseorangberupayamencapainyasebagaibagiandarikarirhidupnya.
Tujuaninimenunjukkankedudukanseseorangsepanjangkarirpekerjaannya.
Perencanaankarirmerupkan proses dimanaseseorangmenyeleksitujuankarir dan
aruskariruntukmencapaitujuantersebut,
sedangkanpengembangankarirseseorangmeliputiperbaikan-perbaikan personal yang
dilakukanuntukmencapairencana dan tujuankarirnya.
Pencapaiantujuan dan rencanakarirseseorangtidakhanyaditentukan
oleh sistemkarir yang ditetapkan di tempatkerjatersebut. Perawatsebagaiindividu
yang merupakan SDM yang bekerja pada suatuorganisasipelayanankesehatan/
rumahsakit, mempunyaiperan yang besardalampencapaiankarirperawatitusendiri. Hal
inisejalandenganteori Davis dan Werther (1996, dalamMeldona, 2009) yang
menguraikan lima faktor yang terkaitdengankarir, meliputi; keadilandalamkarir,
perhatiandenganpenyeliaan, kesadarantentangkesempatan, minatpekerja dan
kepuasankarir.
a. Model
jenjangkarirperawat
Model
jenjangkarirperawattelahdikembangkan oleh banyakpakarkeperawatan di dunia.
Jenjangkarirperawatmerupakanteorikeperawatan yang dikemukakan oleh Benner tahun
1984 yang diadopsidari model dryfus, disusulkemudian oleh Swansburgtahun 2000.
Pada perkembangannya model jenjangkarirditerapkan dan dikembangkan di berbagai
negara, antara lain di USA, UK, Kanada, Taiwan, Jepang dan Tailandtermasuk juga
di Indonesia. Jenjangkarirperawat di Indonesia telahdisusun oleh PPNI
bersamadepartemenkesehatandalambentukpedomanjenjangkarirperawattahun 2006.
Berikutinipaparanbeberapa model sistemjenjangkarirperawat yang telahada dan telahdikembangkan:
1. Teori
From Novice To Expert dari Patricia Benner ( 1984 )
Teori
From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahapakuisisiperan dan perkembanganprofesimeliputi:
(1) Novice, (2) Advance Beginner, (3) competent, (4) proficient, dan (5)
expert.
2. Model
KarirdariSwansburg (2000)
Swansburg
(2000), mengelompokkanjenjangkarirmenjadiempat, yaituperawatklinik,
perawatmanajemen, perawatpendidik dan perawatpeneliti. Model
tahapanperawatklinikmeliputi; Perawatklinis / perawatan I ( pemula /
belumberpengalaman ), Perawatklinis / Staf II ( pemulatahaplanjut),
Perawatklinis / staf III ( kompeten), Perawatklinis / staf IV ( terampil),
Perawatklinis / staf V ( ahli).
3. Model
Career pathways di United Kingdom
Blakemore,
S ( 2010) memaparkan Nursing Careers di United Kingdom ( UK ) sejaktahun 2006
mengalami proses modernisasidengan model karir yang lebihfleksibeltertuangdalam
career pathways. Karir yang dikembangkansejalandengankonsep Benner (84) dan
Swansburg (2000), yang menetapkanempatjalurkarir, meliputiperawatklinik,
manajemen, pendidik dan peneliti. Namundemikian,
konseppengembangankarirselanjutnyadiarahkan pada lima career pathways yang meliputi
: Family and public health, Acute and critical care, First contact, acces and
urgent care, Supporting long-term care, Mental health and psychosocial care.
4. Model
Carier Pathways di Jepang, Taiwan dan Thailand
Chiang–Hanisko,
et al (2008), memaparkanjalurkarirperawat yang dikembangkan di Jepang, Taiwan
dan Thailand. Jenjangkarir di Negara-negara
tersebutdikembangkanmulaidaripendidikankeperawatan,
dilanjutkandengandikeluarkannyalisensibagiperawatdengankualifikasitertentu.
Secaraumumkenaikankarirperawat di tiga negara
tersebutsama-samamensyaratkankualifikasipendidikan formal, pengalamankerja,
pendidikanberkelanjutan dan uji kompetensi.
Karirperawat
di Jepangterdiridariperawatgeneralis dan advanced spesialis. Perawat general
memilikibeberapatingkatan yang meliputi Licensed Practical Nurse (LPN),
Registered Nurse (RN), Public Health Nurse (PHN) dan Bidan.
Karirperawatlanjutandiberikan pada perawat yang memilikipendidikan dan
pengalaman yang memenuhisyarat. Lisensilanjutanbagiperawat di Jepangmeliputi
Certified Nurse (CN), Certified Nurse Administrator (CNA) dan Clinical Nurse
Specialist (CNS).
5.
Jenjang
karir perawat oleh DEPKES RI dari sumber PPNI
Depkes
RI pada Tahun 2006 menyusunpedomanjenjangkarirbagiperawat, yang
didalamnyadijelaskanpenjenjangankarirperawatprofesional yang
meliputiperawatklinik, perawatmanajer, perawatpendidik dan perawatpeneliti.
Selanjutnya, Depkes RI Mengaturjenjangkarir professional perawatklinikdalam
lima tingkatansebagaiberikut :
1) PerawatKlinik I (PK I)
Perawatklinik I (Novice) adalahperawatlulusan D-III
telahmemilikipengalamankerja 2 tahunatauNers (lulusan S-1 Keperawatan plus
pendidikanprofesi) denganpengalamankerja 0 tahun, dan mempunyaisertifikat PK-I.
2) PerawatKlinik II (PK II)
Perawatklinik II (Advance Beginner)
adalahperawatlulusan D III Keperawatandenganpengalamankerja 5 tahunatauNers
(lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikanprofesi) denganpengalamankerja 3 tahun,
dan mempunyaisertifikat PK-II
3) PerawatKlinik III (PK III)
Perawatklinik III (competent) adalahperawatlulusan D
III Keperawatandenganpengalamankerja 9 tahunatauNers (lulusan S-1 Keperawatan
plus pendidikanprofesi) denganpengalamanklinik 6
tahunatauNersSpesialisdenganpengalamankerja 0 tahun, dan memilikisertifikat
PK-III. Bagilulusan D-III keperawatan yang tidakmelanjutkankejenjang S-1
keperawatantidakdapatmelanjutkankejenjang PK-IV dan seterusnya.
4) PerawatKlinik IV (PK IV)
Perawatklinik IV (Proficient) adalahNers (lulusan
S-1 Keperawatan plus pendidikanprofesi) denganpengalamankerja 9
tahunatauNersSpesialisdenganpengalamankerja 2 tahun, dan memilikisertifikat
PK-IV, atauNersSpesialisKonsultandenganpengalamankerja 0 tahun.
5) PerawatKlinik V (PK V)
Perawatklinik V (Expert)
adalahNersSpesialisdenganpengalamankerja 4
tahunatauNersSpesialisKonsultandenganpengalamankerja 1 tahun, dan memilikisertifikat
PK-V.
SecaraumummanfaatpenerapansistemjenjangkarirmenurutSulistiyani
dan Rosidah (2003) adalahmengembangkanprestasipegawai,
mencegahpegawaimintaberhentikarenapindahkerja, meningkatkanloyalitaspegawai,
memotivasipegawai agar dapatmengembangkanbakat dan kemampuannya,
mengurangisubjektivitasdalampromosi, memberikepastianharidepan,
mendukungorganisasimemperolehtenaga yang cakap dan terampilmelaksanakantugas.
Marquis dan Huston ( 2010)
menyampaikanbahwapenerapansistemjenjangkarirmerupakan salah satusolusi yang
dapatditerapkanuntukmenghindarikebosanan dan indiferensipekerjaan.
Kebosanandalampekerjaanterbuktidapatmeningkatkanterjadinyapemutusankerjasejalandenganwaktu
dan pekerjaan yang sama. Pendapattersebutsejalandenganhasilpenelitian yang telahdilakukan
oleh Chanafi( 2005), Sitinjak (2008) dan Suroso (2011) yang
ketiganyamenyatakanbahwasistemjenjangkarirdapatmeningkatkankepuasankerjaperawat.
DAFTAR
PUSTAKA
Dessler,
Garry. 2010. ManajemenSumberDayaManusia. EdisiKesepuluhJilid 2.
Jakarta.
SalembaEmpat
Dessler,
Gerry. 2015. ManajemenSumberDayaManusia. Edisi 14. Jakarta .Salemba
Empat
Moekijat.
2007. Perencanaan dan PengembanganKarirPegawai. Bandung. Mandar
Maju
Marquis, B.L. & Huston, C., J. 2010. Kepemimpinan
dan manajemenkeperawatan: teori&aplikasi, ed 4, alih Bahasa,
Widyawatidkk, Editor edisibahasa Indonesia Egikomarayudadkk, Jakarta: EGC
Nursalam .2013 .ManajemenKeperawatan .Jakarta
.SalembaMedika
Supriyatin,
SS. 2013. ManajemenSumberDayaManusia. Jilid 1. Jakarta. Mitra
Kreatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar