LAPORAN PENDAHULUAN
PATIENT SAFETY
DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu Tugas
DepartemenKeperawatanManajemenKeperawatan
Program ProfesiNers A.XV
![](https://www.blogger.com/img/transparent.gif)
DisusunOleh
:
Risnawati, S.Kep
NIM
: 4012200021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA
PUTERABANJAR
PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding
Wetan No. 33
Kota Banjar
Tlp (0265) 741100 Fax (0265)
744043
web: www.stikesbp.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN PATIENT SAFETY
1.PENGERTIAN
Tidakadanyakesalahanataubebasdaricederakarenakecelakaan
(Kohn, Corrigan & Donaldson, 2000). Keselamatanpasien (patient safety)
adalahsuatusistemdimanarumahsakitmembuatasuhanpasienlebihaman,
mencegahterjadinyacidera yang disebabkan oleh
kesalahanakibatmelaksanakansuatutindakanatautidakmengambiltindakan yang
seharusnyadiambil. Sistemtersebutmeliputipengenalanresiko, identifikasi dan
pengelolaanhal yang berhubungandenganresikopasien, pelaporan dan
analisisinsiden, kemampuanbelajardariinsiden, tindaklanjut dan
implementasisolusiuntukmeminimalkanresiko. Meliputi:
1) Assessment risiko
2) Identifikasi dan
pengelolaanhalberhubungandenganrisikopasien
3) Pelaporan dan
analisisinsiden
4) Kemampuanbelajardariinsiden
dan tindaklanjutnya
5) Implementasisolusiuntukmeminimalkantimbulnyarisiko
Menurut IOM,
KeselamatanPasien (Patient Safety) didefinisikansebagai freedom
from accidental injury. Accidental injury disebabkankarena error yang
meliputi kegagalansuatuperencanaanataumemakairencana yang salah
dalammencapaitujuan. Accidental injury juga
akibatdarimelaksanakansuatutindakan (commission) atautidak mengambiltindakan
yang seharusnyadiambil (omission).
Accidental injury dalamprakteknyaakanberupakejadiantidakdiinginkan
(KTD = missed = adverse event)
atauhampirterjadikejadiantidakdiinginkan (near miss). Near miss inidapatdisebabkankarena:
keberuntungan (misal:
pasienterimasuatuobatkontraindikasitetapitidaktimbulreaksiobat), pencegahan
(suatuobatdenganoverdosis lethal akandiberikan, tetapistaf lain mengetahui dan
membatalkannyasebelumobatdiberikan), atauperinganan (suatuobatdengan over dosis
lethal diberikan, diketahuisecaradinilaludiberikanantidotenya).
2. Tujuan Patient safety:
1. Terciptanya budaya keselamatan
pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas RS
terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD di RS
4. Terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
(Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)
Tujuanpenanganan patient safety menurut
(Joint Commission International):
Mengidentifikasipasiendenganbenar,
meningkatkankomunikasisecaraefektif, meningkatkankeamanandari high-alert
medications, memastikanbenartempat, benarprosedur, dan
benarpembedahanpasien, mengurangiresikoinfeksidaripekerjakesehatan,
mengurangiresikoterjadinyakesalahan yang lebihburuk pada pasien.
3. Pentingnya Patient Safety
Hampirsetiaptindakanmedikmenyimpanpotensirisiko,
yaitu:
a. KesalahanMedis (Medical Error)
Kesalahan yang terjadidalam
proses asuhanmedis yang mengakibatkanatauberpotensimengakibatkancedera pada
pasien. (KKP-RS)
b. KejadianTidakDiharapkan (KTD)/ Adverse Event
Suatukejadian yang
mengakibatkancedera yang tidakdiharapkan pada pasienkarenasuatutindakan (commission)
ataukarenatidakbertindak (ommision), dan bukankarena “underlying disease”
ataukondisipasien (KKP-RS).
c. NyarisCedera (NC)/ Near
Miss
Suatukejadianakibatmelaksanakansuatutindakan
(commission) atautidakmengambiltindakan yang seharusnyadiambil (omission), yang
dapatmencederaipasien, tetapicederaseriustidakterjadi, karena :
1.
Keberuntungan, misalnya:
pasienterimasuatuobatkontraindikasitetapitidaktimbul
reaksiobat
2. Pencegahan,
suatuobatdenganoverdosis lethal akandiberikan, tetapistaf lain mengetahui dan
membatalkannyasebelumobatdiberikan
3. Peringanan, suatuobatdengan
over dosis lethal diberikan,
diketahuisecaradinilaludiberikanantidotenya.(KKP-RS). Dalamkenyataannyamasalah medical error dalamsistempelayanankesehatanmencerminkanfenomenagunung
es, karena yang terdeteksiumumnyaadalah adverse event yang
ditemukansecarakebetulansaja. Sebagian besar yang lain
cenderungtidakdilaporkan, tidakdicatat, ataujustruluputdariperhatiankitasemua.
Jeniskesalahanberdasarkankontribusimanusia pada
terjadinyasuatukesalahan:
1. Kesalahanaktif (active
errors), terjadi pada level petugaskesehatanataustaf RS yang bekerjadidepan
dan efeknyaterjadihampirsecaratiba-tiba
2. Kesalahantersembunyi (letent
errors), terjadidalam level manajemenseperti design yang kurangbaik,
instalansi yang tidaktepat, pemeliharaan yang gagal, keputusanmanajemen yang
buruk, dan strukturorganisasi yang kurangbaik.
Kesalahantersembunyisulituntukdicatatsehinggaseringkesalahansepertiinitidakdapatdikenal
(Reason, 2000)
Dampakdari medical error sangatberagam, mulaidari yang ringan dan
sifatnya reversible hingga yang beratberupakecacatanataubahkankematian.
Sebagian penderitaterpaksaharusdirawat di rumahsakitlebih lama (prolonged
hospitalization) yang akhirnyaberdampak pada biayaperawatan yang
lebihbesar.
Sejakmasalah medical error menggema di seluruhbelahanbumimelaluiberbagai
media baikcetakmaupunelektronikhinggake journal-journal ilmiahternama, dunia
kesehatanmulaimenaruhkepedulian yang tinggiterhadapisu patient safety.
1. WHO memulai Program Patient
Safety padatahun 2004 :
“Safety is a fundamental
principle of patient care and a critical component of quality
management.” (World Alliance for Patient Safety, Forward
Programme WHO,2004)
2. KomiteKeselamatanPasienRumahSakit
(KKP-RS) dibentuk PERSI, pada Tgl 1-1-2005
3. Menteri Kesehatan bersama
PERSI dan KKP-RS telahmencanangkanGerakan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005, di JCC
4. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY
1. Sembilan solusikeselamatanPasien di RS (WHO Collaborating Centre
for Patient Safety, 2 May 2007), yaitu:
1. Perhatikannamaobat, rupa
dan ucapanmirip (look-alike, sound-alike medication
names)
2. Pastikanidentifikasipasien
3. Komunikasisecarabenarsaatserahterimapasien
4. Pastikantindakan yang benar
pada sisitubuh yang benar
5. Kendalikancairanelektrolitpekat
6. Pastikanakurasipemberianobat
pada pengalihanpelayanan
7. Hindari salah kateter dan
salah sambung slang
8. Gunakanalatinjeksisekalipakai
9. Tingkatkankebersihantanganuntukpencegahaninfeksinosokomial.
2. TujuhStandarKeselamatanPasien (mengacu pada “Hospital
Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh Joint
Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun
2002),yaitu:
1.
HakpasienStandarnyaadalah
1) Pasien&keluarganyamempunyaihakuntukmendapatkaninformasitentangrencana&hasilpelayanantermasukkemungkinanterjadinya
KTD (KejadianTidakDiharapkan).
Kriterianyaadalah
1) Harus adadokterpenanggungjawabpelayanan
2) Dokterpenanggungjawabpelayananwajibmembuatrencanapelayanan
3) Dokterpenanggungjawabpelayananwajibmemberikanpenjelasan
yang jelas dan benar kepadapasien dan keluargatentangrencana dan
hasilpelayanan, pengobatanatauproseduruntukpasientermasukkemungkinanterjadinya
KTD
2.
Mendidikpasien dan keluargaStandarnyaadalah
1) RS
harusmendidikpasien&keluarganyatentangkewajiban&tanggungjawabpasiendalamasuhanpasien.
Kriterianyaadalah:
Keselamatandalampemberianpelayanandapatditingkatkandgnketerlibatanpasienadalah
partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harusada system dan
mekanismemendidikpasien&keluarganyatentangkewajiban&tanggungjawabpasiendalamasuhanpasien.Denganpendidikantersebutdiharapkanpasien&keluargadapat:
1) Memberikan info ygbenar,
jelas, lengkap dan jujur
2) Mengetahuikewajiban dan
tanggungjawab
3) Mengajukanpertanyaanuntukhalygtdkdimengerti
4) Memahami dan menerimakonsekuensipelayanan
5) Mematuhiinstruksi dan menghormatiperaturan
RS
6) Memperlihatkansikapmenghormati
dan tenggang rasa
7) Memenuhikewajibanfinansial
yang disepakati
8) Keselamatanpasien dan
kesinambunganpelayanan
Standarnyaadalah
RS
menjaminkesinambunganpelayanan dan menjaminkoordinasiantartenaga dan antar unit
pelayanan.
Kriterianyaadalah:
1) koordinasipelayanansecaramenyeluruh
2)
koordinasipelayanandisesuaikankebutuhanpasien dan kelayakansumberdaya
3)
koordinasipelayananmencakuppeningkatankomunikasi
4) komunikasi dan transfer
informasiantarprofesikesehatan
4.
Penggunaanmetode-metodepeningkatankinerjauntukmelakukanevaluasi dan program
peningkatankeselamatanpasien
Standarnyaadalah
RS harusmendesign proses
baruataumemperbaiki proses ygada, memonitor&mengevaluasikinerjamelaluipengumpulan
data, menganalisissecaraintensif KTD,
&melakukanperubahanuntukmeningkatkankinerjaserta KP.
Kriterianyaadalah
1)
Setiaprumahsakitharusmelakukan proses perancangan (design) yang baik,
sesuai
dengan ”Tujuh Langkah MenujuKeselamatanPasienRumahSakit”.
2)
Setiaprumahsakitharusmelakukanpengumpulan data kinerja
3)
Setiaprumahsakitharusmelakukanevaluasiintensif
4)
Setiaprumahsakitharusmenggunakansemua data dan informasihasilanalisis
5.
Peran kepemimpinandalammeningkatkankeselamatanpasien
Standarnyaadalah
1) Pimpinandorong&jaminimplementasiprogr
KP melaluipenerapan “7 Langkah Menuju KP RS ”.
2) Pimpinanmenjaminberlangsungnya
program proaktifidentifikasirisiko KP & program mengurangi KTD.
3) Pimpinandorong&tumbuhkankomunikasi&koordinasiantar
unit &individuberkaitandenganpengambilankeputusantentang KP
4) Pimpinanmengalokasikansumberdayaygadekuatutkmengukur,
mengkaji, &meningkatkankinerja RS sertatingkatkan KP.
5) Pimpinanmengukur&mengkajiefektifitaskontribusinyadalammeningkatkankinerja
RS & KP.
Kriterianyaadalah
1) Terdapattimantardisiplinuntukmengelola
program keselamatanpasien.
2) Tersedia program
proaktifuntukidentifikasirisikokeselamatan dan program meminimalkaninsiden,
3) Tersediamekanismekerjauntukmenjaminbahwasemuakomponendarirumahsakitterintegrasi
dan berpartisipasi
4) Tersediaprosedur
“cepat-tanggap” terhadapinsiden, termasukasuhankepadapasien yang
terkenamusibah, membatasirisiko pada orang lain dan penyampaianinformasi yang
benar dan jelasuntukkeperluananalisis.
5) Tersediamekanismepelaporan
internal dan eksternalberkaitandenganinsiden,
6) Tersediamekanismeuntukmenanganiberbagaijenisinsiden
7) Terdapatkolaborasi dan
komunikasiterbukasecarasukarelaantar unit dan antarpengelolapelayanan
8) Tersediasumberdaya dan
sisteminformasi yang dibutuhkan
9) Tersediasasaranterukur, dan
pengumpulaninformasimenggunakankriteriaobjektifuntukmengevaluasiefektivitasperbaikankinerjarumahsakit
dan keselamatanpasien
10) Mendidikstaftentangkeselamatanpasien
Standarnyaadalah :
1) RS memiliki proses pendidikan,
pelatihan&orientasiuntuksetiapjabatanmencakupketerkaitanjabatandengan KP
secarajelas.
2) RS menyelenggarakanpendidikan&pelatihan
yang
berkelanjutanuntukmeningkatkan&memeliharakompetensistafsertamendukungpendekataninterdisiplindalampelayananpasien.
Kriterianyaadalah :
1)
Memiliki program diklat dan orientasibagistafbaru yang
memuattopikkeselamatan
pasien
2)
Mengintegrasikantopikkeselamatanpasiendalamsetiapkegiataninservice
training dan
memberipedoman yang jelastentangpelaporaninsiden.
3)
Menyelenggarakanpelatihantentangkerjasamakelompok (teamwork)
gunamendukung
pendekataninterdisiplin dan kolaboratifdalamrangkamelayanipasien.
Komunikasimerupakankuncibagistafuntukmencapaikeselamatanpasien.
Standarnyaadalah
1)
RS merencanakan&mendesain proses manajemeninformasi KP untukmemenuhi
kebutuhaninformasi internal &eksternal.
2) Transmisi data
&informasiharustepatwaktu&akurat
Kriterianyaadalah
1)
Disediakananggaranuntukmerencanakan dan mendesain proses
manajemenuntukmemperoleh data dan
informasitentanghal-halterkaitdengankeselamatanpasien.
2)
Tersediamekanismeidentifikasimasalah dan
kendalakomunikasiuntukmerevisimanajemeninformasi yang ada.
3. Tujuhlangkahmenujukeselamatanpasien RS (berdasarkan KKP-RS
No.001-VIII-2005) sebagaipanduanbagistafRumahSakit
1.
BangunkesadaranakannilaikeselamatanPasien,
“ciptakankepemimpinan&budaya yang terbuka dan adil”
BagiRumahsakit:
· Kebijakan: tindakanstafsegerasetelahinsiden,
langkahkumpulfakta, dukungankepada
staf, pasien, keluarga
· Kebijakan:
peran&akuntabilitas individual pada insiden
· Tumbuhkanbudayapelaporan&belajardariinsiden
· Lakukanasesmen dg
menggunakansurveipenilaian KP
Bagi Tim:
· Anggotamampuberbicara,
peduli&beranilaporbilaadainsiden
· Laporanterbuka&terjadi
proses pembelajaransertapelaksanaantindakan/solusiygtepat
2. Pimpin dan dukungstafanda,
“bangunlahkomitmen&focus yang kuat&jelastentang KP di RS anda”
BagiRumahSakit:
· Ada
anggotaDireksiygbertanggungjawabatas KP
· Di bagian-2 ada orang
ygdptmenjadi “Penggerak” (champion) KP
· Prioritaskan KP dlm agenda
rapatDireksi/Manajemen
· Masukkan KP dlmsemua
program latihanstaf
Bagi Tim:
· Ada “penggerak” dlmtimutkmemimpin
Gerakan KP
· Jelaskanrelevansi&pentingnya,
sertamanfaatgerakan KP
· Tumbuhkansikapksatriaygmenghargaipelaporaninsiden
3. Integrasikanaktivitaspengelolaanrisiko,
“kembangkansistem& proses pengelolaanrisiko,
sertalakukanidentifikasi&asesmenhalygpotensialbrmasalah”
BagiRumahSakit:
· Struktur& proses
mjmnrisikoklinis& non klinis, mencakup KP
· Kembangkanindikatorkinerjabagisistempengelolaanrisiko
· Gunakaninformasidrsistempelaporaninsiden&asesmenrisiko&tingkatkankepedulianthdppasien
Bagi Tim:
· Diskusiisu KP dlm forum2,
utkumpanbalikkpdmjmnterkait
· Penilaianrisiko pd
individupasien
· Proses
asesmenrisikoteratur, tentukanakseptabilitastiaprisiko,
&langkahmemperkecilrisikotsb
4. Kembangkansistempelaporan,
“pastikanstaf Anda agar dg mudahdptmelaporkankejadian/insidenserta RS
mengaturpelaporankpd KKP-RS”
BagiRumahsakit:
· Lengkapirencanaimplementasisistempelaporaninsiden,
kedlmmaupun ke luaryg hrs dilaporkanke KKPRS – PERSI
Bagi
Tim:
· Doronganggotautkmelaporkansetiapinsiden&insidenygtelahdicegahtetapitetapterjadi
juga, sbgbahanpelajaranygpenting
5. Libatkan dan berkomunikasidenganpasien,
“kembangkancara-carakomunikasiygterbuka
dg pasien”
BagiRumahSakit
· Kebijakan
:komunikasiterbukattginsiden dg pasien&keluarga
· Pasien&keluargamendptinformasibilaterjadiinsiden
· Dukungan,pelatihan&dorongansemangatkpdstaf
agar selaluterbukakpdpasien&kel. (dlmseluruh proses asuhanpasien
Bagi Tim:
· Hargai&dukungketerlibatanpasien&kel.
bilatlhterjadiinsiden
· Prioritaskanpemberitahuankpdpasien&kel.
bilaterjadiinsiden
· Segerastlhkejadian,
tunjukkanempatikpdpasien&kel.
6. Belajar dan
berbagipengalamantentangKeselamatanpasien,
“dorongstafandautkmelakukananalisisakarmasalahutkbelajarbagaimana&mengapakejadianitutimbul”
BagiRumahSakit:
· Stafterlatihmengkajiinsidenscrtepat,
mengidentifikasisebab
· Kebijakan:
kriteriapelaksanaanAnalisisAkarMasalah (Root Cause Analysis/RCA) atau
Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) ataumetodaanalisislain,
mencakupsemuainsiden& minimum 1 x per tahunutk proses risikotinggi
Bagi Tim:
· Diskusikandlmtimpengalamandarihasilanalisisinsiden
· Identifikasibgn lain
ygmungkinterkenadampak&bagipengalamantersebut
7. Cegahcederamelaluiimplementasi
system Keselamatanpasien,
“Gunakaninformasiygadattgkejadian/masalahutkmelakukanperubahan pd
sistempelayanan”
BagiRumahSakit:
· Tentukansolusi dg
informasidrsistempelaporan, asesmenrisiko, kajianinsiden, audit sertaanalisis
· Solusi
mencakuppenjabaranulangsistem, penyesuaianpelatihanstaf&kegiatanklinis, penggunaaninstrumenygmenjamin
KP
· Asesmenrisikoutksetiapperubahan
· Sosialisasikansolusiygdikembangkan
oleh KKPRS-PERSI
· Umpanbalikkpdstafttgsetiaptindakanygdiambilatasinsiden
Bagi Tim:
· Kembangkanasuhanpasienmenjadilebihbaik&lebihaman
· Telaahperubahanygdibuattim&pastikanpelaksanaannya
· Umpanbalikatassetiaptindaklanjutttginsidenygdilaporkan
Jenis-jenis APD
1. Alat pelindungkepala
Fungsi
Alat pelindungkepalaadalahalatpelindung yang
berfungsiuntukmelindungikepaladaribenturan, terantuk,
kejatuhanatauterpukulbendatajamataubendakeras yang melayangataumeluncur di
udara, terpapar oleh radiasipanas, api, percikanbahan-bahankimia, jasadrenik
(mikroorganisme) dan suhu yang ekstrim. Jenisalatpelindungkepalaterdiridari
helm pengaman (safety helmet ), topiatau tudung kepala,
penutupataupengamanrambut, dan lain-lain.
2. Alat pelindungmata dan
muka.
Fungsi
Alat pelindungmata dan mukaadalahalatpelindung yang
berfungsiuntuk melindungimata dan mukadaripaparanbahankimiaberbahaya,
paparanpartikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air,
percikanbenda-bendakecil, panas, atauuappanas, radiasigelombangelektromagnetik
yang mengionmaupunyangtidakmengion, pancarancahaya,
benturanataupukulanbendakerasataubendatajam.
Jenisalatpelindungmata dan
mukaterdiridarikacamatapengaman (spectacles), goggles, tamengmuka (face
shield ), masker selam, tamengmuka dan kacamatapengamandalamkesatuan (full
face masker ).
3.
Alat pelindungtelinga.
FungsiAlat
pelindungtelingaadalahalatpelindung yang
berfungsiuntukmelindungialatpendengaranterhadapkebisinganatautekanan. Jenisalatpelindungtelingaterdiridarisumbattelinga
(ear plug) dan penutuptelinga (ear muff).
4.
Alat pelindungpernapasanbesertaperlengkapannya.
Fungsi
Alat
pelindungpernapasanbesertaperlengkapannyaadalahalatpelindung yang
berfungsiuntukmelindungi organ pernapasandengancaramenyalurkanudarabersih dan
sehat dan/ataumenyaringcemaranbahankimia, mikro-organisme, partikel yang
berupadebu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume,
dansebagainya.b.Jenisalatpelindungpernapasan dan perlengkapannyaterdiridari
masker, respirator, katrit, kanister.
5. Alat pelindungtangan.
Fungsi
Pelindungtangan (sarungtangan) adalahalatpelindung
yang berfungsiuntuk melindungitangan dan jari-jaritangandaripajananapi,
suhupanas, suhudingin,radiasielektromagnetik, radiasimengion, aruslistrik,
bahankimia, benturan,pukulan dan tergores, terinfeksizatpatogen (virus,
bakteri) dan jasadrenik. Jenispelindungtanganterdiridarisarungtangan yang
terbuatdarilogam, kulit, kainkanvas, kainataukainberpelapis, karet, dan
sarungtangan yang tahanbahankimia
6.
Alat pelindung kaki.
Fungsi
Alat pelindung kaki berfungsiuntukmelindungi kaki
daritertimpaatauberbenturandenganbenda-bendaberat, tertusukbendatajam,
terkenacairanpanasataudingin, uappanas, terpajansuhu yang ekstrim,
terkenabahankimiaberbahaya dan jasadrenik, tergelincir. JenisPelindung kaki
berupasepatukeselamatan pada pekerjaanpeleburan, pengecoranlogam, industri,
kontruksibangunan, pekerjaan yang berpotensibahayapeledakan, bahayalistrik,
tempatkerja yang basahataulicin, bahankimia dan jasadrenik,
dan/ataubahayabinatang dan lain-lain.
7.
Pakaianpelindung.
Fungsi
Pakaianpelindungberfungsiuntukmelindungi badan
sebagianatauseluruhbagian badan daribahayatemperaturpanasataudingin yang
ekstrim, pajananapidanbenda-bendapanas, percikanbahan-bahankimia, cairan dan
logampanas, uappanas, benturan (impact) denganmesin, peralatan dan bahan,
tergores, radiasi, binatang, mikro-organismepatogendarimanusia, binatang,
tumbuhan dan lingkunganseperti virus, bakteri dan jamur.
Cucitangan:
·
Selalumelepasperhiasansebelummencucitangan
·
Menggunakansabun dan air mengalir
·
Membasahitangan dan pergelangantangan ,pertahankantanganlebihrendahdarisikuutnukmenghindarikontaminasi
·
Gosokdengankerashinggaberbusa
·
Jika tanganandakotor ,gosokagak lama sekitar 4- 5 jam
·
Bersihkanbagianbawah kuku anda
·
Jika andamenggunakansabunpadat, cucisabunsetelahandamemakainya
·
Keringkantangandengancermatdenganhandukkering
·
Gunakansuduthandukuntukmenutupkrandioperasikandengantangan
KonsepStandarPengendalainInfeksi
Cara
palingmudahmencegahpenyebaraninfeksiadalahmembunuhmikroorganismeketikamerekaada
di tangan, alat dan perabot, seperti, tempattidurpasien. Cara paling
efektifmembunuhmikroorganismeadalah:
1. Antisepsis –
>membunuhataumenghentikanpertumbuhanmikroorganisme.
2. Dekontaminasi –
>membuatobjeklebihamandipegangsebelumpembersihan.
3. Pembersihan
->menghilangkankotoran dan mikroorganismedarikulit dan objek,
denganmenggunakansabun dan air.
4. Disinfeksikadartinggi
->membunuhkebanyakanorganisme pada objek.
5. Sterilisasi
->membunuhsemuamikroorganisme pada
objek,misalnyaperalatanbedah.
Metodetambahanuntukmencegahinfeksiyaitu:
1
Pakaianpelindung
2
Pembuangan yang aman pada limbahtubuh dan
benda-bendaterinfeksi,misalnyabalutan.
Untukmencegahpenyebaraninfeksidirumahsakit,perawat
dan pemberiperawatankesehatan yang lain mengikutipraktikmedis dan asepsis
bedah.
-
Teknik bersih( asepsismedis ) mengurangijumlahmikroorganisme yang ada dan
mencegahnyamasukkepasien.
-
Teknik pembedahan( asepsisbedah ) mencakupmempertahankanobjek dan area
bebasmikroorganismeuntukmeyakinkanbahwaprosedurpembedahansteril.
Adapun
teknikbersih yang bisadijadikanpedomanuntukpengendalianinfeksi.
Untukteknikbersih,ikutipedomanberikut:
1. Bersihkanlukadarisisilukabagiandalamkearahluar.
Gantibalutan yang kotor dan buangdenganbenar. Gunakansalin normal
untukmencuciluka yang bersih. Gunakan betadine dan
chlorexidineuntukmembersihkankulit. Gunakansabun dan air untukmencucilukakotor.
2. Cegahpenyebaranmikroorgamismedalam
droplet. Dorongpasienmenutupmulutmerekadenganmenggunakan tissue
atausaputanganbilabersin.
3. Janganpernahmengizinkanpasienmenggunakanalatpribadibersam
orang lain. Pertahankantempattidurbersih dan kering.tidakbolehada air dan
botoldiatasnya.
4. Bersihkan dan
desinfektanobjekkotor yang akandigunakanulang
5. Janganmembiarkan linen
kotor dan artikel lain menyentuhseragamanda. Buang dengantepat.
6. Kosongkanpengisap dan
botoldrainasesebelumbotolpenuh
7. Janganmenyebarkandebudenganmengibas
linen
8. Janganmenempelalat dan
kaindilantai
9. Gunakansarungtanganbersihbilamemengangcairantubuh.
10. Gunakanpakaianpelindung
11. Ketika membersihkan area
kotor ,bersihkandulu area yang tidakkotor.
12. Tunnagkancairankewastafeldekatkransehinggatidakterciprat
13. Tempatjarum dan
spoitkedalamwadahkhusus
14. Cucitangandengansering.
Selainituperawatanalat
juga perludiperhatikan, Adapaunteknikperawatanalatyakni:
·
Sebelummencucialatbedah yang digunakanjarum dan spuit yang dapatdipakai
lang, dan sarungtanganharusdidekonrtaminasikan .dekontaminasidenganlarutanpemutihklorin
0,5% untukdekontaminasi virus HIV/AIDS dan hepatitis B.
·
Ketika andamencuciobjekkotor ,pertama kali cucidengan air
dinginmuntukmelepas material organic seperti mucus dan darah. Setelah
itucucidengan air panas, jikaperlugunakansikatmembersihkannya
DAFTAR PUSTAKA
Hasting G. 2006. Service Redesign: Eight steps to better patient safety.
Health ServiceJournal.http://www.goodmanagement-hsj.co.uk/patientsafety
Departemen Kesehatan R.I(2006). Panduan nasionalkeselamatanpasienrumahsakit.
utamakankeselamatanpasien. BakitHusada
Depertemen Kesehatan R.I (2006). Upayapeningkatanmutupelayananrumahsakit.
(konsepdasar dan prinsip). DirektoratJendralPelayananMedikDirektoratRumahSakitKhusus
dan Swasta.
Komalawati, Veronica. (2010) Community&Patient Safety DalamPerspektif
Hukum Kesehatan.
Kozier, B. Erb, G. &Blais, K. (1997) Professional nursing
practice concept, and prespective. California: Addison Wesley Logman, Inc.
Lestari, Trisasi. KonteksMikrodalamImplementasi Patient Safety:
Delapan Langkah UntukMengembangkanBudaya Patient Safety. Buletin
IHQN Vol II/Nomor.04/2006 Hal.1-3
Nursalam, (2002). Manajemenkeperawatan.
aplikasidalampraktikkeperawatanprofesional. SalembaMedika. Jakarta.
PERSI – KARS, KKP-RS. (2006). Membangunbudayakeselamatanpasienrumahsakit. Lokakarya
program KP-RS. 17 Nopember 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar