LAPORAN PENDAHULUAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Departemen Keperawatan Komunitas Keluarga dan
Gerontik
Program Profesi Ners A.XV
![Description: Description: logo STIKes.jpg](file:///C:/Users/HPF4D9~1.DES/AppData/Local/Temp/OICE_49989C23-37BD-4165-AF92-611F616EB571.0/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Disusun
Oleh :
RISNAWATI,
S.Kep
NIM
: 4012200021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA
PUTERABANJAR
PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding
Wetan No. 33
Kota Banjar
Tlp (0265) 741100 Fax (0265)
744043
LAPORAN
PENDAHULUAN
EPIDEMIOLOGI
DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengertian, Definisi, Peranan dan Ruang Lingkup Epidemiologi
1. Pengertian
Epidemilogi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu),
dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan masyarakat.
2. Definisi
Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa
diantaranya :
a.
W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan
pencegahan penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya,
masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan
juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa,
kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi
menjadi lebih berkembang.
b.
Mausner dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit
dan kecelakaan pada populasi manusia.
c.
Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang
keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu
dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.
d.
Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang
mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya
penyakit pada manusia.
e.
Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya
distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga
determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
f.
W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan
tempat.
g.
Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3
komponen penting yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut :
a.
Frekuensi masalah kesehatan
b.
Penyebaran masalah kesehatan
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah
kesehatan.
3. Peranan
Dari kemampuan epidemiologi untuk
mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan
mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai
peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
a.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat.
b.
Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan
kesehatan dan mengambil keputusan.
c.
Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan
yang sedang atau telah dilakukan.
d.
Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan
suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
e.
Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk
menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
4. Ruang lingkup
a.
Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek
epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar
mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga mencakup
masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah
keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan,
pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek
epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
b.
Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam
mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil pengkajian
terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga
berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui
penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
c.
Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui
banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan
cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang
terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan
yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya
masalah kesehatan.
5. Natural history of deseases
Riwayat alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam
5 tahap :
1.
Pre Patogenesis
Tahap ini telah terjadi interaksi
antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini terjadi di luar
tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum
masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-tanda
penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak penyakit.
Keadaan ini disebut sehat.
2.
Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)
Pada tahap ini biit penyakit masuk
ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap
penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat
menahun misalnya kanker paru, AIDS dll.
3.
Tahap penyakit dini
Tahap ini mulai dihitung dari
munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini penjamu sudah jatuh sakit
tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Bila
penyakit segera diobati, mungkin bisa sembuh, tetapi jika tidak, bisa bertambah
parah. Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri, seperti gizi,
istirahat dan perawatan yang baik di rumah (self care).
4.
Tahap penyakit lanjut
Bila penyakit penjamu bertambah parah,
karena tidak diobati/tidak tertur/tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang
diberikan pada penyakit dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu
terlihat tak berdaya dan tak sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu
memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif.
5.
Tahap penyakit akhir
Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan
:
a.
Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu
kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya/bebeas dari penyakit)
b.
Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu berakhir/bebas
dari penyakit, tapi kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat (fisik,
mental maupun sosial) dan sangat tergantung dari serangan penyakit terhadap
organ-organ tubuh penjamu.
c.
Karier : pada karier perjalanan penyakit seolah terhenti,
karena gejala penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu masih
terdapat bibit penyakit, yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu
menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan penjamu
sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain/masyarakat, karena dapat
menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir)
d.
Kronis ; pada tahap ini perjalanan penyakit tampak
terhenti, tapi gejala-gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak
bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam
keadaan sakit.
e.
Meninggal ; Apabila keadaan penyakit bertambah parah
dan tak dapat diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena
penjamu meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.
6. Upaya pencegahan dan ukuran frekuensi penyakit.
Dalam
kesehatan masyarakat ada 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit menurut Leavell
and Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan point 3,4,5
dilakukan pada masa sakit.
1.
Peningkatan kesehatan (health promotion)
a.
Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun
kuantitas)
b.
Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah.
c.
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk
kalangan menengah ke atas di negara berkembang terhadap resiko jantung koroner.
d.
Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.
e.
Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental
dan sosial.
f.
Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang
bertanggung jawab.
2.
Perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection)
a.
Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk
mencegah penyakit
b.
Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misal
yang terkena flu burung.
c.
Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum
maupun tempat kerja.
d.
Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat
karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.
e.
Pengendalian sumber-sumber pencemaran.
3.
Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang
cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)
a.
Mencari kasus sedini mungkin.
b.
Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan
pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.
c.
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan
penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya
timbul dapat segera diberikan pengobatan.
d.
Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap
penderita.
e.
Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan
kasus.
4.
Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
a.
Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita
sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b.
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c.
Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk
dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
5.
Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
a.
Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan
mengikutsertakan masyarakat.
b.
Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan.
c.
Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga
setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap
dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
Beaglehole
(WHO, 1993) membagi upaya pencegahan menjadi 3 bagian : primordial prevention
(pencegahan awal) yaitu pada pre patogenesis, primary prevention (pencegahan
pertama) yaitu health promotion dan general and specific protection , secondary
prevention (pencegahan tingkat kedua) yaitu early diagnosis and prompt
treatment dan tertiary prevention (pencegahan tingkat ketiga) yaitu dissability
limitation.
Ukuran
frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat
pada kelompok manusia/masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah
penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit.
Untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok
orang/masyarakat dilakukan langkah-langkah :
1.
Menemukan masalah kesehatan, melalui cara : penderita
yang datang ke puskesmas, laporan dari masyarakat yang datang ke puskesmas.
2.
Research/survei kesehatan. Misal : Survei Kesehatan
Rumah Tangga
3.
Studi kasus. Misal : kasus penyakit pasca bencana tsunami.
7. Penelitian epidemiologi
Secara
sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut
:
1.
Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional
Study/studi potong lintang/studi prevalensi atau survei.
2.
Epidemiologi analitik : terdiri dari :
a.
Non eksperimental :
1)
Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal /
prospektif studi. Kohort diartiakan sebagai sekelompok orang. Tujuan studi
mencari akibat (penyakitnya).
2)
Studi kasus kontrol/case control study/studi
retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit.
3)
Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi
sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris faktor resiko atau
karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat. Misalnya, polusi
udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.
b.
Eksperimental. Dimana penelitian dapat melakukan
manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan cause and effect
relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap
penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi
eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
1)
Clinical Trial. Contoh :
a) Pemberian
obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah
terjadinya stroke.
b) Pemberian
Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum.
2)
Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida
pada air minum.
8. Epidemiologi keperawatan
Dalam ilmu keperawatan dikenal
istilah community health nursing (CHN) atau keperawatan kesehatan masyarakat,
dimana ilmu pengetahuan epidemiologi digunakan CHN sebagai alat meneliti dan
mengobservasi pada pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi
literatur riset epidemiologi. Metode epidemiologi sebagai standard kesehatan,
disajikan sebagai alat untuk memperkirakan kebutuhan masyarakat.
Monitoring perubahan status
kesehatan masyarakat dan evaluasi pengaruh program pencegahan penyakit, dan peningkatan
kesehatan. Riset/studi epidemiologi memunculkan badan pengetahuan (body of
knowledge) termasuk riwayat asal penyakit, pola terjadinya penyakit, dan
faktor-faktor resiko tinggi terjadinya penyakit, sebagai informasi awal untuk
CHN.
Pengetahuan ini memberi kerangka
acuan untuk perencanaan dan evaluasi program intervensi masyarakat, mendeteksi
segera dan pengobatan penyakit, serta meminimalkan kecacatan. Program utama
pencegahan difokuskan pada menjaga jarak perantara penyakit dari host/tuan rumah
yang rentan, pengurangan kelangsungan hidup agent, penambahan resistensi host
dan mengubah kejadian hubungan host, agent, dan lingkungan. Kedua, program
mengurangi resiko dan screening, ketiga : strategi mencegah pada pribadi
perawat dengan body of knowlwdge yang berasal dari riset epidemiologi, sebagai
dasar untuk pengkajian individu dan kebutuhan kesehatan keluarga dan intervensi
perencanaan perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto,eko.2002. Pengantarepidemiologiedisi 2. Jakarta
Bustan, M, N. 2006. Pengantarepidemiologiedisirevisi. Jakarta: PT.
RinekaCipta
Effendy,
Nasrul. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2. Jakarta : EGC,
1998.
Leavel, H.R
and Clark, E.G. Preventive Medicine for the Doctor in His Community, 3th
Edition, Mc Graw-Hill Inc, New York, 1965.
Beaglehole,
R. R. Bonita, T. Kjellstrom. Basic Epidemiology, WHO, Geneva, 1993.
Stanhope and
Lancaster. Community Health Nursing ; Process and practise for Promoting
Health, Mosby Company St. Louis, USA, 1989.
Chandra,
Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta ; EGC, 1996.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar