KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Departemen Keperawatan Komunitas Keluarga dan
Gerontik
Program Profesi Ners A.XV
Disusun
Oleh :
RISNAWATI,
S.Kep
NIM
: 4012200021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA
PUTERABANJAR
PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding
Wetan No. 33
Kota Banjar
Tlp (0265) 741100 Fax (0265)
744043
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengertian Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat
dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun
masyarakat dan ekosistem.
Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan
spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung
jawab serta etika profesi keperawatan.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Pertama, Keperawatan menganut
pandangan yang holistic terhadap manusia yaitu keutuhan sebagai makhluk
bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia,
memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua
manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan
atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan
status ekonomi social. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari
pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan menganggap klien sebagai
partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian
asuhan.
B. Pengertian Komunitas
Menurut
Vanina Delobelle , definisi suatu komunitas adalah group beberapa orang yang
berbagi minat yang sama, yang terbentuk oleh 4 faktor, yaitu:
1.
Komunikasi dan keinginan berbagi (sharing): Para
anggota saling menolong satu sama lain.
2.
Tempat yang disepakati bersama untuk bertemu
3.
Ritual dan kebiasaan: Orang-orang datang secara
teratur dan periodik
4.
Influencer: Influencer merintis sesuatu hal dan para
anggota selanjutnya ikut terlibat
Vanina juga
menjelaskan bahwa komunitas mempunyai beberapa aturan sendiri, yaitu:
1.
Saling berbagi (Share): Mereka saling menolong dan
berbagi satu sama lain dalam komunitas.
2.
Komunikasi: Mereka saling respon dan komunikasi satu
sama lain.
3.
Kejujuran: Dilarang keras berbohong. Sekali seseorang
berbohong, maka akan segera ditinggalkan.
4.
Transparansi: Saling bicara terbuka dan tidak boleh
menyembunyikan sesuatu hal.
5.
Partisipasi: Semua anggota harus disana dan
berpartisipasi pada acara bersama komunitas.
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan individu dan populasi.Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian
dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya.
C. Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus
yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih
besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal
itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pela¬yanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and
Dawkin, 1987).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia
dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai
sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan
kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat secara komprehensif.
D. Tujuan Keperawatan Komunitas dan Fungsi Komunitas
1.
Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2.
Tujuan khusus
a.
Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh
masyarakat.
b.
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan.
c.
Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan
pembinaan dan asuhan keperawatan.
d.
Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang
memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di
masyarakat.
e.
Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
f.
Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk
kelompok resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas.
g.
Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik
dan sosial untuk menuju keadaan sehat optimal.
3.
Fungsi keperawatan komunitas
a.
Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan
ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b.
Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c.
Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d.
Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan
dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan
(Mubarak,2006).
E. Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma
keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga
dan masyarakat.
1.
Individu Sebagai Klien
Individu
adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2.
Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok
individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama
lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis,
rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi
diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan
keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
a.
Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan
merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b.
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya
sendiri.
c.
Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan.
Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga tersebut.
3.
Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri
adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan
peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua
warga.
Kesehatan dalam keperawatan
kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan
fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada
kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor
yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air,
udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami
wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya
sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan
dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan
kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan
oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Lingkungan dalam paradigm
keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat
mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan
fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.
F. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran
keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga,
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan
komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu
1)
Tingkat Individu.
Perawat
memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan
tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas
dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah
kesehatan individu
2)
Tingkat Keluarga.
Sasaran
kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas
pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
a.
Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan,
yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular
yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis
tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b.
Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan
ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang
dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil
resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita
dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo
atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c.
Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3)
Tingkat Komunitas
a.
Pembinaan kelompok khusus
b.
Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
G. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan
baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan imunisasi,
pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan peme¬liharaan kehamilan,
nifas dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan
orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali
pusat bayi baru lahir.
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah
atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan
cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch
tulang dan lain sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk
efektif pada penderita TBC, dll.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
H. Peran Perawat Komunitas
a.
Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat
memberikan informasi yang memungkinkan klien membuat pilihan dan mempertahankan
autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi belajar klien.
b.
Advokat
Perawat
memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
c.
Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan
kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup klien.
d.
Kolaborator
Perawat komunitas juga harus
bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk
mencapai tahap kesehatan yang optimal.
e.
Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas
seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku
sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
f.
Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan
dapat membantu mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan
yang merupakan dasar dari praktik keperawatan.
g.
Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat
berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya
dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
I.
Prinsip Keperawatan Komunitas
Pada
perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,
yaitu :
a.
Kemanfaatan : Semua tindakan dalam asuhan keperawatan
harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau
pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak,
2009).
b.
Kerjasama : Kerjasama dengan klien dalam waktu yang
panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program
dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)
c.
Secara langsung : Asuhan keperawatan diberikan secara
langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan
sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
d.
Keadilan : Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan
kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2009).
e.
Otonomi Klien: Otonomi klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik
dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).
J.
Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran dari
perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan, sasaran ini terdiri dari:
a.
Individu : Individu adalah anggota keluarga yang unik
sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
b.
Keluarga : Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan.
c.
Kelompok Khusus : Kelompok khusus adalah kumpulan
individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
-
Ibu hamil
-
Bayi baru lahir
-
Balita
-
Anak usia sekolah
-
Usia lanjut
Kelompok
dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah:
-
Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
-
Penderita
dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
Kelompok yang
mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
-
Wanita tuna susila
-
Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
-
Kelompok-kelompok
pekerja tertentu, dan lain-lain.
Lembagasosial, perawatan dan
rehabilitasi, diantaranyaadalah:
-
Panti wredha
-
Panti asuhan
-
Pusat-pusat
rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
-
Penitipan balita.
K. Falsafah
Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan
terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap
kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada
falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia
merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung
tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau
paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar,
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan
masing-masing unsur sbg berikut :
1.
Manusia : Komunitas
sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi
atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan
dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama
lain untuk mencapai tujuan.
2.
Kesehatan:Sehat adalah
suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis
sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3.
Lingkungan: Semua factor
internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4.
Keperawatan : Intervensi /
tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).
L. Tingkat
Pencegahan Keperawatan Komunitas
Pelayanan
yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang
luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu
(Mubarak, 2009) :
a.
Pencegahan primer
Pelayanan
pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit sebelum terjadi
karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum
dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup
tindakan spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya
tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi,
anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
b.
Pencegahan sekunder
Pelayanan
pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal dengan
mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c.
Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium
dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara
optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan
fisik pada penderita patah tulang.
M. Strategi
Intervensi Keperawatan Komunitas
Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan
strategi intervensi keperawatan komunitas antara lain :
a.
Proses kelompok (group
process)
Seseorang
dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman
sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu
juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat
mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu
mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b.
PendidikanKesehatan (Health
Promotion)
Pendidikan
kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke
orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat
sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan
sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c.
Kerjasama(Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat
luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan
asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Anderson
& McFarlane, 2011. Community As Partner: Theory And Practice In Nursing.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Efendi,Ferry
dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Harnilawati.2013.
Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka As Salam
Hidayat Aziz
Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika : Jakarta.
Mubarak,
Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Jakarta :
CV. Sagung Seto
Riyadi.
2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika
Stanhope dan
Lancaster, 2010) community & public health nursing (six ed. St. Louis,
Missouri: Mosby
Sumijatun,
dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan
Komunitas. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar