Selasa, 02 Juni 2020

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (DUVALL)


LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(DUVALL)



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Departemen Keperawatan Komunitas Keluarga dan Gerontik
Program Profesi Ners A.XV




Description: Description: logo STIKes.jpg




Disusun Oleh :
RISNAWATI, S.Kep
NIM : 4012200021




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERABANJAR
PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar
Tlp (0265) 741100 Fax (0265) 744043




LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(DUVALL)

A.      Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tinggal dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu sama yang lainnya, mempunyai peran masing-masing menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Malagya,1978)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang berkumpul dan tinggal di satu atap dengan keadaan saling bergantungan (Departemen Kesehatan, 1988)
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional dan social dari tiap anggota. (Duvall)
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang saling tergantung satu sama lainnya untuk emosi, fisik, dan dukungan ekonomi (Hanson, 1996)
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang bersisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian dan saling menyayangi (Murray & Zentner, 1997)
Keluarga merupakan subsitem komunitas sebagai sistem sosial yang bersifat unik dan dinamis. Keluarga merupakan sentral perawatan karena keluarga merupakan sumber kritikal untuk pemberian pelayanan keperawatan, intervensi yang dilakukan pada keluarga merupakan hal penting untuk pemenuhan kebutuhan individu.
Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1.         Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2.         Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
3.         Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial,: suami, isteri, anak, kakak, adik.
4.         Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggotanya.

B.       Bentuk/ Type Keluarga
1.         Tradisional
a.         Nuclear Family atau Keluarga Inti : Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b.        Reconstituted Nuclear : Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
c.         Niddle Age atau Aging Cauple : Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan / meniti karier.
d.        Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear  : Suami istri tanpa anak.
e.         Single Parent
f.         Dual Carrier : Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
g.        Commuter Married : Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h.        Single Adult : Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
i.          Extended Family : 1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.
j.          Keluarga Usila : Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
2.         Non Tradisional
a.         Commune Family : Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama, pengalaman yang sama.
b.        Cohibing Coiple : Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
c.         Homosexual / Lesbian
d.        Institusional : Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
e.         Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak

C.      Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)
a.         Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang.
b.         Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai – nilai budaya keluarga. Bagaimana keluarga produktif terhadap sosial dan bagaimana memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar berdisiplin, mengenal budaya dan norma melalui hubungan interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.
c.         Fungsi perawatan keluarga
Fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, emntal dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d.        Fungsi Ekonomi
Memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan dan papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e.         Fungsi biologis
Fungsi biologis tidak hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tettapiuntuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
f.          Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberika perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
g.         Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, ketrampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

D.      Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
Menurut Duvall & Miller (1985), tahapan dan tugas perkembangan keluarga adalah:
a.         Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru
Tugas perkembangan pemula antara lain membina hubungan yang harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang saling memuaskan, membina hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orang tua.
b.         Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang saling memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dengan mensosialisasikan dengan linglungan keluarga besar masing – masing pasangan.
c.         Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah memenuhi kebutuhan angggota keluarga, mensosialisasaikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi keutuhan ank yang lainnya, mempertahankan hubunngan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
d.        Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap ini adalah mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
e.         Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13 – 20 tahun)
Tugas perkembangan tahap V adalah menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak – anak, memberikan perhatian, memberikan kebebabasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f.          Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan tahap ini adalah memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggita keluarga baru yang didapat melalui perkawinan anak – anak, melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit sakitan dari suami maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan komunikasi, memeperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menanta kembali peran dan fungsi keluarga setekah ditinggalkan anak.
g.         Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII adalah menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, memeprtahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang kan datang, memperhatikan kesehatan masing – masing pasangan, tetap menjaga komunikasi dengan anak – anak.
h.         Tahap VIII, keluarga dengan masa pensiun dan lansia
Tugas perkembangan keluarga tahap ini yaitu mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi mereka, saling memberi perhatian yang menyenangkan antar pasangan, merencakanan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.



E.       Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1.         Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2.         Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3.         Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4.         Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah suami.
5.         Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

F.       Ciri-Ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
1.         Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota keluarga.
2.         Ada keterbatasan : Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3.         Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

G.      Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.         Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.         Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.         Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

H.      Level Pencegahan Perawatan Keluarga
Pelayanan keperawatan keluarga, betrfokus pada tiga level prevensi yaitu :
1.         Pencegahan primer (primary prevention), merupakan tahap pencegahan yang dilakukan sebelum masalah timbul, kegiatannya berupa pencegahan spesifik (spesifik protection) dan promosi kesehatan (health promotion) seperti pemberian pendidikan kesehatan, kebersihan diri, penggunaan sanitasi lingkungan yang bersih, olah raga, imunisasi, perubahan gaya hidup. Perawat keluarga harus membantu keluarga untuk memikul tanggung jawab kesehatan mereka sendiri, keluarga tetap mempunyai peran penting dalam membantu anggota keluarga untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
2.         Pencegahan sekunder (secondary prevention), merupakan tahap pencegahan kedua yang dilakukan pada awal masalah timbul maupun saat masalah berlangsung, dengan melakukan deteksi dini (early diagnosis) dan melakukan tindakan penyembuhan (promp treatment) seperti screening kesehatan, deteksi dini adanya gangguan kesehatan.
3.         Pencegahan tersier (tertiary prevention), merupakan pencegahan yang dilakukan pada saat masalah kesehatan telah selesai, selain mencegah komplikasi juga meminimalkan keterbatasan (disability limitation) dan memaksimalkan fungsi melalui rehabilitasi (rehabilitation) seperti melakukan rujukan kesehatan, melakukan konseling kesehatan bagi yang bermasalah, memfasilitasi ketidakmampuan dan mencegah kematian. Rehabilitasi meliputi upaya pemulihan terhadap penyakit atau luka hingga pada tingkat fungsi yang optimal secara fisik, mental, sosial dan emosional.

I.         Tugas Keluarga
Lima tugas keluarga dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004) keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan antara lain:
1.         Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu akan tidak berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga akan habis.
2.         Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
3.         Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga itu sendiri
4.         Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
5.         Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.

J.        Asuhan Keperawatan Keluarga
Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :
a.         Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (yang digunakan sehari-hari), lugas, dan sederhana. Pada kegiatan pengkajian ada beberapa tahap yang diperlukan, yaitu :
a.         Membina hubungan yang baik.
Hubungan yang baik antara perawat klien (keluarga) merupakan modal utama pelaksanaan ashan keperawatan. Hubungan tersebut dapat dibentuk dengan menerapkan komunikasi terapeutik yang merupakan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya. Beberapa hal yang perlu dilakukan:
1)        Diawali dnegan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
2)        Menjelaskan tujuan kunjungan
3)        Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga
4)        Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan
5)        Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat
b.        Pengkajian awal.
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
c.         Pengkajian lanjutan (tahap kedua).
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Di sini perawat perlu mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
Pengumpulan data (informasi) dari keluarga dapat menggunakan metode wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga, dengan menggunakan data sekunder (contoh: hasil laboratorium, hasil foto rontgen, dan sebagainya). Dalam pengumpulan data yang perlu dikaji adalah :
a.         Data umum
Identitas kepala keluarga
1)        Nama kepala keluarga (KK)
2)        Umur
3)        Pekerjaan kepala keluarga
4)        Pendidikan kepala keluarga
5)        Alamat dan nomor telepon
6)        Komposisi Keluarga
Genogram, genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar.
7)        Tipe keluarga, menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
8)        Suku Bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
9)        Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yg dapat mempengaruhi kesehatan.
10)    Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga meliputi rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga, jenis pengeluaran keluarga tiap bulan, tabungan khusus kesehatan, barang (harta benda) yang dimilki keluarga (perabot, transportasi).
11)    Aktivitas rekreasi keluarga, rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
b.        Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1)        Tahap perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga ini. Contohnya: Keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak kedua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.
2)        Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3)        Riwayat keluarga inti, menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian biasa digunakan terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4)        Riwayat keluarga sebelumnya, dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c.         Pengkajian lingkungan
1)        Karakteristik rumah, karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, kondisi dalam dan luar rumah, kebersihan rumah, ventilasi rumah, saluran pembuangan air limbah (SPAL), air bersih, pengelolaan sampah, kepemilikan rumah, kamar mandi, dan denah rumah
2)        Karateristik tetangga dan komunitas RW, menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi apakah ingin tinggal dengan satu suku saja, aturan dan kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3)        Mobilitas geografis keluarga, mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat serta dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga (apakah menyebabkan stres)
4)        Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.
5)        Sistem pendukung keluarga, yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
d.        Struktur Keluarga
1)        Pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga serta cara keluarga memecahkan masalah
2)        Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
3)        Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
4)        Nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
e.         Fungsi Keluarga
1)        Fungsi afektif, hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2)        Fungsi sosialisasi, hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3)        Fungsi perawatan kesehatan, menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.

Hal-hal yang di kaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah:
a)         Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta2 dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b)        Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yg tepat,
c)         Mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran,komplikasi,prognosa dan cara perawatannya)
d)        Untuk mengetahui Sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat,
e)         Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas /pelayanan kesehatan di masyarakat
f)         Apakah Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
4)        Fungsi reproduksi
Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a)         Berapa juamlah anak
b)        Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c)         Metode apa yang di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlsh anggota keluarga
5)        Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a)         Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b)        Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga
f.         Stress dan Koping keluarga
1)        Stresor jangka pendek dan panjang
a)         Stresor jangka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
b)        Stresor jangka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 Bulan
2)        Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor, hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi /stressor
3)        Strategi koping yang di gunakan, strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
g.        Pemeriksaan Fisik, pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik klinik.
h.        Harapan Keluarga, pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap masalah kesehatan keluarga dan terhadap petugas kesehatan yang ada.
b.         DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga yang dikembangkan adalah diagnosis tunggal yang hampir serupa dengan diagnosis keperwatan sakit. Diagnosis keperawatan keluarga terdiri dari tiga komponen yaitu masalah, etiologi, serta tanda dan gejala. Etiologi untuk diagnosis keperawatan keluarga adalah salah satu dari lima tugas keluarga yang paling dominan menmyebabkan masalah keperawatan tersebut. Diagnosis keperawatan keluarga dapat bersifat potensial, risiko, atau aktual.
a.          Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan) Diagnosis gangguan, digunakan bila sudah timbul gangguan/masalah kesehatan di keluarga, didukung dengan adanya beberapa data maladaptif. Perrumusan diagnosis keperawatan keluarga nyata/gangguan, terdiri dari problem(P), etiologi(E) dan symptom/sign(S).
b.         Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)
Diagnosis ancaman, digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga risiko, terdiri dari problem (P), etiologi(E) dan symptom/sign (S). Misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
c.          Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat di tingkatkan. Belum ada data maladaptif perumusan diagnosis keperawatan keluarga potensial terdiri dari komponen problem (P) saja atau problem dan symtom tanpa komponen etiologi (E).
c.         Penilaian(skoring) diagnosa keperawatan
Skoring dilakukan perawat apabila diagnosa keperawatan yang dirumuskan lebih dari satu dengan menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978), dengan ketentuan sebagai berikut :
a.        Tentukan skorenya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b.        Selanjutnya skore yang diperoleh dibagi skore tertinggi dan kemudian dikalikan dengan bobot
c.        Jumlahkan skore untuk semua kriteria (skore maximal adalah 5)
Berikut ini, scoring diagnosa keperawatan keluarga


No.
Kriteria
Score
Bobot
1.
Sifat masalah
Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera

3
2
1
1
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah
Sebagian
Tidak dapat

2
1
0
2
3.
Potensial masalah untuk dicegah
Tinggi
Cukup
Rendah

3
2
1
1
4.
Menonjolnya masalah
Masalah berat harus segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan

2
1
0
1

d.        Prioritasmasalah
Penyusunan  prioritas  diagnosa  keperawatan didasarkan  pada  diagnosa keperawatan yang mempunyai skore tertinggi dan disusun berurutan sampai ke skore terendah. Namun, perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera. Penentuan prioritas sesuai kriteria skala dengan pertimbangan pembenaran yang beralasan seperti berikut ini :
a.      Sifat masalah, prioritas masalah utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari anggota keluarga.
b.      Kemungkinan masalah dapat diubah
c.      Potensial masalah untuk dicegah
d.     Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.
e.         Intervensi
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga (family nursing care) dalam bentuk perencanaan keperawatan keluarga (family care plan). Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan yang bertujuan :
a.         Menstimulus kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan.
b.        Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
c.         Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit
d.        Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga
e.         Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya
Hal yang penting diperhatikan perawat dalam menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga yaitu :
a.        Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi keluarga
b.        Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi panca indera perawat dengan objektif
c.        Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi
f.          Implementasi
Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara terintegrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. Peran perawat yang dilaksanakan dalam tahap implementasi ini adalah sebagai koordinator. Namun, bila keluarga tidak mampu atau tidak memungkinkan, perawat juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana asuhan keperawatan.
Perlu diperhatikan bahwa pada tahap implementasi perawat perlu melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosa keperawatan) meliputi kapan dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapat informasi (sasaran langsung implementasi) dan peralatan yang perlu disiapkan keluarga (bila perlu). Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis saat pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan.
Langkah lebih lanjut adalah pelaksanaan implementasi sesuai dengan rencana dengan didahului perawat mengingatkan keluarga bahwa akan dilakukan implementasi sesuai kontrak sebelumnya. Dan implementasi keperawatan sebaiknya dapat dilakukan oleh klien atau keluarga dengan bantuan minimal dari perawat atau anggota tim kesehatan lainnya.
g.         Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila evaluasi tidak berhasil atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya dengan pengertian Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning/perencanaan selanjutnya. Pada tahap ini ada 2 (dua) evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat meliputi:
a.         Evaluasi formatif/respons, bertujuan untuk menilai hasil implementasi secadra bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kontrak pelaksanaan
b.        Evaluasi sumatif/hasil akhir, bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan, apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan


DAFTAR PUSTAKA

http ://independent.academia.edu/RossytaDessy
Suprajitno.2004. Asuhan Keperawatan keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta. EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN PENDAHULUAN SYOK

  LAPORAN PENDAHULUAN SYOK       Diajukan untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners angkatan XV DepartemenGawatDarurat&Kri...